[CHAPTER IX | FALSE AWAKENING]
───※ ·❆· ※───
Veeleander | 23 Juli 2022
───※ ·❆· ※───
Ia mendekap wanita itu di dalam pelukan. Tubuh keduanya terdorong ke arah yang berlawanan, sehingga bus yang lewat tidak mengenai salah satu dari mereka. Segera setelah keduanya terjatuh, bus itu berhenti dengan posisi menutup setengah jalan.
"Minggir-!" teriak Valexis penuh kekhawatiran.
Ia berhenti bergerak ketika melihat sajah Mizu yang pucat, berbaring di tamah. Laki-laki itu memposisikan dirinya di samping Mizu yang terlihat kebingungan, karena kerumunan orang di sekitarnya.
Orang-orang yang melihat kejadian itu begitu terkejut, beberapa diantaranya langsung membantu kedua wanita yang berbaring di tanah. Valexis segera menggendong Mizu, membiarkan orang lain mengurus wanita yang diselamatkan olehnya.
Setelah melihat sosok Valexis samar-samar, Mizu segera kehilangan kesadarannya.
***
Acara makan malam dibatalkan, Mizu menghabiskan hari pertama di Ivandora mendengar omelan pedas Valexis. Laki-laki itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti berbicara dalam waktu dekat, meski begitu Mizu merasa lega karena wanita tadi selamat.
Ia merasa bersalah, namun tidak bisa menahan dirinya untuk berlari ke arah wanita itu.
"Karena kecerobohanmu, bisa terjadi hal buruk. Karena itu jangan ulangi, apa kau mengerti?" tekan Valexis. "Jawab aku, Mizu."
"Maafkan aku, Valexis ...."
Menghempaskan tubuhnya ke sofa, Valexis merasa sakit di kepalanya muncul kembali. Kejadian ini bukan sesuatu yang bisa ia perkirakan, namun sesuatu yang diketahui oleh Valexis akan terjadi entah kapan.
Mizu tidak berani menatap matanya, gadis itu menghindari kontak mata sejak ia sadar. Tidak mengatakan apa-apa selain maaf, setelah laki-laki itu meledak barusan.
Valexis benar-benar merasa jantungnya hampir melompat keluar, saat melihat tubuh Mizu hampir ditabrak oleh bus. Di saat-saat darurat itu Valexis segera mengeluarkan kekuatannya, mendorong keras tubuh gadis itu tanpa memeriksa keadaan sekitar.
Ia bahkan meninggalkan tempat itu tanpa menghapus jejaknya. Karena itulah Mizu bisa selamat.
Valexis meninggalkan kamar Mizu, lalu kembali ke kamarnya. Ia tahu Mizu keras kepala, tetapi belakangan ia melakukannya tanpa peduli kondiri dirinya sendiri. Dan hal ini dimulai ketika gadis itu bertemu Abbe, yang mengingatkannya pada sang adik.
Gadis itu pasti merasa sangat frustasi karena harus mengabaikan para reviver selama dua tahun lamanya. Berpura-pura tidak tahu, ketika hunter merenggut kembali kesempatan kedua para reviver. Dan sekarang adalah puncaknya.
Valexis menyentuh gelas berisi anggur, menghabiskannya dalam sekali teguk. Mungkin, solusi terbaik untuk meredakan tumpukan keluh kesahnya saat ini adalah dengan melampiaskan amarah. Tetapi dunia manusia begitu rapuh, salah-salah ia malah menghancurkan tempat ini.
Mizu memang gadis yang baik, tetapi Valexis tidak merasa dirinya cocok menjadi pendengar masalahnya.
Sama tetapi berbeda, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
False Awakening
Fantastik[Atkārtošanās Book-1] "Sejak awal hidup kembali setelah merasakan yang namanya kematian itu menyalahi takdir." Keberadaan para Reviver dianggap mengganggu keseimbangan dunia, serta mengancam keberlangsungan umat manusia. Untuk memusnahkannya, musuh...