Handsome Ghost || Jaemren [√]

handsome ghost : 8

happy reading, maafkan kalau ada
typo ^o^

“L-lo ngomong apaan sih, ngaco!”

Renjun melepas paksa pelukan Jaemin padanya, mendorong dada si hantu dengan wajah merah padam.

Jaemin menangkap tangan Renjun yang mendorong dadanya dan menggenggamnya. “Dengerin gue dulu.”

Tubuh Renjun kembali kaku. Ia gelagapan ditempat kala Jaemin menatapnya lekat dan menggenggam erat tangannya. Posisi mereka terlalu dekat, Renjun takut Jaemin dapat mendengar detak jantungnya yang menggila.

“Gue tau alam kita udah beda. Tapi Ren, gue gak bisa boongin perasaan gue. Hampir 2 bulan sama lo terus, rasa suka itu muncul. Maafin gue. Gue sadar kok kalo kita gak akan bisa sama sama. Gue cuma mau jujur ke lo tentang perasaan gue, biar gue bisa lega.”

Mata Renjun memanas hingga tak lama menitikkan air mata. Membuat Jaemin panik kala si manis itu mulai menangis.

“Hei kok nangis?” Jaemin dengan lembut mengusap air mata yang membasahi pipi berisi Renjun. Bukannya berhenti, tangis Renjun makin deras.

“Hiks lo ke-kenapa ngomong gitu sih?!” Renjun dengan keras memukuli Jaemin. Jaemin hanya pasrah saja. Ia tak tahu kenapa Renjun menangis seperti ini.

“Gue gasuka! Hiks..”

“Maaf. Kalo lo gak suka karena gue sayang sama lo, gue bakalan pergi dari hidup lo, kok.”

“BUKAN ITU!!”

Jaemin terperanjat mendengar pekikan Renjun. Perlu diingatkan, mereka masih ada dikamar mandi.

“G-gue gak suka lo hiks bilang kita gak bisa sama sama. Gue gak suka!”

Tatapan Jaemin melembut, ia menangkup pipi Renjun yang basah akan air mata. Mata indah itu berkaca kaca dan hidungnya memerah. Sialan, kenapa Renjun begitu menggemaskan saat sedang menangis?

“Maaf..”

Renjun menubruk Jaemin dengan pelukan erat dan menangis lebih keras. Jaemin membalas pelukan Renjun, mengusap kepala Renjun.

“G-gue juga sayang sama lo..”

“Hah?!”

Renjun kemudian melepas pelukan Jaemin, mendorong tubuh si hantu yang lebih tinggi darinya itu dengan kasar. Ia malu.

Renjun dengan buru buru ingin keluar dari kamar mandi, namun Jaemin lebih dulu menarik tangan Renjun, dan membawa tubuh mungil itu kepelukannya. Renjun terpaku, namun tak lama ia membalas lagi pelukan Jaemin.

“Gue bahagia dengernya. Waktu gue masih idup, gue gak pernah ngerasain namanya jatuh cinta. Dan sekarang gue jadi hantu, gue malah jatuh cinta sama manusia manis kayak lo.”

Pipi Renjun merona. Ia makin masuk kedalam pelukan Jaemin untuk menutupi wajah merah dan perasaan senang yang membuncah.

“Terus sekarang mau gimana?”

Dahi Renjun menyerngit, ia mendongak, menatap Jaemin dengan pipi yang memerah. “Gimana apanya?”

Jaemin menghela nafas, mencubit pipi Renjun gemas. “Mau pacaran gak?”

“Se-serius?”

“Serius sayangku..” Jaemin gemas sekali dengan Renjun yang begitu lemot.