19. Mungkinkah Salah Takdir?

637 207 154
                                    

Ceritanya mulai serius nih beztieee...
Mangats mikirin teori nya, eh ada yang berusaha mecahin misterinya gak sih?

Siapa yang bunuh Asphodel di kebangkitan nya yang pertama?

Siapakah sebenarnya Sunghoon?

Siapa yang menyusupkan Strigoi ke dalam kastil?

Siapa yang bakar kastil?

Nah hayoooo...

Dan siapa ya sebenernya tubatu? 😂

Udah lah langsung aja ke cerita.. Cekibrottt

_____Happy Raeding_____

Angin pagi menyapa Heeseung bersamaan dengan fajar yang mulai menampakan dirinya, menyingkirkan langit malam dan merubah kegelapan menjadi terang.

Heeseung masih bertahan di tempatnya berdiri, dia masih tak mengerti bagaimana bisa kastil terbakar begitu cepat tanpa dia sadari.

Clek!

Pintu di belakangnya terbuka, seseorang berjalan mendekat lalu ikut berdiri di samping Heeseung.

"Sudah lah Hee... Gak usah mikirin kastil yang udah jadi abu itu," tutur Ni-ki yang kini menatap Heeseung kasihan.

Heeseung menghela napas.
"Apa cuman gue yang ngerasa ada yang janggal dari tragedi ini?" Heeseung masih menatap jalanan di depan rumah Horace yang masih sepi.

Ni-ki mengerutkan dahi.
"Hemm... Gue juga ngerasa aneh sih."

Heeseung menoleh, mengatap Ni-ki yang terlihat sedang berpikir.
"Saat kejadian itu gue lagi ada di kamar... Dan saat gue kedip, semua udah kebakar... Sesaat gue bingung, terus Jungwon dateng dan bawa gue berteleportasi ke luar," kisah Ni-ki.

Kini giliran Heeseung yang mengerutkan dahi.
"Semua langsung kebakar?"

Ni-ki mengangguk.
"Apa mungkin ini sihir?" tanya Ni-ki.

Heeseung memalingkan pandangan.
"Bukan, ini pasti perbuatan avatar... Cuman mereka satu-satunya yang mungkin ngelakuin ini."

"Jadi maksud lu ada avatar lain?" tanya Ni-ki memastikan.

"Entahlah... Apapun namanya dia, yang pasti dia berpihak pada Salvatore."

***

Emery mengajak Ivy untuk tidur di kamarnya, lagi pula tidak mungkin Ivy tidur di ruang tengah bersama para lelaki. Dan sebenarnya, Emery ingin memperbaiki hubungannya dengan Ivy.

Ya, semenjak dia pindah ke kastil dan sering bertengkar dengan Sunghoon, Ivy jadi sedikit berubah. Berbeda dengan saat pertama kali mereka bertemu, kini Ivy jadi lebih pendiam dan selalu menghindari kontak dengan Emery.

Ini saatnya Emery memperbaiki semuanya, semua yang menurutnya terasa berubah disebabkan olehnya.

"Ini bakal seru banget! Lu pernah denger peserta piama?" tanya Emery sambil memilah milih piamanya di dalam lemari.

Ivy yang duduk di atas ranjang memperhatikan Emery hanya menggeleng.

"Nahh... Ini kesukaan gue sih," ucap Emery sambil menunjukan sebuah piama berwarna biru muda dengan motif bintang putih lalu kembali berkata, "Lu pake gih... Gue pake yang satu lagi aja," lanjutnya.

[TERBIT] I Want More Blood! ¦¦ Saros Maundrell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang