11

1.9K 88 10
                                    

vote and comment
typo dimaklumkan
[feedback]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
|Happy reading|

"Jadi, itu saja maklumatnya? hanya itu?" tanya pemuda itu sambil menghirup kopi panas.

"Iya tuan, hanya itu saja maklumat yang dapat kami temui setakat ini, kami akan terus mencari maklumat tuan, jangan bimbang" jawab pemuda yang berstatus sebagai bawahan pemuda yang sedang duduk di kerusi kerjanya.

"Bagus kalau kau tau apa yang perlu dilakukan, jika kalian gagal, kalian sendiri tau akibatnya"

"I-iya tuan"

Pemuda tersebut tersebut langsung keluar dari ruang kerja tuannya sebelum ia kehilangan nyawa.

"Hey Jen, kau masih ingin berpegang pada cara itu? tolonglah berubah"

Pemuda berkelahiran Australia itu memandang sang sahabat dengan tatapan yang sulit diartikan. Pemuda yang ditanya pula hanya diam sahaja, mengabaikan suara Bangchan dan mengangkat bahunya. Tidak berniat ingin menjawab menggunakan suara.

"Oh tolong Jung Jeno, berapa banyak lagi dosa yang kau ingin tambah? cukuplah"

Jeno memandang Bangchan datar. "Bukan masalah kau bukan? jadi diam saja. suruh yang lain untuk bersedia dengan segala strategi yang telah dirancang, aku tidak ingin kita gagal kali ini"

Gagal? bahkan Jeno sentiasa menang dalam setiap kategori, kekayaan? rupa? misi? perusahaan? tolonglah, Jeno itu merupakan manusia yang terlalu sempurna, ya hanya saja sifatnya membuatkan orang-orang takut padanya, tapi tak jarang wanita-wanita di perusahaan bahkan diluar menggodanya.

"Ingin ku hubungi mereka juga?"

"Iya untuk sekedar berhati-hati, bersedia dengan semuanya"

"Senjata?"

"Yang baharu sudah sampai bukan? pindahkan ke markas Black Dragon dan gunakan senjata yang disana"

Setelah pemuda Jung berkata begitu, Bangchan laju keluar dari ruangan Jeno dan menuju ke markas untuk melakukan sedikit persediaan. Jangan salah sangka, Jeno mempunyai banyak markas yang terletak di berbeza tempat, mau di dalam negeri atau diluar memandang anak buah dan sahabatnya juga dari pelbagai kawasan, ia mampu mengharap mereka untuk mengurus markas ketika Jeno sedang sibuk dengan perusahaan. Tak jarang juga dia meminta pertolongan Mark untuk menjaga markas.

Kira-kira hampir dua jam ia duduk di dalam ruang kerjanya, dia juga tertanya apa si manis masih tidur atau sudah terjaga dari mimpi indahnya.

Lantas pemuda Jung mengemas file di atas mejanya dan terus melangkah keluar dari ruang kerjanya, mengunci dengan pin, peraturan memang sudah ditetapkan ; tiada siapa yang dibenarkan memasuki ruangan Jeno kecuali orang terdekat saja.

Sebelum sampai ke bilik Jaemin, Jeno turun terlebih dahulu untuk melihat sesuatu. Sampai di bawah kepalanya ditoleh ke kiri dan ke kanan, mencari seseorang.

"Dimana kepala maid?" tanya Jeno pada salah seorang maid yang sedang membersihkan ruang dapur.

"Selamat petang tuan, maid Lee sedang berada di halaman rumah"

Jeno terus melangkah menuju ke halaman rumah tanpa mengucapkan apa-apa. Akhirnya ia menjumpai kepala maid, menuju ke arahnya dengan perlahan.

"Maid Lee"

THE MAFIATempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang