44

397 68 7
                                    

Untuk sepersekian detik david menutup matanya rapat mengatasi keterkejutannya. lalu david membuka mata perlahan mengintip dari sepasang kelopak matanya. Dan kini manik matanya sudah tidak menangkap bayangan apa-pun di hadapannya.

Pemuda ini semakin membuka mata lebar.

"Apa aku berhalusinasi?" batin david bertanya-tanya dalam hati tak kalah melihat bayangan penampakan perempuan berwajah buruk rupa dan pucat telah hilang.

David lalu mengedarkan pandangannya meneliti keadaan sekelilingnya. Tidak ada apa-apa, melihat suasana taman sama seperti tadi masih sepi.

Sementara itu jihyo telah meninggalkan taman dengan ribuan perasaan kecewa. Perempuan ini mengendarai kendaraannya pulang ke rumah dengan cairan bening yang tiada henti turun dari pelupuk matanya . Oh, hatinya tergores luka.

Niatnya untuk jujur menceritakan semua tentang rahasia yang ia simpan tentang hidupnya kini meluap begitu saja saat melihat pemuda yang di cintai ketakutan melihat wajahnya.

Oh, david takut padanya.

Dada jihyo semakin sesak, air mata itu semakin tumpah.

Jihyo memilih pergi dari tempat itu tanpa berkata sesuatu. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi david, jika pemuda itu menatapnya saja sudah takut. ya Tuhan, Bagaimana dia bisa hidup bersama dengan orang yang takut melihat wajahnya. Karena itu dia memilih bungkam dan pergi.

Setelah memacu dengan tangisan jihyo kini telah sampai di rumah.

Perempuan itu masuk ke dalam kamar. Menghempaskan tubuhnya di kasur dengan posisi telungkup kini tangisannya semakin pecah.

"Dia takut melihat wajahku." Kristal bening semakin deras turun.

Inilah alasan dia selalu merasa rendah diri dan tak pernah memupuk harapan tentang cinta, siapa yang akan menerima perempuan buruk rupa seperti dirinya. Dan lihatlah kini dia mengalami patah hati. Dia merasa tidak pantas untuk siapa pun.

Jihyo hanyut dalam tangis merenungi kegagalan untuk bersama dengan david

Malam semakin larut, jauh dari kamar jihyo yang sedang merana. Di taman david menunggu kedatangan jihyo

"Dia tidak datang," lirih david dengan hembusan napas pedih, ia tertunduk mengepalkan tangannya. Suasana taman masih sepi, tak ada tanda cintanya akan datang menemuinya.

Jihyo tidak datang, itu pikir david

Perasaannya seketika porak-poranda. Cintanya tidak menemuinya, itu berati jihyo tidak ingin melanjutkan pernikahan dengannya.

Ia di tolak, tusukan kecewa menghujani perasaan david. Harapan tinggi untuk bersama dengan cintanya kandas.

"Dia tidak ingin meneruskan pernikahan ini."

Rasa sakit kembali menyerap sanubari david untuk kedua kalinya dia merasakan patah hati. Dia kembali tidak bersama dengan cintanya. Dan ini terasa lebih menyakitkan, hidup bersama berbulan-bulan seolah tak ada artinya.

Di dua tempat yang berbeda dua hati sedang hancur dan terluka, saling merenungi nasib percintaan mereka yang menyakitkan.

Di dalam kamar suara isakan masih terdengar, entah sudah berapa lama jihyo menangis menumpahkan kesedihannya. Pupil matanya telah terlihat mengecil karena cairan bening itu terus turun.

Dret ... Dret ...

Perhatian jihyo terkalihkan saat suara dering ponselnya berbunyi. Perempuan itu pun meraih ponselnya. Menatap nama yang tertera di layar.

"Ibu," ujar jihyo saat melihat panggilan dari ibunya. Sedikit heran ibunya menelepon di jam seperti ini, padahal ibunya tahu jika di LA telah larut malam.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang