1 bulan berlalu sejak tahu pria yang disukainya tak lagi sendiri.
1 bulan membuat Baekhyun berpikir.
Haruskah ia menyerah?
Atau bertahan?
Baekhyun sudah tahu bagaimana akhirnya.
Namun melupakan Chanyeol, sama saja seperti memindahkan matahari. Sulit.
Padahal 1 bulan Baekhyun tak lagi melakukan kegiatan rutin nya.
Bahkan disaat Luhan memaksa sekalipun, Baekhyun tak mau.
Ia hanya ingin menyadarkan dirinya.
Bahwa tidak boleh bila harus menginginkan milik orang lain.
Hah!
Setidaknya prinsip hidup itu masih ia pegang hingga kemarin.
Namun seperti nya Baekhyun hanya mampu mempertahankan prinsip itu hingga kemarin.
Hari ini?
Well, Baekhyun rasa ia tak lagi peduli.
Ia sudah memikirkan hal ini dengan matang.
Persetan.
Hanya biarkan kali ini Baekhyun menabrak batasan dirinya.
Baekhyun ingin menjadi egois kali ini.
Baekhyun tak mau melepas. Maka dari itu ia harus merampas.
Ampuni aku Tuhan!
------------------
Pagi itu di kediaman keluarga Byun.
Tuan Dan nyonya Byun serta sang putri tengah sarapan.
Di tengah acara makan pagi,
Sang sekretaris perusahaan datang, menginterupsi.
Hal itu dikarenakan Tuan Byun baru saja pulang dari perjalanan bisnis Eropa nya.
Butuh mengistirahatkan diri.
Mengingat usianya bukan seorang muda lagi.
Sekertaris perusahaan, rangkap orang kepercayaan tuan Byun itu datang untuk menyerahkan beberapa berkas yang harus ditandatangani.
Tuan Byun meminta sekertaris nya untuk ikut menikmati jamuan sarapan pagi itu.
"Apa saja jadwalku seminggu kedepan sekertaris Lee?"
Sekertaris Lee yang ditanyapun menjabarkan beberapa jadwal sang atasan.
Baekhyun yang sudah lebih dulu menyelesaikan sarapan paginya, pamit undur diri untuk kembali ke kamarnya.
Ia bersiap diri memoles wajah polos nya itu dengan riasan tipis yang tampak membuat wajahnya lebih fresh.
Setelahnya berjalan ke arah Walk In Closet milik nya, memadu padan kan outfit apa yang akan dia kenakan hari ini.