「 Psycho and Actor 」🔞

6.7K 298 61
                                    

Tangannya ia rentangkan hendak menggapai botol pelumas di meja kecil tempat di mana lampu tidur terpajang, dinginnya pelumas mengenai telapak tangannya saat dia mencoba untuk menuangnya. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, Childe tidak memiliki keinginan untuk berhenti menghisap lidah Zhongli. Organ tak bertulang itu terus beradu dengan pasangan yang kini belum resmi.

Secara sepihak, Childe menarik wajahnya menjauhi Zhongli yang nampak kekurangan oksigen. Wajah erotis terukir pada paras cantik Zhongli, sedang lelaki berambut oranye menggoda benjolan merah dengan mengigit dan sesekali mencubitnya.

Erangan nikmat berasal dari Zhongli, lelaki berambut brunette itu menggenggam sprei hingga kusut sangking nikmatnya tubuhnya digoda Childe.

“Katakan saja jika kau ingin berhenti,” bisik Childe dan sebabnya Zhongli menggigil.

Gelombang kejut seakan listrik mengalir di tubuhnya akibat rangsangan dari jari-jari Childe yang kini bersemayam di lubang duburnya. Jari-jarinya masuk begitu mudahnya akibat bantuan dari pelumas, erangan nikmat kembali berasal dari Zhongli tetapi kali ini lebih keras bahkan lelaki itu sampai memutar bola matanya sebab rasa nikmat yang tak pernah ia rasakan seumur hidupnya saat Childe tak sengaja menekan prostatnya.

Childe telah meninggalkan banyak tanda pada tubuhnya, setidaknya Zhongli pun ingin membuat satu tanda di ceruk leher Childe. Zhongli mengalungkan tangannya yang nampak bergetar pada leher Childe, lantas dia menarik Childe agar lebih dekat dengannya.

Sempat Childe kira Zhongli meminta untuk diciumnya lagi, namun lelaki berambut oranye itu mengeluarkan erangan saat Zhongli mengigit serta menghisap ceruk lehernya, kini nampak lah tanda yang dengan mudahnya memberitahu semua orang jika Childe baru saja bercinta dengan seseorang.

“Zhongli, kau suka jika melakukannya di kamar mandi?” tanya Childe memiringkan kepalanya selagi terukir senyum miring pada wajahnya.

Jari-jari Childe berhenti bersemayam di dubur Zhongli dan meninggalkan kekosongan pada dirinya. Erangan keputusasaan terdengar dari Zhongli, padahal tak lama lagi dia akan datang lantas mengapa Childe lakukan ini?

“Hanya mengantisipasi barangkali adik-adik ku akan masuk tanpa mengetuk pintu, maaf ku lakukan ini, selanjutnya akan ku pastikan kau puas Zhongli,” ucap Childe merekah senyum sebelum Zhongli akan membuka mulut untuk menyampaikan ocehannya.

Childe menempelkan bibirnya pada dahi Zhongli, lantas ia mengangkat lelaki itu ke kamar mandi. Tak lupa ia menyalakan shower agar orang-orang yang ada di mansion ini berpikiran jika Zhongli sedang mandi.

Hal yang kini menjadi candu bagi Childe adalah bibir Zhongli, lelaki itu menciumi bibir, lehernya serta pundaknya dan meninggalkan beberapa tanda seakan berusaha melanjutkan nafsunya yang sempat tertunda.

Zhongli bersandar pada dinding, membiarkan Childe meninggalkan beberapa tanda di tubuhnya. Dengan posisinya yang hanya di gendong oleh lelaki bersurai oranye.

Satu tangan membawa panjangnya menekan pintu masuk, Lelaki dengan berambut brunette sedikit bergidik ketika merasa sesuatu menggoda pintu masuknya. Zhongli melihat ke arah bawah kedua insannya membelalak kaget, terintimidasi akan ukuran Childe namun panas di perutnya semakin bergejolak.

Pelukan di antara leher Childe semakin mengerat, lelaki bersurai oranye perlahan mendorong kepalanya masuk ke dalam liang pasangannya.

Beberapa kuku perlahan mulai menggores punggung Childe sehingga menimbulkan luka gores baru, Zhongli mengerang dengan air mata yang mulai berjatuhan, mengalir di atas pipinya yang mulus dan glowing yang dapat membuat iri para pembaca mageran seperti Anda.

“T-tidak.. Ini sakit..” ujar Zhongli dengan suara gemetar diiringi dengan sedikit desahan.

Satu lengan yang bertumpu di dinding sedangkan tangan lain menggendong tubuh Zhongli, Childe berdesis. Mengabaikan perkataan Zhongli dan memilih mendorong panjangnya hingga setengah yang berhasil masuk.

💧♡🔶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang