Purwaka

235 15 7
                                    

Song : Prajnaparamita Hrdaya Sutra, Danang Suseno

Sebelum memasuki alur cerita. Penting bagi pembaca untuk mengetahui sejarah dari berdirinya Kerajaan Majapahit yang sudah saya rangkum dari berbagai literatur. Boleh ditambahkan atau dikoreksi bila ada kesalahan. Kita belajar bersama ya...

Kerajaan Majapahit berdiri meneruskan pendahulunya yaitu Kerajaan Singhasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerajaan Majapahit berdiri meneruskan pendahulunya yaitu Kerajaan Singhasari. Kerajaan Singhasari yang memiliki nama lain Tumapel, didirikan oleh dua klan yakni Wangsa Rajasa yang merupakan keturunan Arok-Dedes dan Wangsa Sinelir keturunan Tunggul Ametung-Dedes.

Dikutip dari Pararaton, usai Ken Arok meninggal dibunuh, kekuasaan atas Singhasari diteruskan oleh putra tiri Ken Arok yakni Anusapati. Tohjaya, putra Ken Arok dengan selirnya, Ken Umang, tak terima dengan tragedi kematian ayahnya, merebut kekuasaan dengan membunuh Anusapati saat bermain sabung ayam.

Tohjaya bertahta namun tidak lama. Ranggawuni, anak Anusapati atau cucu Dedes-Tunggu Ametung, dan Mahisa Cempaka (Narashingamurti), anak Mahisa Wongateleng atau cucu Arok-Dedes, bekerja sama merebut kekuasaan. Ranggawuni bertahta dan berabhiseka Wisnuwardhana. Keduanya memerintah bersama, terjadi kestabilan dan ketentraman.

Meski kestabilan dan ketentraman terjadi di selatan, kekuatan besar di utara siap meluluh lantahkan.

Saat Kertanegara, putra Wisnuwardhana bertahta datang utusan dari Mongol, dan meminta Kertanegara tunduk pada negeri mereka. Kertanegara menolak tegas dan mengiris telinga utusan itu.

Lalu muncul ambisi menaklukkan wilayah Nusantara di bawah rengkuhan Singhasari. Tentu selain mengukuhkan kekuasaan, kepentingan besar ini pun didesak oleh munculnya usulan membendung kekuatan besar dari utara. Ekspedisi Pamalayu digencarkan. Salah satunya ke Kerajaan Dharmasraya di Sumatera.

Muncullah rong-rongan pertentangan dari loyalis Wangsa Rajasa. Orang-orang yang tidak setuju dengan Kertanegara di singkirkan. Salah satunya adalah Banyak Wide atau Arya Wiraraja, penasihat raja yang diasingkan untuk menjadi bupati di Soemenep atau Madura.

Arya Wiraraja memprovokasi Jayakatwang, bupati Gelang-Gelang untuk melakukan pemberontakan. Mengingat dendam leluhurnya, Sri Kertajaya yang kekuasaannya direbut Ken Arok, Jayakatwang melancarkan pemberontakan. Singhasari diserang dari segala sisi, Kertanegara tewas.

Dyah Wijaya, menantu Kertanegara melarikan diri dan mencari bantuan kepada Arya Wiraraja. Dengan segala pertimbangan yang ada Arya Wiraraja membantu. Tak lama kemudian pasukan Mongol yang di pimpin oleh tiga jenderal besar yakni Shi Pi, Gao Xing, dan Ike Mese datang untuk menghukum Kertanegara.

Dyah Wijaya pura-pura menyerah dan mengabdi kepada Jayakatwang. Hingga dia diberi wilayah Hutan Tarik, membukanya sebagai pemukiman baru bernama Majapahit. Karena disana terdapat banyak buah maja (wilwa) yang rasanya pahit (tikta)

Dengan siasat nabok nyilih tangan, bantuan strategi jenius dari Arya Wiraraja dan kekuatan besar pasukan Mongol, Dyah Wijaya berhasil merebut kembali kekuasaan yang di duduki Jayakatwang. Riwayat Jayakatwang pun berakhir.

Saat sedang berpesta merayakan kemenangan, dengan kekuatan penuh Dyah Wijaya membalas menyerang, dan mengusir pasukan Mongol dari tanah Jawa.

Dyah Wijaya bertahta di Majapahit dan berabhiseka Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana. Dyah Wijaya menikahi semua putri Kertanegara, menjadikannya ratu Majapahit.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar silsilah : Wardoyo Setyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar silsilah : Wardoyo Setyo. 2014. The Rise of Majapahit. Grasindo.

Asmarandhana : Gayatri Sri RajapatniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang