Loving You [h.s]

Chapter 20: the Pandemic era

Vote, comment, and love manda. Jk.

Happy reading gurlss❤

Typo nya harap makluumm😔🖐🏻

Sydney Pov

Ketika mendapati kabar jika kini seluruh dunia sedang di landa oleh virus mematikan yang tak terlihat oleh mata telanjang, aku dan Harry jelas memperketat siapapun yang datang berkunjung ke rumah kami masing masing. Terutama jadwal belajar privat Love harus kami rubah menjadi daring untuk waktu yang belum di tentukan, setidaknya hingga wabah virus ini sudah jauh lebih reda.

Berdasarkan info yang ku dapati dari televisi virus ini sangat cepat merasuki tubuh seseorang, bahkan hitungan jam saja. Karena kami masih berada di Amerika hingga pemerintah mengumumkan gawat darurat internasional virus ini di tetapkan sebagai wabah, Love untuk sementara waktu berada bersama denganku. Harry hanya bisa mengunjungi kami ketika waktunya untuk membeli peersediaan dapur tiap bulan nya, itu pun ia harus mandi dengan bersih dan juga memakai pakaian tertutup sekali lengkap dengan masker yang menutupi setengah wajah nya.

Kami juga menjaga jarak minimal 5 kaki atau sekitar 1 meter, maka tidak ada istilah nya bermalam bersama di apartemenku, bagi Harry.

Yang ku dengar juga semua jadwal konser keliling dunia Harry harus di undur hingga tahun depan, artinya ia tidak akan berpegian kemana pun untuk satu tahun ini. Semua di lakukan dengan serba online, bahkan pekerjaan ku juga di lakukan di rumah. Aku juga harus mengubah ruang bermain Love menjadi kantor pribadi untuk sementara waktu.

Saat ini kebetulan Harry sedang datang berkunjung, ia berada di ruang tengah bersama Love di sebelah nya, mereka terlihat tengah menonton sesuatu di layar tv datar milikku. Sementara aku memilih untuk memasak di dapur, karena sekarang setiap hari terasa seperti hari minggu atau weekend bagiku. Ya, bagaimana tidak? Semua di lakukan di rumah, benar benar serba di rumah.

"Angel? Kau tahu tidak, di lantai 11 ada salah satu penghuni apartemen yang terpapar Covid?" ujar Harry sembari berjalan mendekati dapur dengan Love di gendongannya.

Mataku membulat, rasanya tiap kali mendengar beberapa kerabat ku yang mendapati lingkungan sekitar nya terdapat seseorang yang terserang virus tersebut akan merasa was was juga panik. Seperti sekarang rasanya seluruh kulit tubuh ku meremang.

"Kau sungguh sungguh?" kataku dengan wajah yang seratus persen sudah sangat ketakutan

Harry mengangguk ragu, rupanya ia menyadari perubahan air muka ku yang begitu signifikan. Tubuh nya mendekat dan ia meraih lenganku untuk ia pijat sebentar, aku tetap tidak bisa menutupi rasa panik ku. "Astaga, nampak nya kau sangat paranoid. Maafkan aku ya, ayo kemari duduk dengan kami supaya kau merasa jauh lebih relax." Ajak Harry sambil menepuk nepuk pundakku

Love menatapku kebingungan, putriku ini tidak mengerti apapun. Yang ia ketahui adalah, ia tidak ku perbolehkan pergi keluar pintu rumah, bahkan Harry menakuti putri kami dengan mengatakan "kau akan bertemu dengan monster aneh jika pergi keluar pintu barang satu langkah pun, apakah kau mau berteman dengan monster? Tidak kan, maka tetap lah jaga jarak mu dari pintu, okay darling?"

"Mum, kau bertemu monster ya?" Tanya Love dengan polos nya

Aku menggeleng, "Bukan sayang, Mum hanya takut jika Papa terserang virus karena tetangga Papa terserang penyakit menyeramkan." Mendengar penuturanku, Love menatap Harry dengan wajah ketakutannya, aku jadi menyesal telah memberitahu Love.

"NOOO! Papa dengan Love dan Mum saja, Papa tidak boleh sakit!" seru Love secara spontan, bahkan ia turut merengkuh leher jenjang ayah nya erat erat

"Honey, tidak apa apa, okay? Tetangga Papa tidak akan menularkan virus itu, karena ia sekarang berada di rumah sakit untuk di obati oleh para dokter. Sayang nya Papa tidak bisa berada disini, semua pekerjaan Papa harus di selesaikan, anak cantik." Mendengar penjelasan Harry, Love mengangguk kecil, meskipun ia tidak mengerti dengan benar apa maksud ucapan Harry, setidaknya Love tidak merajuk agar Harry tinggal bersama kami juga.