[CHAPTER XI | FALSE AWAKENING]
───※ ·❆· ※───
Veeleander | 22 Desember 2022
───※ ·❆· ※───
"Kau benar-benar kuat mengangkat itu?" tanya Valexis dengan wajah meremehkan.
"Iya, Valexis...."
Mizu yang menawarkan membawa dua kotak ringan menghela nafas, laki-laki itu sedang mempermainkannya. Memilih untuk tidak ribut, Mizu berbalik dan meninggalkan Valexis yang masih sibuk dengan barang-barangnya. Dua kotak itu berada di mobil yang ada di lantai satu.
Saat ini mereka sedang memindahkan barang-barang mereka ke apartemen yang dijanjikan. Hal ini dipercepat karena kejadian yang menimpa mereka, juga kabar kalau Mizu diincar oleh seseorang. Meski itu tidak sepenuhnya benar, karena kali ini yang diincar adalah Reze. Tentu saja tidak ada orang yang akan tahu soal itu.
Kecuali mereka adalah reviver hunter.
Sebuah apartemen mewah dengan keamanan maksimal itu tidak berarti apa-apa. Bangunan ini tidak akan menyelamatkannya dari reviver hunter. Namun keduanya merasa jauh lebih baik, daripada tinggal terpisah di hotel. Sangat sulit menghindari pandangan orang-orang saat berada di tempat umum. Valexis akan kesulitan memeriksa Mizu setiap waktu—karena dia tidak bisa menggunakan kekuatannya setiap waktu.
Apartemen ini merupakan salah satu bangunan milik perusahaan yang menjalin kontrak dengan Mizu, karena itu tempat ini hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja. Seperti para petinggi perusahaan, termasuk Reze. Wanita itu tinggal di lantai bawah. Sedangkan Mizu mendapatkan penthouse, yang berada di lantai paling atas. Keduanya tidak akan benar-benar bertemu, kecuali mereka membuat janji.
Mizu menatap sisa barang di mobil. Dua kantong plastik berisi makanan dan dua kardus ringan berisi buku dan pakaian. Mereka tidak sempat memindahkannya ke tas, karena Mizu dalam kondisi yang tidak baik sebelumnya. Untungnya pagi ini kondisinya membaik, sehingga mereka tidak perlu menunda waktu pindah.
Hm, sepertinya sudah semua, batin Mizu. Gadis itu mengangkat sisa barangnya dan menuju lift. Saat pintu lift dibuka, tubuh Mizu membeku, iris sewarna langit itu membelakak lebar. Sebuah kejutan yang tidak terduga membuat gadis itu tidak tahu harus melakukan apa.
Laki-laki itu muncul kembali.
Tanpa menunggu lebih lama, Mizu membalikkan badannya, kembali ke arah mobil. Namun tangan laki-laki itu menyentuh lengan pakaiannya, membuat Mizu merasakan suatu sengatan aneh. Perasaannya campur aduk, dan dua perasaan yang mendominasinya saat ini adalah rasa rindu dan takut.
"Tunggu, tunggu sebentar!" dia mencoba menghentikannya.
Mizu hampir saja melemparkan kardus itu ke mukanya, tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Karena itu Mizu menepis tangan Nara dari bajunya.
"Tolong jangan ganggu saya," kata Mizu.
"Ah, bukan begitu!" katanya. "Maaf, tetapi kamu terlihat seperti seseorang yang kukenal...."
"Anda pasti salah orang."
"Tidak mung—"
"Apa lagi ini? Penguntit nomor kesekian?" tanya Valexis sambil menatap Nara.
Valexis berdiri tepat di belakang Nara, matanya menatap tangan Mizu yang berada di genggaman laki-laki asing yang baru pertama kali ditemuinya. Nara menatap Valexis tidak senang, laki-laki itu selalu muncul di saat yang tidak terduga. Belum sempat Nara memastikan soal Mizu, Valexis kembali angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
False Awakening
Fantasy[Atkārtošanās Book-1] "Sejak awal hidup kembali setelah merasakan yang namanya kematian itu menyalahi takdir." Keberadaan para Reviver dianggap mengganggu keseimbangan dunia, serta mengancam keberlangsungan umat manusia. Untuk memusnahkannya, musuh...