JARAK

61 8 3
                                    

Yang Jong Hoon sedang berdua dengan Seol Ah. Pasutri itu menikmati waktunya berdua di kammar mereka. Mereka sebenarnya akan bersiap tidur, namun Yang Jong Hoon kemudian mengajak istrinya berbicara.

"Tadi Kang Sol ke rumah sakit." Yang Jong Hoon membuka topik. Seol Ah yang mendengarnya sedikit tak percaya.

"Eh? Dia sakit, sayang?"

"Ya. Anak itu akhir-akhir ini sering pingsan di kampus, yeobo."

"Kenapa tidak memberitahuku?"

"Sekarang aku memberitahumu bukan?"

Mereka berdua terdiam. Dalam hati mereka sebagai orang tua, sangat khawatir pada kondisi Kang Sol. "Besok pagi coba kau tanyakan ke Kang Sol. Tadi dia tak mengatakan apapun padaku, Seol Ah."

"Baiklah. Besok aku akan menanyakan Kang Sol."

---------

Seol Ah bangun lebih pagi. Seperti biasa ia bangun paling awal. Seperti biasa ia beraktifitas dulu di kamr mandi membersihkan tubhuhnya. Wanita. Itu kemudian berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan.

Sesampainya di dapur, wanita itu membuka kulkasnya. Untung saja kemarin ia sudah berbelanja bahan makanan. Jadi ia tak bingung lagi. Saat ia tengah sibuk, terdengar langkah kaki berlari masuk ke arah kamar mandi. Seol Ah sempat terkejut sampai sesorang dari arah dalam terdengar sesorang tengah muntah.

"Hoeekkk....."

Seol Ah mengetuk pintu kamar mandi tersebut. Raut wajahnya tampak panik. "Sol. Kamu baik-baik saja nak?"

Kang Sol belum menjawab. Dua detik kemudian Kang Sol menjawab pertanyaan mamanya. "I'm fine."

Tak berapa lama gadis itu keluar dengan wajah pucat dan berkeringat. Seol Ah tampak cemas dan membawa putrinya ke dapur untuk dibuatkan minuman hangat. Kang Sol menurut saja. Dalam diam Kang Sol memperharhatikan mamanya yang tampak sibuk menyiapkan sesuatu untuknya. Sudut bibirnya menarik senyum tipis. Ia tampam senang melihat ibunya repot-repot menyiapkan susu hangat untuknya.

"Minumlah, nak. Agar perutmu ada isinya."

Kang Sol lantas mengambil gelas itu dan langsung meneguknya sampai habis. Seol Ah sendiri menatap sedih keadaan putrinya dengan perasaan cemas.

"Kau baik-baik saja nak?"

Kang Sol mengangguk. Meski sebenarnya ia tahu, mamanya sedang mengkhawatirkannya. Kang Sol diam sejenak. Gadis itu menatap ke arah lain sambil berbicara tanpa memandang mamanya.

"Ma. Aku ingin cuti kuliah."

Seol Ah bingung. Anak gadisnya tampak sedikit menghindari kontak mata dengannya.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau ingin cuti kuliah?"

"Aku sakit."

Seol Ah memeluk putrinya. Kang Sol sedikit tersentak namun ia tak bergeming dengan posisinya sekarang.

"Aku tak pernah mengatakan ini pada Appa. Tapi kondisiku sedang tidak baik melakukan hal apapun," lanjut Kang Sol berbicara dengan sedikit menahan rasa sakit kepalanya yang mulai menyerang.

"Kanker otak stadium 3, ma."

Dunia seolah runtuh bagi Seol Ah. Tangisnya pecah. Ia tak menyangka putrinya sakit seberat itu. Wanita itu menangis sejadi-jadinya seolah mendapat hukuman atas apa yang terjadi di masa lalu. Ia telah gagal sebagai ibu.

"Ma. Apa kau menyesal sekarang? Kau akan bersamaku dalam waktu singkat, ma." Kang Sol bukan bermaksud menyindir, hanya saja gadis itu penasaran dengan isi hati mamanya.

𝐇𝐎𝐌𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang