Kesal

82 12 11
                                    

Yang Jong Hoon bersama beberapa mahasiswanya sedang berdiskusi. Kali ini hanya ada Jeon Yeseuk, Min Bok Gi, Kang Sol B, Seo Ji Ho dan juga Han Joon Hwi yang ikut berdiskusi. Jangan ditanya Kang Sol A, gadis itu hanya mau diskusi saat benar-benar ada tugas.

Sebenarnya Jeon Yeseul, Min Bok Gi, Kang Sol B, Seo Ji Ho dan juga Han Joon Hwi adalah untuk meminta klarifikasi atas foto yang Min Bok Gi bagikan di grup obrolan.

"Kalian kenapa tiba-tiba ingin bertemu denganku?" tanya Yang Jong Hoon tanpa basa-basi.

"Profesor. Apa benar Sol A putrimu?" tanya Seo Ji Ho.

"Tidak dan ya," ucap Yang Jong Hoon singkat.

Mereka semua memutar mata. Menatap tajam ke arah Yang Jong Hoon. Yang Jong Hoon yang paham situasinya langsung menjelaskannya. "Dia memang putriku, tapi bukan putri kandung. Sol A adalah putri istriku dari pernikahannya yang terdahulu."

"Apa selama ini kalian berakting sebagai dosen dan murid?" Min Bok Gi penasaran dengan spekulasi yang ada di kepalanya.

"Kami tidak berakting. Kami profesional saat berada di kampus. Kalian jelas ingat dengan apa yang dikatakan saat berada di lift bukan. Itu sudah cukup menjelaskan bahwa kami baru mengetahui fakta itu."

"Jadi anda juga baru mengetahuinya, prof?" tanya Yeseul sekali lagi.

"Aku tahu istriku punya seorang putri, tapi aku sama sekali tidak tahu dan tidak menyangka Sol A putri tiriku. Karena dia tinggal dengan ayahnya juga istriku tak pernah menghubunginya mantannya lagi. Sedangkan Sol A juga baru bertemu ibu kandungnya pertama kali adalah kemarin saat ayahnya mempertemukan kami."

Mereka mengangguk. Akhirnya rasa penasaran mereka terjawab. Meski Yang Jong Hoon sedikit kesal karena ke kepoan mereka, ia tak masalah menjelasakan apaa yang sebenarnya terjadi antara Kang Sol A dan dirinya yang hanya sebatas ayah dan anak sambung.

"Masalah ini tidak usah dibesar-besarkan. Sol B dan ayahnya juga biasa saja kan."

Mereka semua mengangguk. Setelaha dirasa clear, Yang Jong Hoon memutuskan menghubungi Kang Sol untuk menjemputnya.

"Kamu dimana, Sol. Papa sudah selesai."

"Sampai di parkiran Hankuk. Segeralah kesini."

Yang Jong Hoon mematikan ponselnya. Ia lantas bergegas menemui putrinya. Kelompok belajar itu juga sama meninggalkan tempat itu. Mereka kembali kerumah dan dorm masing-masing.

------

Yang Jong Hoon duduk di sebelah Kang Sol. Pria itu segera memasang sabuk pengamannha. Sekilas ia menatap sebentar putri tirinya yang tampak kesal dan lelah. "Kau tampak kesal. Kenapa?" tanya Yang Jong Hoon membuka obrolan.

Kang Sol menoleh. Gadis itu tak langsung menjawab dan memilih tancap gas dari tempat itu. "Malas ketemu teman-teman, pa," jawab Kang Sol kemudian.

Otak Yang Jong Hoon berpikir sejenak. Ia pikir karena masalah foto tadi yang menyebabkan mood Kang Sol jadi buruk. "Soal di foto yang tersebar di grup kelompok belajar, aku sudah mengklarifikasinya. Kau tidak perlu khawatir, Sol."

"Oh." Kang Sol hanya ber oh ria. Gadis itu sedikit lega tapi belum begitu baik suasana hatinya.

Keadaan kembali hening. Selama perjalanan Kang Sol fokus menyetir. Tiba-tiba saja ponsel Kang Sol berbunyi. Speaker dinyalakan. Seseorang bernama  Go Sharen lantas menyapa Kang Sol.

"Hey Sol. Aku mau mengabarimu kalau hasil lab sudah keluar. Kau bisa mengambilnya sekarang kalau kau mau."

"Aku kesana sekarang, eonni."

"Ok. Aku tunggu ya."

Kang Sol mempercepat laju mobilnya tanpa memberitahu apa-apa pada papa tirinya. Yang Jong Hoon sedikit ngeri dan berpegangan. Untung jalam sedikit longgar. Meski dibilang ngebut, kecepatan mobil itu masih dirasa wajar.

Sepuluh menit kemudian, Kang Sol dan Yang Jong Hoon sampai di rumah sakit.

"Aku tidak lama. Papa kalau bosan keluar saja dan menghirup udara segar."

"Hm."

Kang Sol bergegas turun. Yang Jong Hoon sendiri memutuskan tetap berada di mobil sambil mendengarkan radio. Pria itu menunggu dengan sabar urusan Kang Sol. Sebenarnya ia sedikit heran kenapa Kang Sol tiba-tiba kemari. Sebagai insting seorang ayah, pria itu sedikit cemas lantaran beberapa kali Kang Sol sering pingsan saat di kampus. Ia bertekad akan mencari tahu setelah ini.

----------

"Eonni, bagaimana kondisiku. Kepalaku semakin sering sakit."

Sang dokter yang tak lain adalah sepupunya menghela nafas berat. Ia terlihat terpaksa memberitahu kondisi Kang Sol.

"Sol, maaf. Kondisimu tidak sedang baik. Itu terlihat dari hasil lab dan CT Scan kenarin. Banyak istirahat dan jangan banyak pikiran."

"Kau tidak menjawab pertanyaanku dengan jelas, eonni."

"Hufffttt...Maaf dengan berat aku katakan, kalau dalam 6 bulan ini kamu bisa bertahan adalah keajaiban."

Kang Sol terdiam. Matanya sembab. Ia tahu jika hari itu akan tiba, tapi tak menyangka akan secepat ini. Go Sharen juga ikut sedih. Sepupu tersayangnya telah menderita kesakitan yang begitu lama. Wanita itu mencoba menghibur Kang Sol yang mulai menangis.

Mulut Kang Sol bergetar pelan menahan  teriakan yang begejolak dihatinya. Gadis itu lantas memohon sepupunya agar diberikan dosis obat yang tinggi untuk mengurangi rasa sakit. "Eonni, bisakah kau berikan dosis obat yang sedikit tinggi agar aku tak merasa kesakitan saat kambuh?"

"Maaf tidak bisa. Aku takut tubuhmu tidak kuat."

Kang Sol hanya bisa pasrah. Gadis itu menurut dan segera pergi menebus obat di apotik. Setelah selesai. Ia kembali ke parkiran mobil untuk menemui papanya.

------ To be continue

A/n: Kang Sol pakai bahasa formal ya kalau sama keluarga. Ia di didik sopan sama keluarga & orang lain. Kalau sama temennya ya bobroknya keluar. Thanks

𝐇𝐎𝐌𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang