33. A Difficult Choice

531 158 156
                                    

Kaki Emery seketika bergetar ketakutan melihat beribu tentara berlarian ke arahnya.

"Gimana nih?" gumamnya ketakutan.

Horace yang berdiri di depan Emery sontak terkejut dan langsung berbalik, dia baru sadar Emery ikut perang.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Horace sedikit marah.

"Ikut perang lah."

"Pergi! Bersembunyilah di hutan." Horace sedikit mendorong bahu Emery, menyuruh nya agar segera pergi. Namun, Emery sudah membuat keputusan dalam dirinya.

"Tidak! Pokoknya aku ikut Ayah!"

"AWAS!!!"

Jake berteriak sambil melempar sebuah tombak yang langsung mendarat di kepala seorang prajurit.

Crebb!!!

Bruk!!!

Seketika si prajurit yang tadinya hendak menyerang Horace kini terkapar tak bernyawa dengan tombak besar bersarang di kepala.

"Apa yang sedang kalian lakukan? Berhenti bergosip dan mulailah menyerang!" kesal Jake. Lycan itu langsung berbalik dan kembali ke dalam pertarungan.

Horace mengangguk. Tapi masih ada yang harus dia selesaikan saat ini.
"Emery... Perang itu berbahaya, kamu memepertaruhkan nyawa di sini--"

"Lalu apa?" Emery memotong. "Apa Ayah kira aku akan membiarkan Ayah memepertaruhkan nyawa di sini sementara aku hanya duduk menonton, hah?"

Horace nyaris dibuat bungkam.
"Ayah tidak ingin kehilangan dirimu." Horace menangkap kedua bahu Emery, dia menatap putrinya nanar, dia lebih takut kehilangan sang putri daripada terhunus oleh pedang.

"Aku juga tidak ingin kehilangan Ayah!" Mata Emery mulai berkaca-kaca, dia takut, benar-benar takut kehilangan Ayahnya, teman-temannya, dia takut semua hilang akibat perang.

"Biarkan aku bertempur di samping Ayah," pinta Emery lirih. Jika pun dia harus mati, setidaknya dia berada di sisi sang Ayah__pikir Emery.

Horace tampak tidak yakin, namun tak ada yang bisa ia lakukan untuk membuat Emery menyingkir.

Hop!

Horace memberikan sebuah pedang yang langsung ditangkap oleh Emery.

"Jangan jauh-jauh dari Ayah! Kau mengerti?"

Emery mengangguk, dia tatap pedang itu sesaat. Sebenarnya dia tidak terlalu pandai menggunakan pedang, dia lebih suka menyerang secara brutal seperti keahliannya.

Prang!

Emery melempar pedangnya. Horace yang tadi baru saja berbalik kini kembali menatap Emery.

"Aku tidak membutuhkan ini!" ucap Emery. Horace tampak marah.

"Apa yang kamu pikirkan?!"

Emery mundur beberapa langkah, menghindari sang Ayah yang tampak murka.
"Aku akan menunjukan sesuatu," ucapnya kemudian menatap seorang musuh yang siap menyerang Horace dari belakang.

Emery melompat melewati tubuh Horace dan mendarat dengan wujudnya yang setengah serigala. Dia tatap sang musuh yang kini sudah mengangkat pedagangnya.

Saat si musuh bergerak untuk menyerang, dengan kecepatan tinggi Emery menancabkan tangannya ke dada musuh kemudian merogoh jantungnya, hanya berkisar sepersekian detik sang musuh langsung tumbang.

Ya, Emery mungkin tak mempunyai kekuatan spesial, namun dia punya kecepatan yang sangat tinggi melebihi vampir manapun, karena dia masih sepertiga dari Werewolf. Kemampuan bertarungnya dengan membabi buta, tak memberikan musuh kesempatan sedikit pun bahkan hanya untuk sekedar menyadari keberadaan jantungnya yang ternyata telah raib entah ke mana.

[TERBIT] I Want More Blood! ¦¦ Saros Maundrell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang