Hari pertama memutuskan pergi dan tinggal di rumah ibunya, Kang Sol sedikit canggung. Bertemu ayah tiri, ibu kandung, adiknya. Kang Sol sebenarnya tidak terlalu siap dengan perubahan ini. Ditambah, status Yang Jong Hoon juga adalah dosennya. Ia tambah frustasi mengingat di kampus ia memilih menghindari Yang Jong Hoon.
Sore itu dikamarnya setelah ia selesai berberes, ia berbaring sebentar di kasurnya seorang diri. Tak lama, suara dari gagang pintu bergerak dan tampak bocah kecil bernama Yang Axcel masuk dari arah luar. Kang Sol hampir mengupat namun ia urungkan mengingat bocah menggemaskan itu masuk dengan antusias.
"Noona Sol!" teriak Axcel dengan wajah polosnya menghampiri Kang Sol.
"Ya ampun, Axcel. Kamu ngagetin noona," ucap Kang Sol mengelus dada.
"Xixixi, maaf noona. Axcel terlalu senang karena noona tinggal disini."
Kang Sol tersenyum. Gadis itu tak jadi marah karena melihat wajah menggemaskan adiknya. "Noona juga senang bisa ketemu Axcel lagi."
Axcel tersenyum lebar. Bocah itu tiba-tiba memegang tangan Kang Sol. Kang Sol reflek kaget namun ia tak marah. "Noona, ayok keluar," ajak Axcel.
"Hm, boleh."
Axcel menarik tangan Kang Sol dan menyeretnya keluar. Bocah itu tampak semangat. Kang Sol sedikit kewalahan namun bisa ia atasi dengan mudah.
"Kita mau kemana Axcel?" tanya Kang Sol bingung.
"Ke dapur noona."
Kening Kang Sol mengerut keheranan. "Ngapain, Axcel?"
"Kata samchon (read: Edward), noona bisa memasak makanan enak?"
Kang Sol tersenyum. Ayahnya ini memang pandai sekali mengambil hati anak kecil. "Kamu mau dibuatin apa?"
"Desert ya Sol noona. Please."
"Ok. Sekarang Axcel duduk dan perhatikan noona ya."
Axcel menggangguk. Sementara itu, Kang Sol memperhatikan sekeliling dapur. Dapur itu terlihat bersih dan rapi. Bumbun dan bahan lain cukup lengkap. Ia berpikir akan memasak sesuatu untuk Axcel.
"Kalian ngapain disini?" tanya Seol Ah yang melihat kedua anaknya berada di dapur.
"Mama, aku mau noona masakin desert. Kata samchon, noona pandai memasak."
Kang Sol nyengir. Gadis itu malu di puji oleh anak kecil seperti Axcel.
"Kalau mau masak, masak saja ya. Bahannya lengkap disitu," ucap Seol Ah lembut.
"Apa Axcel ada alergi, ma."
"Tidak. Kami semua toleran dengan semua bahan makanan."
"Kalian duduk saja. Aku akan membuatkan sesuatu."
Axcel dan Seol Ah lantas duduk di kursi bar yang berada di dapur itu. Seolah sedang melihat demo, Seol Ah mengambil ponselnya dan merekam kegiatan Kang Sol.
"Mama rekam ya nak." Seol Ah antusias. Baginya, moment seperti ini jarang sekali terjadi. Maka dari itu ia tak menyia-nyiakan moment kumpul seperti saat ini.
"Terserah mama saja. Asal untuk arsip pribadi."
Kang Sol mulai mempersiapkan peralatan masak. Selesai alat disiapkan Kang Sol kembali menyiapkan bahan untuk desertnya. Matanya melongo mengingat banyaknya stok buah di dalam kulkas. Tangannya lantas mengambil stok buah apel yang cukup banyak.
Persiapan alat dan bahan sudah selesai. Kang Sol segera memasak bahannya. Untung saja ada puff pastry, dia bisa menghemat waktu. Sejujurnya ia lebih suka membuat puff pastry sendiri dari pada membeli yang instan. Hal ini terpaksa karena keterbatasan alat. Mamanya tidak memiliki rolling pin di dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐎𝐌𝐄
FanfictionKang Sol A sejak lahir hidup bersama ayahnya yang seorang chef. Mereka hidup bahagia bersama. Suatu hari ketika ia pulang kerumah, ia mendapati hal menyakitkan tapi juga membahagiakan. . . . Inspired by LAW SCHOOL K-drama, AU, OOC, Typo(s)