15.

24 8 0
                                    

"Narel." Mayra memanggil pelan lelaki di sampingnya.

Kedua insan ini bisa sama-sama berangkat lebih awal sehingga masih banyak siswa-siswi yang masih belum menampakkan diri di sekolah. Niatnya, Narel hanya tidak ingin berpapasan dengan orang yang paling ia hindari di sekolah. Tapi nyatanya, ia malah bertemu Mayra dan berakhir mereka duduk di kelas dengan suasana akward.

"Na. Gue mau balikin buku biologi lo." Mayra meletakkan buku itu di depan Narel. Mengetahui lelaki itu tidak merespon sama sekali panggilannya.

Tak berapa lama, tiba-tiba Mayra memegang lengan Narel pelan. Membuat lelaki itu tersentak kaget. "N-na. Gue lemes banget," ucap nya tiba-tiba.

Tak sampai lima detik Narel menghadapkan badannya ke arah Mayra, gadis itu menubrukkan kepalanya tepat di dada bidang lelaki itu. Mayra pingsan, Narel yang menyaksikan itu jelas panik dan dengan segera membangunkan gadis itu.

"Mayra? Lo pingsang?" Tak ada respon dari gadis itu.

Narel berdiri dari duduknya dan bergegas menggendong Mayra ala bridal style dengan wajahnya yang sangat kentara paniknya. Dia sama sekali tidak tau bahwa gadis di sampingnya ini sedang sakit, bahkan wajah gadis itu sangat pucat. Merasakan suhu tubuh Mayra yang lumayan tinggi di dalam gendongannya.

Di sepanjang koridor, ada beberapa siswa-siswi yang sudah datang. Dan tatapan mereka semua tidak lepas dari Narel yang menggendong Mayra dengan wajah paniknya. Bahkan bisik-bisik yang sedikit terdengar di telinganya tidak ia perduli kan lagi. Tujuannya saat ini cuma satu, yaitu UKS. Jangan lupakan bahwa Narel salah satu lelaki yang memiliki banyak fans di sekolahnya bahkan di luar sekolah, karena ketampanan dan aura dinginnya.

Sesampainya di UKS, Narel merebahkan tubuh Mayra pelan-pelan di brankar yang di khususkan untuk siswa-siswi yang sedang sakit. Setelah itu, Narel langsung mengambil air hangat untuk mengompres pelan dahi Mayra, tidak lupa lelaki itu juga memasangkan selimut di tubuh gadis itu.

Narel mengompres pelan dahi gadis itu. "Ck, udah tau sakit masih aja sekolah." Setelah mengatakan itu, Narel tanpa sadar mengelus pelan pipi Mayra.

Benar-benar tenang. Itulah yang ada di pikiran Narel saat ini. Melihat Mayra yang menutup mata dengan damai membuat hati lelaki itu menghangat. Biasanya, jika bertemu Mayra maka Narel hanya akan menunjukkan tatapan tajam ketidaksukaannya. Tapi kali ini berbeda, dia menatap Mayra dengan tatapan teduh seakan-akan berharap gadis itu segera bangun dan memeluknya sembari mengatakan ia baik-baik saja. Dengan lembut Narel menggenggam jemari tangan Mayra. Berharap suhu panas gadis itu berpindah kepadanya.

"Mayra." Seorang lelaki masuk ke UKS dan menuju berankar gadis itu.

Ferzo, wajah lelaki itu terlihat sangat khawatir mendengar dari beberapa siswa bahwa Mayra sudah di bopong Narel menuju UKS di saat beberapa siswa dan siswi baru saja datang. Lelaki itu ingin memastikan sendiri keadaan perempuan yang benar-benar berharga dalam hidupnya itu.

"Ck. Ngapain sih lo ke sini?"

Ferzo memandang ke arah Narel. "Lo, bisa pergi. Biar gue yang jagain Mayra."

Narel tertawa sarkas. "Hak lo ngusir gue apa? Denger ya. Mayra bahkan gamau ngeliat muka lo."

Lelaki dengan surai kecoklatan itu mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras menahan emosi. Jika saja saat ini mereka sedang tidak di UKS dan berada tepat di dekat Mayra, sudah di pastikan Ferzo akan menghajar Narel habis-habisan. Entah kenapa rasa bencinya  terhadap Narel sangat besar, apalagi melihat gadisnya bersama dengan pemuda itu.

Tidak berapa lama, seorang lelaki berkulit tan juga datang di tengah-tengah mereka. Menatap bergantian Narel dan juga Ferzo, sebelum akhirnya lelaki itu mendekat ke brankar Mayra dan meletakkan telapak tangannya di dahi Mayra merasakan suhu tubuh gadis itu. Perlahan Haedo mengambil sesuatu di dalam tasnya, yang ternyata fresh care. Laki-laki itu mendekatkan fresh care itu tidak jauh dari hidung Mayra berharap gadis itu menghirup aromanya. Dan hal itu tidak luput dari pandangan mata Narel dan juga Ferzo, kedua lelaki yang awalnya melempar tatapan benci kini hanya diam membeku menyaksikan semua tindakan Haedo untuk Mayra.

Behind Bound Cracks : Traces of The Past || Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang