5. Melarikan diri

2 0 0
                                    

[CHAPTER V | FALSE AWAKENING]

───※ ·❆· ※───

Veeleander | 8 Juni 2022

───※ ·❆· ※───

Mizu memasuki salah satu ruangan di area syutingnya. Ia melihat dua orang berseragam polisi berada di sana dengan Ash sedang mengobrol.

Tepat setelah Abbe ditemukan, Mizu dan Ash dipanggil ke kepolisian sebagai saksi. Mereka diberikan beberapa pertanyaan seputar Abbe, lalu dibebaskan begitu saja.

Kali ini mereka melakukannya di waktu libur Mizu. Saat sedang berada di rumah bersama Abbe, ia tiba-tiba mendapatkan telepon darurat. Mizu harus pergi ke gedung tempat ia melakukan pengambilan video beberapa hari yang lalu.

Sebelum berangkat, gadis itu sudah mengirim pesan singkat pada Valexis. Dan laki-laki itu tampak tidak begitu khawatir soal posisinya sebagai saksi, dan mengatakan untuk pulang segera setelah urusannya selesai.

Gadis itu tidak merasa begitu tenang, karena harus datang saat sedang cuti. Anehnya ia merasa gelisah karena merasa sesuatu akan datang.

"Selamat sore Nona Mizu," sapa salah seorang dari mereka. "Maaf kami harus menyita waktu luang Anda, tapi kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan lagi pada Anda."

Mizu tersenyum, lalu mengangguk. "Tidak masalah, tolong lakukan itu secepat mungkin."

Petugas itu memberikannya beberapa pertanyaan. Dua diantaranya sama dengan pertanyaan yang mereka ajukan saat Mizu menemukan Abbe, lalu sisanya pertanyaan baru yang mendasar. Seperti apa yang dia kerjakan sebelum menemukannya, bagaimana keadaan Abbe saat itu, dan banyak lagi.

Kasus ini naik ke permukaan dan benar-benar menjadi sorotan.

Sehari setelah Abbe pergi bersama Valexis, media kembali meledak. Berita anak laki-laki itu muncul di setiap surat kabar, televisi, bahkan radio, seperti tidak mengizinkan siapapun untuk tidak tahu.

Dan benar saja, hari ini Mizu langsung mendapat panggilan sebagai saksi peristiwa yang sudah usai. Meski dianggap sebagai kelalalian pihak rumah sakit, polisi tetap memeriksa orang-orang yang sebelumnya sempat terlibat.

"Aku melihat banyak luka di tangan dan kakinya yang tidak tertutup pakaian." Mizu menyentuh dagunya, berusaha mengingat-ingat sosok Abbe yang pertama kali ia temui. "Sepertinya itu bukan karena pemukulan, tapi seperti bekas jatuh atau semacam itu," tambahnya.

Petugas itu mencatat segala hal yang dikatakan olehnya. "Kalau begitu apakah Abbe Dalson mengatakan sesuatu saat bersama Anda, Nona?"

Apakah Abbe mengatakan sesuatu? batin Mizu, berusaha mengingat.

Di tengah-tengah perbincangan ini, pintu terbuka. Kali ini Mizu merasa jantungnya berdetak begitu kencang bukan tanpa alasan, ia melirik ke arah pintu untuk melihat siapa yang masuk.

Seorang wanita dengan pakaian kepolisian, ia menyapa Ash dengan hangat lalu menatap ke arahnya. Mizu memberikan senyum simpul, sambil menahan agar ekspresi terkejut tidak mengambil alih wajahnya.

Aku yakin firasatku pasti benar, batinnya.

Mizu kembali menatap dua polisi di depannya, menambahkan cerita yang sempat terpotong karena kehadiran wanita itu. Lalu mengatur nafasnya, berusaha tetap tenang. Gelisah yang memenuhi dadanya membuat Mizu merasa frustasi, untung saja ia bisa menjaga konsentrasinya.

"Kalau begitu kami rasa sudah cukup, Nona—"

"Tunggu sebentar," cegah seseorang.

Ia menepuk pundaknya, Mizu memejamkan mata sejenak dan mengeluarkan nafas secara perlahan. Ia memutar kepalanya untuk mencari tahu, menemukan sosok wanita tadi.

False AwakeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang