15] Kecebong

1.1K 139 16
                                    


Jangan lupa tekan bintang dan tulis komentar!
__________

By the way, masih pada bingung sama alurnya 'kah? Wah, wah!
________________

Oke lah, cus langsung baca!

•°•°•°•

Ruang tamu yang begitu luas menjadi tempat yang tidak Devon sukai. Pasalnya, Saka terus saja mengajak Dhira berbicara dan bermain. Anak kecil yang memiliki gingsul itu sesekali mendorongnya, saat dirinya ingin mengajak Dhira berbicara.

"Kakak cantik, gambar Saka bagus, nggak?" tanya Saka sembari memperlihatkan hasil karyanya. Anak itu menggambar rumah dan dua pohon. Tidak begitu bagus, namun dimaklumi karena masih anak-anak.

Dhira mengangguk seraya mengulas senyum manis. "Bagus banget. Saka pinter deh gambarnya." pujinya yang membuat Saka tersenyum lebar.

Berbeda dengan Devon. Laki-laki itu justru mendengus kesal dengan tangan bersedekap didepan dada. "Jelek gitu, dibilang bagus!"

"Mas Devon jelek, Diem!" sembur Saka dengan tatapan sengit. Anak itu berlari kencang menuju kamarnya. Kemudian kembali ke ruang tamu bersama hewan kecil yang ada dalam genggamannya.

"Kalau Mas Devon gangguin Saka lagi, nanti Saka nakut-nakutin pake ini loh," ujar Saka sembari memperlihatkan hewan kecil ditangannya.

Hal tersebut sukses membuat Devon membulatkan matanya. Itu hewan yang sangat dirinya benci. "JANCOK! ITU CALON BAYI LO DAPET DARIMANA, HAH?!" teriaknya histeris.

"Itu kecebong, Dev. Bukan calon bayi." lontar Dhira yang menghampiri Saka. Lalu, dirinya berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak kecil itu. "Saka, hewan lucu ini kamu ambil dimana, hm?"

"Di kam—" ucapan Saka seketika terhenti saat Devon berteriak keras.

"BUANG! CEPET BUANG!" Devon naik ke atas lemari yang tidak begitu tinggi dengan raut wajah ketakutan. Dirinya menunjuk kecebong yang ada ditangan Saka dengan tatapan sengit. "Buang. Itu nggak lucu sama sekali. Buang cepet!" perintahnya mutlak.

"Tapi, kecebong ini lucu. Saka suka," lirih Saka dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Anak itu memeluk kecebong dengan erat. Seolah-olah takut kehilangan.

Mendengar itu, sontak membuat Devon berdecak sebal. "Buang. Mas Devon bisa beliin kamu ikan paus. Tapi, calon bayi itu harus dibuang!" katanya membuat tawaran kepada Saka.

Namun, Saka menggeleng cepat. Air matanya meluruh tanpa aba-aba. Anak itu menangis yang berhasil membuat Dhira kelimpungan. "Nggak mau. Saka cuma mau kecebong. Bukan ikan paus. Pokoknya Saka nggak mau buang kecebong ini!" tolaknya mentah-mentah.

"Buang, bocah!" perintah Devon tegas.

"Enggak mau!" balas Saka tidak mau kalah. Anak itu semakin menangis sembari memeluk Dhira yang berjongkok di hadapannya. Kepalanya yang terasa pusing akibat menangis dia sembunyikan di ceruk leher Dhira.

Sementara itu, Dhira yang merasa kasihan langsung mengusap-usap punggung Saka berniat untuk menenangkannya. Namun, raut wajahnya terlihat seperti menahan amarah. "Devon!"

"Ra, gue takut banget sama calon bayi." ucap Devon dengan wajah memelas. Laki-laki itu mengerucutkan bibirnya agar Dhira luluh. Dan meminta agar Saka membuang kecebong itu.

831 Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang