Ruang di sekitar Sansan makin hari makin sempit saja. Membuatnya sesak.
Setiap hari Sansan mendengar suara-suara menggunakan bahasa yang tidak ia pahami. Sansan benar-benar tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Kadang ada suara tertawa, kadang ada suara rintihan, dan kadang ada suara tangisan.
Suara-suara itu berasal dari banyak sumber, dan setelah ia dengarkan baik-baik, ada dua jenis suara yang paling sering terdengar. Salah satunya, suara yang sering terdengar menangis dan merintih.
Makin lama suara rintihan itu makin sering terdengar. Sansan tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi. Rintihan itu semakin berulang.
Hingga akhirnya suara rintihan itu berhenti dan semua terasa berubah.
Sansan merasakan sesuatu yang aneh. Benar-benar aneh. Ruang sempit dan gelap yang selama ini menyelimutinya sudah tidak ada lagi setelah suara rintihan berhenti. Kini semua berubah jadi berwarna dan terang. Seketika Sansan panik. Ini apa? Bahkan sekarang ia bisa menggerakkan tangan dan kakinya ke segala arah. Aneh sekali.
Di suasana yang terang ini, Sansan bisa melihat pergerakan di sekitarnya. Awalnya banyak sekali, tapi lama kelamaan menjadi sedikit.
Meski suara rintihan tadi berhenti, namun suara-suara yang ia dengar sebelumnya mulai terdengar lagi. Bahkan sekarang lebih jelas.
Kemudian ia menyadari. Yang bergerak itu adalah sebuah objek, dan objek itulah yang mengeluarkan suara-suara.
Dari banyaknya objek bergerak, ada dua objek yang paling sering muncul. Sebut saja objek A dan objek B. Dan mereka mengeluarkan suara yang paling sering Sansan dengar saat dia masih berada di ruangan yang gelap.
Waktu demi waktu, Sansan semakin familiar dengan dua objek itu. Ketika objek A dan B muncul, rasanya nyaman dan hangat. Ia menyukainya. Sansan ingin objek A dan B selalu muncul.
Kini objek B jarang muncul. Kemana dia? Hei, objek B! Kamu dimana? Kenapa hanya objek A yang muncul.
Ah! Itu dia.
Tapi, kenapa objek B mengecil dan berubah menjadi benda kotak?
Harus menunggu lama agar objek B muncul jadi besar lagi. Ketika objek B muncul Sansan bahagia sekali sampai tubuhnya bergerak heboh.
Waktu demi waktu, Sansan lumayan mengerti bahasa mereka karena setiap hari mereka mengajaknya bicara.
Sampai suatu hari, Sansan mulai mengenal bahwa objek A dan objek B memiliki nama, yaitu...
Mami dan Papi.
CAST
Sansan
(Anak)
"Pi, Sansan kan dulu di perut mami, terus keluarnya gimana?"°
Harris
(Papi)
"Lewat puser."°
Kirana
(Mami)
"Papi, jangan ngajarin yang aneh-aneh ke anak kita!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sansan Family
ChickLitKeluarga yang.. begitulah. Warning: Penulisan belum dirapiin