12] The real villain

1.2K 175 44
                                    

Berikan vote dan komentar sebelum membaca.
Terimakasih
_________

By the way, akan ada plot twist yang menarik di part mendatang. Dan, mungkin, beberapa peran penting akan gugur. Tapi, masih lama kayaknya. Ini juga baru permulaan, hehe.
_____________

Oke lah, happy reading ✨

•°•°•°•

"ALOIS! KELUAR KAMU!" teriak Bajra dengan pakaian serba hitam. Pria yang membawa pisau di genggamannya itu masuk ke dalam salah satu kamar dengan pintu terbuka. Memperlihatkan seseorang yang dia cari.

Alois sendiri tidak terlalu mempedulikan keberadaan Bajra. Karena dia tau, pria itu datang hanya untuk memarahinya lantaran dirinya menghukum Nayaka sampai tidak sadarkan diri. Padahal, itu sudah biasa untuknya. Bajra juga tau hubungannya dengan Nayaka tidak begitu baik. Jadi, tidak perlu marah-marah seperti saat ini.

"Kenapa?" tanya Alois dengan salah satu alis terangkat. Dia menaikkan kedua kakinya di atas meja seraya tersenyum miring. "Tidak terima karena saya sudah membuat keponakan tersayang kamu itu terluka? Begitukah?"

Bajra menggeram kesal mendengar ucapan Alois. Nayaka adalah keponakannya yang sangat dia sayangi. Tentu saja dirinya tidak terima saat tau Nayaka dalam keadaan kritis yang disebabkan oleh ayahnya sendiri. "Nayaka tidak bersalah. Kamu saja yang terlalu memanjakan Aarav. Dia itu putramu, Alois. Kamu tidak seharusnya menghukum Nayaka dengan kejam. Dasar penjahat!" makinya diakhir kalimat.

"Penjahat, hm?" Alois terkekeh sinis. Kemudian menghampiri Bajra seraya bersedekap didepan dada. Pria itu berhenti di hadapan Bajra dengan jarak satu meter. "Menelantarkan anak kandungnya sendiri. Mengonsumsi narboka. Kabur dari penjara. Dan berakhir menjadi buronan polisi. Apakah itu masih belum bisa disebut sebagai penjahat, Tuan Bajra Adirajasa?" tanyanya menantang.

Bajra berdecak lirih. Pria didepannya sangat pintar bersilat lidah. Namun, perkataan Alois tidak salah. Dirinya memang buronan polisi. Karena itulah, Bajra selalu berhati-hati saat keluar rumah. Jika tidak, polisi akan menangkapnya. Dan membawanya kembali masuk ke dalam jeruji besi.

"Saya juga masih ingat, saat kamu memberikan foto palsu kepada Nayaka agar dia membenci seorang gadis yang merupakan anak kandung kamu sendiri. Andhira Paramitha. Dia anak kandung kamu dengan Sonya 'kan?" Alois tersenyum smirk kala melihat tubuh Bajra menegang setelah mendengar ucapannya.

Detik berikutnya, Alois tertawa kecil lantaran Bajra tidak lagi bersuara. Pria paruh baya itu justru keluar dari kamarnya dengan rahang mengeras. Kedua tangannya pun terlihat mengepal kuat, seolah tidak peduli pada pisau yang menyayat telapak tangannya. Alois tau pria yang menjadi adik iparnya itu sangat membenci Dhira. Banyak sekali rahasia yang disembunyikan Bajra dari keluarga Aranantha. Entah kapan rahasia itu akan terbongkar.

Namun, satu hal yang pasti. Bajra akan mati di tangan anaknya sendiri. Atau mungkin, orang terdekatnya?

•°•°•°•

Rumah kaca yang dipenuhi bunga lavender didalamnya membuat Devon berdecak kagum. Dinding-dinding kaca yang dihiasi dengan mutiara warna-warni berhasil menjadikan rumah kaca itu semakin indah. Devon tidak menyangka kalau Dhira pintar mendekorasi rumah dengan sangat indah dan rapi.

"Gila, gila!" Devon menggeleng-gelengkan kepalanya lantaran tidak percaya. Namun, dirinya terus berdecak kagum sebab dekorasinya sangatlah istimewa. "Lo bener-bener hebat, Ra. Gue nggak nyangka kalau lo termasuk manusia yang suka berkreativitas. Gue akui, lo cukup pintar. Dan cantik, tentunya." puji Devon dengan senyuman lebar.

831 Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang