Chapter 23

12.2K 1K 8
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Apa itu untuk gadis sial itu?"

Tubuh Ella membeku saat nada sarkastik itu menghentikan langkah Ella.

Dengan kaku, Ella melepaskan pegangan pada troli makanan, dan berbalik dengan gemetar.

"Y-ya tuan muda." Angguk Ella pelan sembari menunduk dalam.

Javier terkekeh tajam.

Ella meremas baju maid nya dengan takut. Demi apapun kekehan pelan Javier ternyata lebih mengerikan sekaligus menyeramkan dari apapun yang pernah dia lihat ataupun dengar!

"Selain akal sehat, ternyata gadis itu juga kehilangan sopan santun nya ternyata."

Ella semakin meremas baju maid nya dengan gemetar.

Ella baru pertama kali bertemu dengan manusia yang setiap kata di keluarkan, terasa diikuti dengan percikan api neraka dari mulut nya.

Jasper menghentikan makan nya saat tiba-tiba nada sarkastik keluar dari mulut kembaran nya.

Dia menoleh, menatap pelayan pribadi gadis itu yang berdiri dengan gemetar dengan raut pucat.

Sedangkan Damian tidak menunjukkan reaksi apapun. Hanya menoleh tenang, menatap pelayan pribadi dari anak yang paling dibenci.

"Ada di mana dia!?" Kali ini nada Javier diselipi dengan emosi.

Ella menipis kan bibir dalam. Raut nya semakin pucat.

Tidak! Kali ini Ella tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadap Nona nya.

Ini salah nya! Jika saja Ella lebih berhati-hati dan lebih pelan membawa troli, Tuan muda Javier tidak akan mungkin menyadari keberadaan nya.

Lihat lah, kini dia akan membuat masalah terhadap Nona nya. Ella ingin menangis saja rasanya.

Javier berdesis geram, saat pelayan itu hanya diam di tempat dengan ekspresi bodoh nya.

"APA KAU TIDAK PUNYA MULUT HA!!?"

Ella tersentak mundur, saat bentakan amarah Javier tertuju pada nya. Ella kini tengah dilanda ketakutan luar biasa.

"A-ak-- ..ma-maksud nya-a... S-s-saya.... Sa-saya.." Nada Ella melirih. Dirinya tergagap, tidak tau ingin mengatakan apa.

Javier mengeram keras. Bagaimana bisa ada pelayan bodoh yang bekerja di mansion nya!?

"KAU--"

"Javier." Panggilan dengan nada setenang lautan Agnia, menghentikan amarah Javier yang ingin meledak.

Damian menyeka bibir nya dengan serbet dengan gerakan tenang dan penuh aura dominan.

Damian kemudian menatap pelayan kecil itu, dan berkata dengan suara berat dan rendah khas.

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐋𝐢𝐟𝐞 𝐀𝐥𝐨𝐝𝐢𝐞 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang