Happy reading, moga suka ya.
Luv,
Carmen_______________________________________
Aku benci mengakuinya tapi perasaanku terhadap Daphne memang mulai berubah. Kami sering duduk di teras pada sore hari dan mengobrol, terkadang tentang peternakan, di lain waktu tentang cuaca, Kadang-kadang tentang masa lalu kami: lebih tepatnya masa lalu Daphne. Pada akhirnya aku mengerti situasi sulit yang dulu sering diungkapkannya. Dia menjalani masa kecil yang sulit katena kehilangan orang tuanya lalu ketika bibinya meninggal, hidup menjadi lebih tidak ramah.
Aku tahu sulit bagi Daphne untuk menceritakan ini. Bagaimana suatu hari, seseorang dari kerabat jauh bibinya datang berkunjung, lalu kunjungan-kunjungan itu menjadi semakin intens saat pria itu mulai menunjukkan niat sebenarnya. Nyaris, nyaris saja pria itu berhasil memaksakan diri pada Daphne. Setelah kejadian itu, Daphne begitu trauma dan ketakutan dan kini aku mengerti, mengapa dia kemudian memutuskan untuk menjadi pengantin pesanan. Aku adalah tiket jalan keluarnya untuk meninggalkan kota itu dan memulai awal yang baru. Singkat kata, kami adalah dua orang yang saling membutuhkan, yang dihubungkan oleh takdir dan menyatu dalam pernikahan, sudah selayaknya aku bersikap lebih baik pada wanita itu.
Bukan simpatiku saja yang berkembang dan membuatku memutuskan untuk bersikap lebih baik. Menurutku, Daphne memang pantas mendapatkannya. Dia bukan saja membuktikan diri bahwa dia bisa memasak dan mengurus rumah dengan baik. Daphne juga cerdas dan cepat dalam mempelajari sesuatu dan terutama dia memiliki simpati pada hewan dan orang-orang juga menghormatinya. Daphne memang masih muda, tapi dia memiliki kualitas di dalam dirinya. It's more than I expect from her.
Aku juga sadar kalau perasaanku mulai berubah menjadi sesuatu yang lain ketika suatu hari aku pergi ke kota dan aku melewati toko pakaian dan perhiasan dan tanpa sadar aku masuk lalu membelimembelikan dia gaun koleksi terbaru dan seuntai kalung lalu dengan antusias kembali ke rumah. Saat melihat ekspresi bahagia di wajah wanita itu, dadaku menghangat bahagia dan butuh usaha keras agar aku tak memeluk dan menciuminya.
Pernikahan kami sudah berjalan lebih dari tujuh bulan tapi tak pernah sekalipun aku menyentuhnya. Setelah mendengar cerita wanita itu, aku lebih menahan diri. Memang semakin sulit, tapi aku tak ingin membuat Daphne takut. Walau aku memiliki hak ke atas dirinya, kupikir mungkin aku akan menunggu sejenak sampai Daphne benar-benar bisa membuka hatinya untukku. Aku tahu dia polos dan tak berpengalaman sementara aku pria yang kasar. Aku tak ingin melakukan sesuatu yang kusesali. Jika aku menunggu hingga dia siap, kami pasti bisa memiliki kehidupan seks yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rancher's Mail Order Bride - Pengantin Pesanan Sang Peternak
Romanceseri pengantin pesanan - 1 (mail order bride)