Malam itu dengan mengendap.
Chanyeol kembali memasuki kamar kekasih mungilnya.
Dilihat wanitanya itu tengah tertidur membelakangi.
Dengan perlahan ia naik ke atas kasur itu, lengan kekarnya ia bawa tuk melingkari pinggang ramping sang kekasih.
"Kau dari mana saja sayang?" Tanya nya.
Seolah tau dari mana jika Baekhyun pun belum tidur. Sedari tadi kantuk nya belum menghampiri.
"Aku hanya berkeliling Manchester" jawab nya seadanya.
"Selama 2 minggu?"
"Em! selama 2 minggu"
"Kenapa tak bilang padaku?" Tanya Chanyeol. Dengan kepalanya yang ia taruh di perpotongan leher jenjang kekasih nya itu.
"Lalu kau akan menyusul ku dan berakhir meninggalkan Wendy?" Tebak Baekhyun.
"Aku hanya sedang ingin sendiri, Yeol"
"Maafkan aku sayang karena telah abai dengan mu" sesal pria itu. Sungguh ia menyesal
"Tak perlu. Harusnya aku yang meminta maaf karena aku telah menempatkan mu di posisi yang sulit"
"Maaf karena aku harus hadir di antara kalian, hiks" isaknya.
Entah mengapa malam itu,
Baekhyun tak dapat menahan lagi kesedihan yang saat ini ia rasa.
Untuk pertama kali, Chanyeol mendengar isakan si mungil.
"Maaf karena aku tak pernah bisa untuk melupakan mu, Chanyeol. Maaf karena aku yang terus berharap padamu."
"Aku sungguh minta maaf" sesal si mungil.
Isak tangis wanita nya itu semakin terdengar piluh.
Malam itu, ia mengeluarkan segala yang ia rasa. Termasuk cinta sepihak yang selama ini disimpannya rapat rapat.
Chanyeol yang mendengar itu, tak dapat berkata kata.
Tanpa diri dan akal sehat nya sadari. Ia sudah teramat banyak sekali membuat luka hati wanitanya.
Chanyeol tanpa sadar ikut larut dalam kesedihan yang saat ini tengah tersalur.
Seperti ada koneksi yang menghubungkan keduanya.
Malam itu, keduanya sama sama menangis. Meluapkan segala emosi dan maaf yang tak terukur.
Pagi itu si mungil Byun telah bangun lebih dulu, saat matahari bahkan belum naik menduduki takhta nya.
Dirinya terbangun setelah semalaman saling mendekap dan mengaku, dirinya mengikat rambut keatas ala, Messy bun.
Sebelum turun dari kasur, ia sempatkan untuk mengecup singkat belah bibir pulm yang masih mengeluarkan dengkuran halus itu.
Dirinya turun ke bawah, untuk berkutat di dapurnya.
Memasak hidangan untuk dapat di santap oleh mereka bertiga.
Setengah jam berapa lalu,
Bayi besar itu terbangun dan tak menemukan si mungil di sampingnya.
Ia tanpa sadar memanggil Baekhyun.
"Sayang" panggil nya di tiap sudut ruangan kamar itu.
Dirinya bergegas turun, mencari di sudut ruangan lain.
Dirinya tenang saat mendengar suara bising pada dapur mereka.
Saat melihat sosok mungil itu berkutat dengan perlengkapan dapur.