51

568 78 14
                                    

"Hei lepaskan aku! Aku sedang tidak ingin berjoget," pekik david putus asa kini tubuhnya telah terhuyung terseret oleh dua perempuan yang sedang menarik lengannya kuat menuju ke panggung. Dia terlihat bak anak kecil yang di seret oleh ibunya untuk ke sekolah.

Ya ampun, david rasanya ingin gila, dia sedang menjalankan rencana bersama dengan erlan. Dan dua sahabatnya ini malah menyuruhnya untuk bergoyang bersama.

"Ayo tzuyu kau harus nyawer," seru sana semakin menarik tangan david untuk ikut bersamanya.

"Aku tidak bisa. Aku harus melakukan sesuatu," balas david arah pandangannya menatap ke arah di mana dia melakukan kesepakatan pada bocah kecil itu untuk membawa jihyo padanya. Namun apa yang terjadi dua sahabat gilanya ini malah menyeretnya ke panggung.

"Sesuatu apa?" tanya mina.

"Jangan bilang kau tidak punya uang," tebak sana

Tarikan tangan itu pun terhenti mereka menatap david lekat.

David memutar bola mata malas, ya ampun setelah bertahun-tahun dan telah menikah dengan lelaki kaya raya sana sahabatnya ini masih saja mengharapkan saweran.

"Iya tzu. Kau tidak punya uang ya," timpal mina

Inilagi sama saja.

"Tidak, aku sedang tidak mood," jawab david, terus menatap jauh di tempat yang telah di sepakati oleh erlan dengan gelisah, mungkin tak lama lagi erlan datang bersama jihyo, jika bocah itu berhasil membawa jihyo

David begitu gugup, degupan jantungnya bergemuru untuk bertemu dengan jihyo lagi setelah berpisah beberapa saat.

"Tidak mood." ulang sana.

"Tidak bisa! Hari ini kau harus nyawer dan selipin di Bh ku. Aku sudah menjiwai nyanyi bagian jandanya, lihat nih aku udah pake BH warna janda. Ungu," jelas mina dengan dada membusung.

"Iya mina kau pake BH ungu, warna janda," seru sana menimpali heboh seperti biasa,. "Coba aku lihat," pintanya. Sana pun maju mendekat ke arah mina

"Lihatlah," tunjuk mina menarik kerah bajunya lebar. "BH warna ungu lavender, bisa ngusir nyamuk," ucap mina dengan bangga akan bra yang ia kenakan.

David membulatkan matanya mendengar bra mina. Benar-benar gila sahabatnya ini. Itu bra atau obat nyamuk.

Sana pun mengintip dari celah baju mina

"Iya benar, ungu lavender mana pake renda-renda lagi. Kaya gorden warteg," heboh sana

"Coba lihat BH mina, tzu," tawar sana menarik leher pakaian mina semakin lebar.

Oh astaga, david hanya memutar mata jengah.

"Hei, Bisa tidak. Tidak membahas BH," protes david. Ya Tuhan sahabatnya ini memang tidak punya batasan padanya. suka sekali membahas bra.

"Kalau begitu ayo sudahlah," ucap mina

"Ayo mulai." Timpal sana.

Dua perempuan ini kembali menarik lengan david

"Hei lain kali saja!" kembali david menolak, namun perempuan ini menariknya dengan sekuat tenaga.

David mendesah napas kasar, dia harus naik panggung padahal tidak lama lagi erlan membawa jihyo.

Sana dan mina telah mengeluarkan kata sambutan di hadapan tamu undangan, sementara david netra tak henti menatap ke arah depan. Oh ya ampun dia terjebak bersama dengan dua sahabatnya. Bagaimana dengan jihyo?

"Musik!" ucapnya kompak.

Irama musik di awal lagu andalan mereka perawan atau janda telah menghentak. Dua perempuan ini telah menggila meliuk-liukan tubuhnya terlihat begitu lentur. Sedangkan david hanya menggerakkan tubuhnya kaku, sumpah demi apa-pun dia tidak fokus untuk bergoyang netranya terus menunggu kedatangan jihyo.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang