Handsome Ghost || Jaemren [√]

chapter one

happy reading all! （＾ω＾）

“Ren, ikut nongki gak? ”

Renjun keliatan mikir tawaran Haechan. Tapi gak lama dia geleng. “Gak deh Chan, gue mau rebahan dikasur tercinta aja. ”

Haechan berdecak kesal. Memang susah banget ngajak Renjun untuk keluar karena Renjun lebih suka dirumah dan rebahan dikasur kesayangannya. Haechan jadi heran, dulu Renjun itu aktif banget anaknya. Tapi semenjak tamat SMP, Renjun berubah jadi pemalas. Bahkan kekantin aja jarang karena dia lebih suka tiduran dikelas atau perpustakaan.

“Kebiasaan lo mah. Ah udahlah, ayang Jeno udah nunggu gue. Bye pendek! ”

“Monyet lo! ”

Tapi Haechan hanya cuek aja dan berlalu pergi menghampiri Jeno yang udah nunggu dia diparkiran. Tinggal lah Renjun sendiri yang sekarang lagi beresin buku buku nya dan masukin kedalam tas.

Selesai dengan urusan buku, Renjun beranjak dengan menenteng tasnya keluar dari kelas. Tapi langkahnya terhenti kala netra serupa rubahnya melihat seseorang yang gak terlalu jauh dari pandangannya menuju lapangan basket indoor.

Dahi Renjun berkerut, ia melangkah menuju lapangan indoor untuk mengecek kesana. Karena jujur aja Renjun penasaran, siapa orang yang ia lihat tadi? Apa mungkin halusinasi? Ah tapi gak mungkin, Renjun ngerasa benar benar ngeliat ada orang yang masuk kelapangan indoor.

Sesampainya disana, Renjun dapat melihat sosok yang tadi sempat ia lihat sedang berdiri ditengah lapangan.

Aneh. Kenapa pula pemuda itu berdiam diri ditengah lapangan? Kenapa gak pulang padahal jam pelajaran udah berakhir, dan juga, kenapa pemuda itu gak pakai seragam dan malah pakai pakaian bebas?

Renjun mendekat dengan terburu buru. Menyadari ada orang lain, pemuda dengan surai darkbrown itu menoleh kearah Renjun.

“Lo ngapain disini? ”

“Lo.. bisa ngeliat gue? ”

“Apasih gak usah becanda deh! ”

Please deh, Renjun itu orangnya penakut. Dengan kondisi lapangan yang sepi dan cuma ada dia dengan pemuda aneh ini, hawanya jadi kerasa beda banget.

“Serius, lo kok bisa liat gue? ”

“Eh sumpah lo kalo becanda yang bener dong! Gue timpuk mau?! ”Renjun mengangkat tinggi tinggi tasnya, berniat memukul pemuda itu.

“Emang gue keliatan lagi becanda? Gue serius. Lo kok bisa liat gue? Padahal gue ini hantu. ”

Damn.

Renjun mundur beberapa langkah, wajahnya lantas memucat seketika. Dalam hatinya merapalkan kata doa dengan begitu cepat, efek ketakutan.