Bab 2

4.5K 523 13
                                    

Sooya itu pendiam dan introvert, mana mau dia berbicara sebelum orang lain bertanya? Ketakutan nya pada keramaian nya membuat nya tak bisa melakukan apa apa selain diam.

Sooya introvert sejak dini, jangankan mempunyai teman. Kakak kakak nya saja tidak dekat dengan dirinya. Bagaimana dirinya bisa melepas rasa introvert nya itu?

Selepas pelajaran pertama tadi, sooya memilih untuk ke kantin dan memakan makanan nya sendiri di sana. Itu sudah menjadi hal kebiasaan untuk sooya. Saat sooya sedang sibuk melahap makanan nya sendiri tiba tiba seseorang menaruh nampan makanan nya tepat di meja sonya dan duduk di hadapan nya.

Melihat siapa sang empu membuat sooya seketika membeku, seakan mimpi tapi ini nyata. Dosen yang sangat di idamkan para mahasiswi sedang duduk di hadapan sooya? Maksudnya kan masih ada bangku kosong di bangku lain kenapa dosen bernama kim taehyung ini duduk di bangku pojok bersama sooya?

"Apa aku boleh bergabung?" Ucap taehyung membuat gadis yang berada di hadapan nya ini seakan tersadar dari lamunan nya. "O-oh boleh sir." Jawab nya. Tidak ada percakapan antar kedua nya, sooya yang tak punya keberanian untuk bertanya dan taehyung yang terlalu dingin.

"Apa hari ini ada kelas lagi?" Tanya taehyung memecahkan keheningan antar kedua nya.

Sooya menggeleng "Tidak sir."

Taehyung hanya mengganguk. Agak sulit memang di saat kedua nya sama sama tidak handal dalam perdekatan, tapi apakah sooya berfikir ini perdekatan? Sepertinya itu hanya berlaku untuk taehyung. Sooya mengurungkan niat nya untuk memakan suapan nasi kesekian kali nya kala ponsel nya berdering.

Brukk

Baru saja akan menggapai ponsel nya tiba tiba sooya tidak sengaja menumpahkan minuman jeruknya sehingga mengenai baju lengan kemeja taehyung. Seakan tidak peduli pada ponsel sooya lebih mengutamakan taehyung.

"Ya ampun." Kaget sooya.

Taehyung langsung berdiri dari duduk nya agar sisa air yang mengenai lengan kemeja nya tidak mengenai celana nya. Sebagian orang orang di kantin menatap kedua nya tapi lebih memilih abai mengingat taehyung adalah dosen dingin, siapa yang mau ikut campur dalam urusan ini?

"M-maafkan aku sir. Sebentar..."

Sooya mengambil sapu tangan nya dari totebag nya berjalan menghampiri taehyung hingga berada di samping pria itu. Taehyung lebih memilih diam membiarkan sooya melakukan nya.

Taehyung bisa melihat tangan gadis itu bergetar, apakah dirinya semenakutkan itu? Apakah sooya menyesal?

"Tidak apa apa." Taehyung menghentikan usapan sooya menggunakan sapu tangan nya di lengan kemeja nya dengan memegang tangan gadis itu, bahkan taehyung dengan sengaja memberi sedikit usapan di punggung tangan mulus gadis itu menggunakan jempol besar nya. Sooya dengan buru buru melepaskan tangan nya dari genggaman taehyung tiba tiba saja sedikit risih karna usapan itu.

"Maaf sir, aku benar benar tidak sengaja."

Taehyung tersenyum sebentar "no problem, lain kali hati hati." Sooya hanya mengganguk sebagai jawaban.

Taehyung mengambil nampan nya memang dirinya sudah selesai dengan makanan nya, "kenapa dengan leher mu."

Sooya langsung memegang leher nya yang tertutupi oleh rambut panjang nya tapi tetep saja masih sedikit terlihat. "O-oh ini, ini bekas gatal karna ku garuk." Jawab sonya.

"Benarkah? Tapi terlihat seperti bekas tanda." Ujar nya dengan santai, sooya meneguk ludah nya ketika di tatap intens oleh dosen nya. Lagipun tanda apa yang di maksud nya? Sooya mana mengerti.

Sooya tidak mampu menjawab karna dirinya memang tidak tahu kenapa leher nya bisa ada kemerahan, kemerahan di lehernya juga membuat sooya sedikit risih apalagi saat di tatap oleh mahasiswa ataupun mahasiswi yang melewatinya.

OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang