✾ 05 PROPINQUITY ✾

227 44 10
                                    

Chapter 5 Propinquity

Happy Reading Everyone ~

Tujuan hidupku menghilang seiring kepergianmu.

♥︎
♥︎
♥︎

Gadis bersurai hitam legam itu memejamkan matanya mengingat semua kenangan yang terukir di rumah ini. Rumah yang menjadi saksi bisu semua yang dia rasakan. Kenangan demi kenangan terlutar dalam pikirannya membuat sang pemilik mau tidak mau menitihkan air matanya

"Aku merindukan setiap detik yang aku lalui di rumah ini". Tanpa sadar gadis dengan surai hitam legam itu terlelap dalam keadaan masih menangis.

Suara ketukan pintu yang sangat pelan dan panggilan yang lembut.

"Yami sayang makanan sudah siap mari makan bersama".Merasa ucapannya tidak di tanggapi oleh sang empunya nama sang ibu memanggilnya sekali lagi

"Yami sayang apa kamu tidur?". Merasa tidak ada yang menyaut membuat wanita paru baya tersebut berpikir bahwa putrinya sedang tertidur, ia lalu berjalan mendekati pintu itu membuka pintunya pelan sangat pelan karena takut membangunkan putri tersayangnya berjalan mengendap-endap agar tidak terdengar suara langkah kakinya supaya anaknya tidak terbangun.

"Maafkan mama yang masuk tanpa izin ya sayang" ucapnya sangat pelan.

Setelah berdiri di samping ranjang putrinya lalu dia mendudukan dirinya di kasur tepat sebelah anaknya berbaring, wanita paru baya itu menatap nya dengan intens tetapi senduh. Menatapnya tanpa melewatkan seinchipun wajah putrinya semata wayangnya itu. Wajah damai yang sedang tertidur itu yang selalu wanita paru baya itu rindukan. Tanpa sadar wanita itu menangis menitihkan air matanya

Akemi Kurayami tidak mama sangka kamu sudah tumbuh sebanyak ini. Maafkan mama ya sayang, karena mama kamu jadi merasakan beban seberat ini. Mama tidak pantas jadi orangtuamu sayang kamu terlalu berharga untuk orang seperti mama. Kamu tumbuh besar menjadi perempuan luar biasa sayangku. Mama bangga, sangat bangga memiliki kamu dalam hidup mama sayang. Ucap wanita paru baya tersebut dalam hati.

Tanpa sadar tangan wanita paru baya itu mengelus-elus kepalanya. Mama masih belum siap pada kenyataan jika kamu akan meninggalkan mama nantinya.

Merasakan tangan lembut yang mengelur-elus rambutnya membuat gadis dengan surai hitam legam itu terbangun.

"Ah maafkan mama yami sayang, mama jadi membangunkan mu" ucap wanita paru baya itu gelagapan dan menghadap ke arah lain.

Ayami sempat melihat mamanya menangis, dia tahu ibunya selalu ingin terlihat kuat di depannya. Agar dia bisa percaya dan bersandar pada ibunya.

"Apakah mama datang untuk membangunkanku karena makanannya sudah jadi?" Tanya Ayami mengalihkan pembicaraan.

"Ah ya mama tadinya ingin membangunkanmu karena makanannya sudah jadi, tapi saat melihatmu tertidur mama jadi tidak tega membangunkanmu, maaf ya jadi membangunkanmu tangan mama reflek mengelus kepalamu, karena mama sangat kangen sama kamu nak" ucap sang ibu dengan senduh.

"Ah jadi begitu, tidak perlu meminta maaf mama. Ayo sekarang kita kebawah papa pasti sudah menunggu kita" ucap ayami yang segera di anggukan oleh ibunya.

Mereka menuruni anak tangga dan melihat pria paru baya yang sudah menunggu di meja makan. "Mari duduk dan nikmati masakan terenak di dunia" ucap sang ayah yang membuat Ayami terkekeh.

Meraka berjalan mendekat ke meja makan dan duduk. Ayami duduk di sebelah ayahnya dan ibunya duduk di hadapannya. Mereka memulai memakan makanan yang ada di hadapannya.

"Enak" ucap ayumi memuji masakan ibunya. Ya masakan ini, rasa ini yang ayami rindukan juga.
 
"Wah benarkah" ucap sang ibu dengan senyum yang merekah.

Ayami dan ayahnya mengangguk berbarangan. Mereka menghabiskan makananya tanpa berbicara.

"Terima kasih atas masakanya mama" ucap ayami.
  
"Tidak perlu mengucapkan terima kasih ini sudah menjadi kewajiban mama yami sayang" ucap wanita paru baya itu lembut.

"Tetap saja, pokonya terima kasih sudah membuat masakan enak mama" ucap Ayami bersikeras lalu bangkit dari kursi dan berjalan kedapur menaruh piringnya.

"Hah makasih atas masakanya isteriku" ucap pria paruh baya itu. Yang mendapatkan senyum teduh sang isteri.

"Buah jatuh tak jauh dari pohonya" ucap wanita paru baya itu terkekeh.

Setelah Ayami dan orangtuanya mencuci piring bekas makannya bersama mereka menuju ke ruang keluarga. "Ma pa aku tidak bisa menginap kali ini" ucap Ayami wajahnya terlihat sedih.

"Tidak masalah Yami sayang" ucap ayahnya dengan senyum.

"kalau begitu aku pamit pulang ya ma pa. Aku mau ke toko buku". Balas Ayami tersenyum yang hanya mendapat anggukan sembari tersenyum dari kedua orangtuanya. Ayami bangkit dari duduknya.

"Aku permisi ke kamar dulu, ingin mengambil tas ku" ucap Ayami sembari berjalan menuju tangga.

Ayami memeluk kedua orangtuanya "aku pulang dulu, akhir pekan aku ke sini" ucap Ayami memberikan senyum termanis yang dia miliki.

"Mama menunggumu sayang, harus menginap!" Ujar sang ibu membuat-buat eksperesi perintah. Ayami terkekeh dengan kelakuan ibunya.

"Siap laksanakan kapten" seru Ayami sembari melakukan sikap hormat dengan tangan di taruh di pelipisnya.

Mobil hitam keluar dari pekarangan rumah mewah itu menuju salah satu pusat perbelanjaan di Tokyo. Ayami memakirkan mobilnya dan segera masuk ke dalam pusat perbelanjaan itu. Kakinya melangkah menuntun gadis itu ke sebuah toko buku yang kerap dia kunjungi. Toko yang harus dia kunjungi setiap dia pergi ke pusat perbelanjaan itu.

Matanya mengarah kepada sebuah buku-buku tentang medis. Dia membelinya berjalan keluar toko buku dengan tergesah-gesah dan segera ke tempat parkir mall tersebut lalu melajukan mobil hitamnya menuju apartemennya.

Gadis bersurai hitam legam memarkirkan mobilnya di parkiran apartemennya lalu berjalan menuju lobi apartemen tersebut. Gadis itu menaiki lift dan segera menuju ke arah kamar kamarnya dengan tergesah-gesah jujur dia sangat lelah makanya dia terburu-buru. Mendudukan diri di sofa panjang yang ada di ruang tamunya itu.

Menatap jam menunjukan pukul 05:30. Tanpa niat bergerak dari posisi awalnya gadis itu menutup matanya. Terlelap gadis itu terlelap di sofa itu.

Gadis itu terbangun dan melihat jam yang menunjukaen pukul delapan malam. Dia langsung berjalan ke arah dapur dan membuat ramen instan karena sudah terlalu malas untuk masak atau memesan makanan.

Setelah memakan ramen instan itu habis dia menuju kamarnya dan mandi malam yang tak pernah terlewatkan. Setelah mandi gadis itu menuju ruang belajarnya untuk menaruh buku-buku yang baru dia beli di rak buku. Mempersiapkan persiapan untuk kuliah esok hari.

Gadis itu kembali kembali ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur. Karena sudah tertidur rasa kantuknya sudah menghilang. Gadis itu memilih membaca novel secara online di ponselnya. Menjadi suatu kebiasaannya yaitu membaca novel sebelum tidur terkadang dia bisa membacanya seharian penuh jika ada waktu luang.

Rekor yang dia pegang dalam membaca novel adalah membaca novel 600 halaman dalam sehari dan itu tuntas sampai akhir. Suatu pencapaian yang membanggakan. Karena kelelahan gadis itu tertidur dengan sendirinya. Selalu seperti itu tertidur saat membaca novel di ponsel.


Hari-hariku hampa tanpamu.

♥︎
♥︎
♥︎

Halo semua shichi back again hahahaha
Semoga berkenan ya yang shichi tulis
Ily so much guys
Arigatoooo ♥︎♥︎♥︎♥︎
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YGY
1094 words

Thank You For Reading
Send love from Shichi ♥︎♥︎♥︎

-Rabu 18 Mei 2022-

In this timelife i'll never let you go. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang