15

407 70 4
                                    

"yoongi!" seru jihyo

Saat melihat pemuda tinggi berwajah tampan ini dengan senyum menawan.

Ahhh rasanya jihyo ingin menjerit, demi apa? Artis ini ada di hadapannya lagi.

"Hai," sapa yoongi melambaikan tangan ke arah jihyo

Suara menahan napas terdengar dari jihyo. Ya tuhan idola ini menyapanya. Sebagai orang biasa wajar saja jihyo berbangga hati bertemu seorang artis. Ya ampun, norak sekali dia.

"Apa aku boleh masuk?" tanya yoongi dengan lembut membuatnya tersentak.

Astaga biasa saja jihyo, decaknya dalam hati.

"Ya ampun, maaf Silakan masuk," ucap jihyo dengan cengiran.

Uhg, dia terlalu menikmati wajah tampan itu. Jihyo lalu menggeser tubuhnya memberi jalan untuk yoongi.

Artis idola ini pun masuk ke dalam rumah. Netra mata yoongi meneliti rumah sepupunya ini. Cukup sederhana untuk ukuran keluarga Williams seharusnya david tinggal di mansion mewah, sepertinya.

Namun yoongi tahu sepupunya yang dingin ini tak suka dengan kemewahan. Dia suka dengan kesendirian, tidak suka di kawal, bahkan pelayan pun tak di izinkan menginap di rumahnya, dia sangat tertutup, tak memiliki satu teman pun, dia hanya ingin sendiri.

"Ayo, david ada di ruang makan." jihyo lalu berjalan lebih dulu, menggiring yoongi untuk ikut bersamanya.

David yang masih berada di ruang makan mengarahkan pandangannya ke arah jihyo yang masuk bersama seorang pemuda.

Alis david mengernyit, heran.

"Hai david!" sapa yoongi lebih dulu.

"yoongi!" balas david merasa aneh mengapa sepupunya ini datang ke rumahnya.

"Ayo duduk kebetulan kami sedang makan malam," ajak jihyo penuh keceriaan. Heboh sekali dia.

Yoongi pun duduk bergabung di meja makan.

"Mau apa kau kemari?" tanya david dengan wajah datar, tak ada keramahan yang di perlihatkan dari david untuk sepupunya.

Hubungan david dengan sepupunya itu memang sama sekali tak akrab. David selalu bersikap dingin dan menjaga jarak pada siapa pun.

Jihyo lalu duduk di samping yoongi masih tak percaya dia bisa sedekat ini dengan seorang artis.

Yoongi pun mengeluarkan sebuah ponsel berwarna putih.

"Aku kemari untuk mengantarkan ponselnya, kemarin tertinggal di mansion," ujar yoongi mengulurkan benda pipih itu pada jihyo

Jihyo tercengang dengan apa yang ia lihat. Ponselnya kini berada di hadapannya.

"Wah ponselku kembali," seru jihyo kini menatap benda persegi yang ada di tangannya.

"Terima kasih yoongi, aku jadi tidak perlu membeli yang baru," tambah jihyo

Uhg, keuangannya selamat, soraknya di dalam hati. Yoongi penyelamat kantongnya.

"Seharusnya kau tidak perlu repot-repot kemari mengembalikannya. Aku bisa membelikannya yang baru!" ujar david dengan nada datar masih menyantap makanannya.

"Tidak apa-apa." yoongi mengulas senyum.

Mendengar ucapan david, jihyo mencebikkan bibirnya ke arah pemuda jutek itu. Apa dia bilang, dasar tidak tahu terima kasih.

"Terima kasih yoongi," ucap jihyo sekali lagi dengan senyum lebar.

"Itu bukan masalah besar. Oh, iya. Kalau adegan di negaramu, setelah mengembalikan barang orang selanjutnya bagaimana?" tanya yoongi masih membahas adegan seperti awal pertemuannya dengan jihyo

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang