Jangan lupa vote dan comment kalo suka.
Happy reading & enjoy the new story!
Luisa's side...Seaside towns of Whitby and Scarborough. 1997.
"I'm home, Mam!"
Seorang wanita dengan atasan linen panjang berwarna hijau zaitun membalik tubuhnya. "Apa Uncle Godwin memberimu fudge lagi, Sugar?" Tanyanya akan kebiasaan terlambat sang anak.
Anak perempuan dengan manik gelang bertuliskan L-U-I-S-A tersebut menggeleng tegas.
"Oh untuk kali ini tidak, Mam. Uncle Godwin masih baru saja memasukkan permen gula itu ke dalam lemari pendingin. Jika kau bertanya siapa yang menghambat diriku untuk pulang kali ini maka akan ku jawab Blanche." Ocehnya sembari duduk di balik meja timbangan.
Luisa kemudian menyangga kepala mungilnya pada dua buah tangan yang tak lebih besar. "Tetapi... bukankah Uncle Godwin benar - benar seorang Godwin, Mam? Ia sungguh seorang yang religius yang sangat baik." Ujarnya mengaitkan dengan makna harfiah.
Ibunya- Eloise Juliana Lawrence terkekeh mendengar celotehan anak semata wayangnya. "Ku pikir Ia memang seorang Godwin, Luisa. Jika tidak Ia pasti akan memukul pantat mu karena sering berlarian di kapel desa." Ujar wanita itu mengingatkan.
"Ah... Apa yang dikatakan Blanche hingga kau terlambat kembali?" Tanya nya.
"Blanche meminta jumper gansey dan gaun drop waist milik anaknya untuk segera diantarkan. Ia mengatakan akan menggunakannya untuk datang ke Akhir Pekan Victoria esok lusa." Ucap Luisa sedikit iri. Ia juga ingin datang ke parade itu dengan gaun mengembang bertahtakan bunga atau hiasan kecil meskipun itu hanyalah pita merah muda.
"Baiklah, sepertinya tak ada pilihan selain bekerja lebih cepat hari ini." Kata ibu Luisa menyemangati. Begitu banyak tetangga yang mengirimkan pakaian mereka ke pinatu miliknya dengan alasan yang sama.
"Apalagi yang bisa ku bantu, Mam? Amanda pergi ke Old Coastguard Station dan Dolores sedang membawa anjingnya bermain di teluk siang ini. Jadi aku kosong. Kau bisa meminta apapun padaku." Tawar Luisa karena tak memiliki teman bermain lagi.
"Bisa kau ambilkan baju milik Blanche di lantai atas? Aku meletakkannya dalam satu baris pada gantungan warna abu. Ambillah semuanya dan bawalah ke sini. Aku akan menggosoknya selepas mesin ini berhenti." Pinta ibu Luisa dan anak perempuan itu menaatinya.
Ia berangsur menaiki satu per satu anak tangga hingga ke puncaknya. Sebelum mengambil apa yang telah ibunya perintahkan, Ia membuka jendela kaca tersebut dan berlutut sejenak untuk menikmati suasana petang ini. Tak ada potret matahari yang lebih indah dari pemandangan matahari tenggelam dari jendela lantai tiga rumahnya. Ya meskipun Ia harus sedikit bertarung dengan tumpukan baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES
RomanceTatkala seorang gadis belia merasakan pahitnya cinta pertama apakah Ia masih akan percaya akan cinta? Kalian mungkin akan mengatakan 'ya' tapi aku akan berkata 'tidak'. Atau mungkin 'tidak lagi'. Kau tak dapat mendekatiku seperti itu, Tuan Tampan...