"Hanya itu saja yang bisa kamu lakukan?" Bisik nya pelan. Namun mampu membuat gadis yang lebih muda tercekat, tubuhnya gemetar hebat. Keringat mengalir deras membasahi pelipis nya. Bahkan saat telinga nya mendapatkan gigitan keras lalu diakhiri oleh jilatan lembut oleh lawan didepannya, tingkat sinyal kewaspadaan dalam dirinya meningkat. Ia dalam posisi bahaya. Ia memutar otak bagaimana mengendalikan sosok di hadapan nya ini.
Sial.
"Gerreu!! Aku sangat kecewa Minjeong~ah.. Kamu benar-benar tidak menepati janjimu." Tidak bohong jika Karina sungguhan kecewa berat. Terlihat jelas pancaran wajahnya begitu menyakiti perasaan Winter.
Bibir pucat milik Karina gemetar, nafasnya memburu begitu pula dengan tubuhnya yang menegang. Namun sorot mata itu menatap tajam gadis di hadapan nya. Siluet hitam memenuhi kedua retina miliknya. Luka sayatan di leher Karina kembali basah, sedikit mengelupas mengeluarkan darah segar bercucuran hingga membanjiri kemeja putihnya.
Kekhawatiran Winter bertambah kala melihat gerakan cepat Karina yang memegang sebuah belati dari balik punggungnya. Ia tahu akan menuju kemana belati tersebut. Dengan gerakan cepat pula Winter menepis kasar tangan Karina sehingga belati itu terhempas jauh.
"Geumanhae!!" Teriak nya keras memekak telinga siapa saja yang mendengar. "Beri aku waktu sedikit lagi, Tolong. Aku nggak akan bikin kakak kecewa. Aku akan melakukan nya sesuai dengan apa yang Kak Karin inginkan."
"Jadi... Berhentilah bertindak bodoh. Kumohon kak." Pinta gadis Kim itu kepadanya. Karina? Ia malahan tersenyum sinis. Menjauhkan diri dari gadis itu.
"Disini siapa yang bertindak bodoh? Itu kamu Winter.. Kamu mengacaukan semuanya, sudah kakak bilang berapa kali jika kamu hanya perlu membunuhnya. Bukan sekedar melukai tapi MEMBUNUHNYA WINTER! Kau dengar?!!" Karina memborbardir gadis itu dengan nada keras. Kalimat nya sungguh menusuk hatinya.
"Aaaaaarrrrgggghhhh! Hikss~ Jeongmal. Geumanhae unnie." Winter berteriak histeris seraya terisak pilu. Tubuhnya tiada henti gemetar hebat. Ia lunglai ambruk di lantai. Indera pendengaran nya ia tutup seerat mungkin.
Karina menghembuskan nafas lelah. Ia sudah muak membuang-buang waktu percuma hanya untuk satu tujuan nya. Keinginan mutlak nya. Gadis nya itu sungguh lamban dalam bergerak.
"Dengar, kakak tidak peduli dan tidak ingin tahu bagaimana kamu melakukannya. Namun lakukanlah dengan segera. Kakak sudah memberimu banyak waktu. Bunuh dia segera atau kamu akan melihat kakak mati di hadapanmu." Winter mendongak karena dagu nya dicengkram erat oleh tangan Karina. Kedua insan itu saling menatap. Sebelum akhirnya Gadis yang lebih tua membawa tubuh mungil itu kedalam pelukan hangatnya.
"Satu yang kakak tahu.. Baby ku ini gadis yang penurut bukan? Maka lakukanlah apa yang kakak katakan tadi, arraseo?! Minjeong~ah." Karina melepas pelukan nya, menangkupi kedua pipi chubby itu untuk kemudian mencium nya lembut dalam ciuman intens.
Dalam waktu yang sama, Luka sayatan memanjang di leher Karina memudar perlahan. Luka menganga itu menutup dan tersisa hanya lumuran darah yang mengering.
Nggak tau deh ini kenapa malahan bikin lagi yang Winrina, efek bucin akut sama mereka. Seulrene nya malah dilupain~
KAMU SEDANG MEMBACA
World u Be Mine.. !
Fantastik"Satu yang kakak tahu.. Baby ku ini gadis yang penurut bukan? Maka lakukanlah apa yang kakak katakan tadi, arraseo?! Minjeong~ah." ... Iyaa~ Winter yang selalu kalah telak di hadapan Karina. Selalu nurut sama apa yang Karina mau, yaaaa meskipun Kar...