Warm Winter

415 49 8
                                    

Cerita ini pernah diikutkan dalam Kontes Musim Dingin 2021: November's Winter Tales oleh WattpadFanficID

Cast:
Ran Takahashi

Ran Takahashi adalah seorang atlet voli asal Jepang kelahiran 2 September 2001 di Kyoto, Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ran Takahashi adalah seorang atlet voli asal Jepang kelahiran 2 September 2001 di Kyoto, Jepang. Kini ia tinggal di ibu kota negara, Tokyo. Ran tercatat sebagai salah satu atlet termuda di Olimpiade Tokyo 2020.

Tingginya 1,88 meter dan meskipun baru berusia 20 tahun, Ran diramalkan akan memiliki karir gemilang beberapa tahun ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tingginya 1,88 meter dan meskipun baru berusia 20 tahun, Ran diramalkan akan memiliki karir gemilang beberapa tahun ke depan.

Kemampuannya dalam melakukan jumping smash selalu membuat para penggemarnya terkagum-kagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemampuannya dalam melakukan jumping smash selalu membuat para penggemarnya terkagum-kagum. Semoga karirnya ke depannya semakin cemerlang.

***

Aku selalu mengaguminya, tidak hanya karena dia berbakat, tapi dia memang sangat tampan bukan?

Seharusnya aku tidak melakukannya. Biar bagaimanapun ada batasan antara penggemar dan idolanya yang tidak boleh kita lampaui.

Menghindar adalah cara terbaik, tapi bagaimana ketika tiba-tiba kami bertemu lagi dalam jarak hanya dua meter seperti ini?

"Kau …."

Aku sempat membeku melihatnya dan mendengar satu perkataannya itu. Sial, kenapa bisa bertemu dia di sini?

Lalu entah kenapa, aku sekarang malah berlari keluar swalayan, meninggalkan kereta belanja yang sudah kupenuhi dengan persediaan musim dingin untuk beberapa waktu ke depan. Itu artinya aku harus mengulangnya dari awal? Double sial! 

Harusnya sudah cukup jauh aku berlari, dia tidak akan mengikutiku, 'kan? Pemikiranku itu langsung terbantahkan, ketika tiba-tiba pergelangan tanganku disentak olehnya. 

"Kau!"

Napas kami sama-sama tersengal-sengal. Bahkan udara dingin di sekeliling kami tidak lagi terasa. 

"Kenapa kau lari saat melihatku?" tanyanya masih sambil mencengkeram erat tanganku. 

"Aku … tidak tahu."

"Minggu lalu, aku juga melihatmu di lapangan, tapi lagi-lagi kau menghilang. Padahal kau tahu aku sedang mencarimu, bukan?"

"Tidak, aku tidak tahu dan kau pasti salah lihat," sanggahku masih berusaha mengelak dari pertanyaannya. 

Dia mengernyit, mendengar semua bantahanku. Masih menatap lurus kedua mataku, hingga membuatku salah tingkah. 

"Jadi sebenarnya kenapa kau mencariku?"

Perlahan dia pun mulai melepas genggamannya pada pergelangan tanganku, tapi aku tidak kabur lagi. Aku ingin mendengar alasannya mencariku bahkan sampai meminta bantuan para penggemarnya melalui media sosial. 

"Aku belum mengucapkan terima kasih untuk bantuanmu waktu itu, dan aku benar-benar bingung kenapa kau lari begitu melihatku. Apa kau membenci--"

"Tidak!" selaku yang sepertinya terlalu cepat. 

"Jadi kalau tidak benci, apa kau menyukaiku?" godanya sambil mengerling. Sebenarnya kenapa kami membicarakan ini? 

"Bukan begitu, aku--"

"Kenapa? Kenapa kau menghilang setelah menonton pertandinganku? Kenapa hari ini kau rela menerjang udara yang dingin ini hanya demi kabur dariku?"

"Itu karena …."

Karena aku gugup, bagaimana tidak ketika yang di depanmu sekarang adalah seorang bintang nasional? Pemain muda yang tak hanya berbakat, tapi juga berparas tampan. Siapa pun akan gugup kalau dilihat dengan caranya seperti ini. 

Masalahnya aku bukan hanya gugup, tapi juga malu. Malu karena hal yang kulakukan padanya beberapa waktu lalu. Saat aku melihat idolaku Ran Takahashi sedang berusaha melarikan diri dari kejaran penggemarnya dan entah apa yang merasukiku saat tiba-tiba menariknya ke gang terdekat lalu menciumnya di sana.

Maksudku, aku bisa saja menyelamatkannya tanpa harus mengikuti adegan klasik dari novel-novel roman yang kubaca. 

Ran jelas sangat terkejut saat itu, matanya membulat saat bibir kami saling menempel. Jangankan dia, aku sendiri tidak habis pikir dengan tindakanku. 

Para penggemar memang teralihkan, tapi masalahnya bagaimana dengan diriku sendiri? Sebelum dia sempat mencerna setiap detik kejadian itu, aku segera melarikan diri dari sana dan sejak itu, meskipun aku tetap datang ke setiap pertandingan volly yang diadakan di dalam negeri, aku berusaha menghindari kontak mata dengan seorang Ran, tapi minggu lalu pandangannya sempat menangkap keberadaanku. Untungnya aku sempat kabur saat rekan satu tim mengajaknya bicara. 

Jadi kalian tahu kan kenapa aku menghindarinya? Meskipun tidak bisa kupungkiri aku bahagia seorang Ran mengingatku, tapi kalau diingat karena aku adalah penjahat yang seenaknya mencuri ciuman darinya ….

"Kenapa kau malah diam? Di sini terlalu dingin, kita cari tempat untuk bicara."

"Aku--"

"Kau tidak bisa kabur dariku lagi! Tidak akan kubiarkan!" putusnya, lagi-lagi sambil menggenggam erat tanganku dan menyeretku dari pinggir jalan kota Bunkyo. 

A Cup of CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang