18] Kabar duka

811 112 30
                                    


Jangan lupa tekan bintang dan tulis komentar!
____________

Oh iya, menurut kalian, dari part awal sampai part 18 ini, sudah bisa ditebak konfliknya belum? Atau, kalian sudah bisa menebak alur ceritanya?
________________

Okelah, happy reading ✨

•°•°•°•

Kelas sebelas IPS 1 begitu ramai lantaran para guru sedang mengadakan rapat. Banyak siswa-siswi yang menyukai jam kosong. Berbeda dengan Dhira, gadis itu justru berdecak sebal lantaran merasa bosan. Dia tidak suka dengan kebisingan.

Namun, dirinya termasuk manusia cerewet jika sudah bersama teman sefrekuensi. Dhira menghela napas panjang. Tempat duduknya berada di paling belakang. Tentu saja, itu membuatnya semakin kesal. Ditambah, Chiara yang berjalan ke arahnya dengan tatapan sinis.

"Hai, cupu!" sapa Chiara seraya melambaikan tangannya.

Dhira memutar bola matanya malas. "Hai juga, pecundang!" balasnya tak mau kalah.

"Gue denger, lo tinggal satu atap sama cowok. Itu bener?" tanya Chiara dengan senyuman penuh arti.

Terdapat ide cemerlang di otaknya untuk mempermalukan Dhira. Chiara yakin semua orang akan membenci Dhira setelah mendengar fakta bahwa gadis itu tinggal satu atap dengan laki-laki yang tidak memiliki hubungan sah dengannya.

"Kalau iya, kenapa? Lo nggak suka?" Dhira mendecih lirih. Dirinya sudah bisa menebak kalau Chiara menanyakan hal itu padanya karena memiliki maksud lain.

Chiara berdeham pelan. Kemudian bertopang dagu dengan tatapan tidak percaya. "Wah, lo bener-bener gila, ya? Lo tinggal satu atap sama cowok? Lo nggak takut hamil di luar nikah? Nggak takut dimusuhin sama semua orang?" selorohnya. Mencoba memancing emosi Dhira dengan ucapannya.

"Kenapa harus takut?" Dhira tersenyum miring. Dia bangkit dari duduknya. Kemudian berdiri di hadapan Chiara dengan dagu terangkat ke atas. Seolah-olah sedang menantang gadis itu. "Dimusuhin ataupun enggak, itu bukan urusan gue. Kalau emang orang-orang benci sama gue, ya, terserah. Gue nggak peduli. Yang jalanin hidup gue, ya,  gue sendiri. Jadi, gue nggak perlu takut." tegasnya seraya bersedekap didepan dada.

Chiara terkekeh sinis. "Sok jagoan lo!"

"Gue emang jagoan. Kenapa? Lo nantangin gue?" geram Dhira dengan tatapan tajam. Tangannya terkepal kuat. Matanya seketika berubah menjadi warna biru laut. Hal tersebut sukses membuat Chiara terkejut.

"Warna mata lo be—" ucapan Chiara langsung terhenti saat Dhira menendang kuat perutnya.

BUGH!

"Shit!" umpat Chiara disela-sela ringisannya. Tendangan Dhira begitu kencang yang membuat tubuhnya terpental ke belakang hingga menabrak dinding.

Semua orang yang berada di kelas sontak berteriak histeris. Ketua kelas yang duduk di kursi guru segera beranjak untuk memisahkan Dhira yang mencoba melayangkan pukulan pada Chiara. Namun, usahanya sia-sia. Dhira justru semakin memukuli Chiara dengan membabi buta.

"BERHENTI!" perintah Pak Harto dengan nada tinggi. Pria paruh baya itu mengembuskan napas kasar sembari menarik tangan Dhira agar ikut dengannya.

831 Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang