sansan berulah

283 22 0
                                    

Aesoft Office

"Mba Kirana? CV udah gue kirim ke email ya."

Gista baru saja datang sambil membawa segelas americano di tangan kanannya.

"Ada berapa kandidat?"

"Tiga."

Gista berjalan menuju ke kubikelnya di ruang HRD, sedangkan Kirana membuka kotak masuk email-nya.

Terdapat pesan baru dari gista@aesoft.com yang berisi lampiran CV kandidat berjumlah tiga buah. Mereka semua apply untuk posisi game tester, yang nantinya akan menjadi anak buahnya.

Kandidat pertama. Anandito Rendi. Pengalaman kerja 2 tahun sebagai QA tester di perusahaan pengembang web.

Kirana mengangguk-angguk. Boleh juga..

Kandidat kedua. Nando Javier. Freshgraduate dari universitas ternama. IPK 3.98. Hobi nge-game.

Hmmm.

Kandidat ketiga-

Kirana membelalakkan matanya seolah tak percaya. Dia?!

Andika Patra.

"Errr, itu sebenernya gue salah ngehubungin Mba. Niatnya mau ngehubungin kandidat yang Anandito, eh malah manggil Andika, habisnya namanya sama-sama huruf A. Gue nyadarnya pas mau nutup telfon." Gista tiba-tiba muncul.

Mahendra terkekeh, lelaki bujangan yang baru putus dari kekasihnya itu geleng-geleng kepala, "Parah lu, Gis."

Jam 9.30 kandidat mulai berdatangan dan diminta menunggu di lobi. Setelah siap, semua dipersilakan masuk ke sebuah ruangan berdinding kaca yang cukup luas.

Seleksi tahap pertama adalah wawancara untuk menguji pengetahuan kandidat tentang game.

Setelah Gista mempersilahkan tiga kandidat itu masuk ke ruangan, Kirana masuk ke dalam.

"Temen-temen, perkenalkan ini Mba Kirana, di perusahaan ini sebagai Lead Game Tester. Untuk seleksi pertama akan diisi oleh beliau. Silakan Mba Kirana!"

"Hai, semua. Saya Kirana. Untuk seleksi pertama konsepnya semacam quiz ya? Saya akan memberikan beberapa pertanyaan yang akan menguji seberapa jauh pengetahuan kalian tentang dunia game. Yang tahu jawabannya langsung angkat tangan. Mengerti?"

"Mengerti Mba!"

*****

Harris yang mengambil jatah kerja remote dari rumah sedang kelabakan menghadapi tingkah Sansan yang ada-ada saja. Balita itu mulai suka memanjat dan membanting benda-benda.

Hari ini daycare Sansan libur, jadi tidak ada yang menjaganya. Jatah remote Kirana bulan ini sudah habis, jadi wanita itu harus ke kantor. Karena jatah remote Harris masih ada, jadilah dia stay di rumah menjaga jagoan kecilnya itu.

"Pi! Pi! Blurp brupp wa wa wa!"

Sansan minta dibacakan buku cerita. Padahal setelah Harris selesai membereskan kekacauan yang dibuat preman kecil itu, ia harus segera menyelesaikan codingannya.

Harris menghela lelah setelah memasukkan pecahan kaca ke dalam kantong sampah.

"Tapi janji habis ini bobo ya?"

Sansan menjawab dengan cengiran imut.

Harris lalu mengambil buku cerita bergambar yang ada di rak, yang berjudul Alice in Wonderland.

Dia merebahkan Sansan di atas pangkuannya, dan mulai membuka buku cerita.

"Dahulu kala, hiduplah seorang gadis bernama Alice....."

Sansan anteng mendengarkan papinya bercerita. Sesekali ia menempelkan telapak tangannya ke gambar yang ia suka.

Belum sampai Harris menyelesaikan ceritanya, Sansan sudah tertidur pulas. Lelaki itu kemudian menghela nafas. Dia mengangkat selimut Sansan dan memberi kecupan di kepalanya.

Harris kembali ke meja dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Kirana:
Pi, Cancan aman kan?

Harris:
Aman mami sayang😘

Harris:
Lg bobo

Harris:
sending a photo

Harris:
Kerjaan aku yang ga aman😭

Kirana:
Makasih papi sayaaang

Kirana:
Yaudah diselesaiin

Kirana:
Aku bisa pulang cepet kok hari ini

Kirana:
Nanti malem pengen makan apa?

Harris:
Salmon

Kirana:
Ok

Harris:
Mi

Harris:
Jangan marah ya

Kirana:
?

Harris:
Parfum dior kamu dibanting sama Cancan

Sansan FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang