🐰 douze 🐰

725 82 10
                                    

Pemotretan sudah selesai tiga hari lalu, maka mulai hari ini hingga seminggu kedepan, Irene biarkan para staffnya menikmati liburan di kota Paris guna mengurangi stres karena lelahnya hari kemarin.

Suho juga mengatakan akan menyusul kemari bila pekerjaan disana selesai, dan ia meminta Irene memanfaatkan situasi untuk berjalan-jalan sambil mencari inspirasi.

Ya, awalnya begitu. Jika saja Sehun―yang akhirnya Suho ketahui bahwa lelaki setengah bule itu adalah adik sepupu Irene― bisa sedikit menjauh darinya. Karena sejak hari pemotretan selesai, lelaki tinggi ini terus mengikuti kemanapun dirinya melangkah.

"C'mon Kak, i need your help for this!" Irene memutar matanya malas.

"I'm just fuckin' eating right now." Irene menghembuskan napas lelah, "Can you stop bothering me for a while, Lil Bro?" karena serius, wajah merengek seorang William Sehun Aprilio adalah hal yang tak ingin Irene lihat―terlebih ketika dirinya sedang menikmati sesuatu.

"Makanya, promise me that you'll help me, ya ya ya?" tangannya menggoyangkan lengan Irene yang menganggur.

Irene berdecak, "Gue gak mau ikut campur sama masalah percintaannya orang―hidup gue udah ribet, Hun." kalimatnya berhenti sejenak demi meneguk lemonadenya, "Lagian kalo masih cinta, kenapa bisa putus coba?"

Iya, Irene tau jika kembalinya Sehun ke Indonesia bukan semata-mata karena mau menjadi modelnya, melainkan karena iming-iming dari Irene yang mengatakan jika Sejeong―mantan kekasih dari lelaki sipit itu― kini bekerja di bawah naungannya.

Sambil menyelam minum air, kurang lebih begitu konsep berpikir Irene. Sehun kembali untuk cintanya, sedangkan ia manfaatkan kembalinya sang adik untuk memperoleh pemasukan lebih banyak lagi.

Sehun menjatuhkan kepalanya ke meja, "Gue gak sanggup LDR waktu itu."

"Nah, that's the problem." Irene menjentikkan jarinya, "So, karena lo bisa ciptain masalahnya, you must be able to solve it by yourself, ganteng!"

Irene menggelengkan kepalanya melihat Sehun tak juga merubah posisinya, lantas ia memilih bangkit meninggalkan sang adik untuk kembali mengeksplor kota indah ini.

"Sejeong, boleh minta tolong?" yang dipanggil segera mengakhiri obrolannya dengan teman satu divisi dan berlari ke arah Irene.

"Iya, kenapa Kak?" matanya melirik lelaki yang masih betah menidurkan kepalanya di meja dengan tangan terjulur dan wajah melasnya.

"Sehun katanya gak enak badan, boleh tolong anterin ke kamarnya?"

Sejeong berkedip dua kali, "Huh? Aku, Kak?" tangannya menunjuk diri sendiri yang dibalas anggukan oleh Irene.

"Dia gak kenal siapa-siapa selain Kakak sama kamu, katanya. Tolong, ya?" Irene melempar senyum manisnya yang dengan terpaksa Sejeong angguki.

"Ya udah, Kakak titip. Sehun kalo sakit, manjanya suka gak wajar, maaf kalo nanti malah ngerepotin kamu."

Sejeong mengangguk saja karena Irene sudah berlalu pergi, tangannya beralih menarik lengan Sehun agar segera bangun.

"Bisa jalan, gak? Harusnya bisa sih, 'kan demam doang bukannya lumpuh." yang ditanya mengangguk lemah dalam rangkulannya, namun Sehun juga diam-diam berterima kasih pada Irene yang menciptakan skenario klise ini.

Makasih Kak Irene, JE T'AIME!!

Irene yang melangkah ke luar resto melirik sekilas ke arah keduanya, okay, problem solved. Sisanya biar Sehun yang berusaha, dirinya hanya membantu sedikit. Namun Irene harap, masalah diantara keduanya bisa terselesaikan dengan baik.

"Hey, liatin apa?" bahunya ditepuk pelan dari samping.

Itu Suho, suaminya.

Masih dengan setelan kerjanya, suami tampannya kini berdiri di hadapannya.

Irene menggeleng sambil tersenyum, "Kapan sampe?" tangannya merangkul lengan sang suami sambil menyenderkan kepala.

Suho yang mendapati tingkah gemas istrinya mengusap rambut belakang Irene pelan, "Duapuluh menit lalu, dari hotel langsung kesini soalnya aku kangen kamu." lirihnya di akhir kalimat yang dibalas Irene dengan anggukan pun pelukan hangat.

"Mau jalan-jalan? Aku udah pesen tiket ke Brasov buat kita, berdua."

Irene menautkan alisnya sambil melonggarkan pelukan, "Sekarang? Kamu gak capek?"

Suho menggeleng, tangannya mengusap pelan pipi sang istri yang dibalas kekehan pelan. "Penerbangannya masih jam tiga, jadi, aku bisa istirahat sebentar disini. Lagian, kalo sama kamu, capeknya gak bakal berasa buat aku."

"Aw, cheesy!" ucapnya menanggapi kalimat over dari Suho meski tak bohong, hatinya kini dipenuhi kelopak bunga yang bermekaran.

Kini keduanya melanjutkan langkah dengan tangan saling merangkul seolah enggan melepaskan, dan kami juga berharap, kebahagiaan terus menyertai langkah kalian.

Kini keduanya melanjutkan langkah dengan tangan saling merangkul seolah enggan melepaskan, dan kami juga berharap, kebahagiaan terus menyertai langkah kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo, gimana lebarannya? Maaf banget, semalem gak update soalnya waktunya kepake nonton, hiks!

Regards,
LOEY'S QUEEN

Gonna Love You | Kim Junmyeon [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang