6] Romantic

1.7K 207 14
                                    

Berikan vote dan komentar sebelum membaca. Tolong dibiasakan!
______

Happy reading ✨

•°•°•°•

Mobil mewah dengan warna hitam itu memasuki gerbang sekolah. Banyak sekali siswa-siswi yang memandang mobil itu dengan kagum. Sementara yang duduk santai di dalam mobil hanya bisa menguap dengan ekspresi malas. Sudah biasa menjadi artis dadakan karena kekayaan yang melimpah.

"Seleb baru nih, Bos. Senggol dong!" Dhira terkekeh geli. Tangannya menepuk-nepuk pipi Gulzar yang sedang tidur dengan bersandar di bahunya. "Bangun, kerbau bau!"

"Eunghh..." erang Gulzar sembari meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Mata laki-laki itu terbuka sedikit demi sedikit sebelum akhirnya menatap Dhira dengan senyuman manis. "Pagi, sayangku."

Seketika ekspresi Dhira berubah drastis. Matanya menatap sinis ke arah Gulzar dengan perasaan kesal. "Mata lo ijo! Sekarang siang, bukan pagi! Dasar bego!" sarkasnya.

"WHAT THE FUCK!" umpat Gulzar dengan mata melotot lebar. Tubuhnya menegang kala melihat matahari sudah menyinari separuh bumi dengan cahayanya yang terasa panas. "BAH, GUE TIDUR BERAPA JAM, ANJING?"

Bugh!

"Setan!" Gulzar refleks memegang dadanya lantaran terkejut saat Dhira menepuk bahunya dengan keras. Mata gadis itu sangat tajam sampai membuatnya takut. "Maaf," lirihnya.

"Turun lo!" ketus Dhira sembari membuka pintu mobil. Dia menarik lengan Gulzar agar ikut bersamanya. Laki-laki itu memang suka sekali membuatnya kesal. Siang-siang dibuat marah itu tidak enak.

"Disuruh ayang dulu, baru mau turun." cibir Devon dengan wajah julid. Laki-laki itu menggoda Gulzar yang masih digandeng oleh Dhira dengan sangat romantis.

Mendengar itu, Gulzar langsung melayangkan tatapan permusuhan kearah Devon. "IRI BILANG AJA!" teriaknya emosi.

"Dih, iri kok sama manusia yang suka manipulasi orang lain." Nayaka tersenyum miring. Kedua tangannya masuk kedalam saku celana yang membuatnya terlihat keren.

Gulzar menggeram kesal. Namun, itu tidak berlangsung lama saat dirinya melihat ekspresi kebingungan di wajah Dhira. Sepertinya gadis itu tidak mengerti dengan kata manipulasi. Ataupun sejenisnya.

"Ra, mereka nakal... hikss," rengek Gulzar seraya menggoyang-goyangkan tangan Dhira yang berada dalam genggamannya. Laki-laki itu melirik kearah para sahabatnya yang menatapnya dengan sengit.

Dhira mengedipkan matanya beberapa kali. Mulutnya terbuka sedikit lantaran tidak mengerti dengan situasi disekitarnya. Gadis itu menatap Gulzar yang menangis di sampingnya. Kemudian menepuk-nepuk kepala Gulzar dengan sangat lembut. "Jangan nangis. Nggak malu sama otot lo?"

"HUAAAAAAAAAA... DHIRA NAKAL," Gulzar duduk di tanah sembari memeluk kaki Dhira dengan air mata yang mengucur deras. Tangisan laki-laki itu semakin keras sampai membuat Dhira mendesah frustrasi.

Gulzar mendongakkan kepalanya. "Tenggorokan Uzaa atit," adunya dengan bibir mengerucut lucu. Pipi laki-laki itu sembab lantaran menangis terlalu lama.

Sementara itu, Dhira bingung karena orang-orang mulai mengerumuni dirinya dengan Gulzar yang masih duduk santai di tanah. Sementara Nayaka dan yang lainnya sudah kembali ke kelas tanpa memperdulikan drama yang dibuat Gulzar untuk menarik perhatiannya.

"Berdiri." titah Dhira dengan ekspresi datar.

Tetapi, itu tidak membuat Gulzar menuruti perintahnya. Laki-laki itu justru terlentang di tanah dengan air mata yang kembali menetes. "Ndak mau... hikss,"

831 Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang