Chapter 4

17.1K 1.4K 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****


Mendengar isakan. Mata Ella terbelalak. Refleks tangan Ella mencoba melepaskan pelukan Alodie.

Tapi Alodie menggeleng keras, dan semakin memeluk erat tubuh Ella. Menolak dan memohon untuk tidak melepaskan pelukan.

Melihat itu Ella terdiam. Tidak lagi mencoba melepaskan pelukan Nona nya.

Isakan lirih keluar dari bibir Alodie. Dada nya sesak mengingat kejadian yang membuat nya harus kehilangan Ella.

Rasanya menyesakkan, apalagi penyebab kepergian Ella secara tidak langsung adalah dirinya. Akibat kesalahan nya. Ella rela mengganti kan dirinya atas kesalahan yang sama sekali tidak pernah dilakukan.

Rasa bersalah selalu mengungkung dirinya di setiap saat. Berteriak meminta maaf dalam batin, dan mengutuk anjing iblis yang telah mencabik dan memakan tubuh Ella-nya tanpa ampun.

"Ella?" Panggil Alodie parau, berusaha keras memanggil Ella dengan jelas.

"M-maaf... hiks... Maaf." Isak Alodie

"Maaf Ella" Kata Alodie lagi lagi meminta maaf.

Akhirnya kata 'maaf' yang sedari dulu tertahan di dada nya kini terucap. Dulu Alodie ingin sekali mengucapkan secara langsung pada Ella, tapi tidak bisa dan tidak mungkin.

Kata 'andai' selalu terngiang di benak. Andai saja dia tidak bodoh... Andai saja dia tidak gegabah... andai saja dia tidak ceroboh.. dan andai saja dia tidak lebih mementingkan diri sendiri, mungkin Ella masih berada disisi nya.

Sementara Ella terdiam di landa kebingungan. Demi apapun ! Ella tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Apalagi Nona nya yang tiba-tiba meminta maaf. Ella kebingungan. Awalnya Ella kira Alodie membutuhkan pelukan.

Mendengar rumor penyebab Nona nya tidak sadar kan diri tidak bisa membuat nya tidak prihatin. Dan Ella
kira penyebab Nona nya menangis kerena alasan itu.

Tapi... Meminta maaf?

Tapi satu yang mengusik benak nya saat ini. Isakan tertahan itu...Ella tidak menyukainya. Teramat tidak menyukai.

Isakan itu seperti menggambarkan kepedihan, kehilangan, kehancuran, kekosongan, dan lirihan pilu penuh penyesalan.

Ella memang sering menenangkan orang yang menangis di dekat nya. Kepribadian nya yang mudah bersimpati membuat nya tidak bisa untuk tidak terbawa perasaan.

Tapi untuk kali, untuk kali ini saja Ella tidak ingin mendengar lagi isakan penuh kesedihan itu. Dada nya ikut sesak, sudut hati nya berdenyut ngilu, seperti ada tangan tak kasat mata ikut meremat dada nya.

Tangan Ella terangkat, mengelus punggung Alodie dengan gerakan lembut. Menenangkan Nona nya.

"Saya tidak tau apa yang terjadi pada anda Nona, Saya juga tidak tau kesedihan apa yang sudah Nona lalui selama ini dan sudah sedalam apa luka yang ada di dalam diri anda."

"Tapi.... jika anda ingin pelukan, anda bisa memangil saya Nona. Jika Nona ingin berkeluh kesah dan butuh pelampiasan, Nona juga bisa memanggil saya. Saya berjanji akan selalu ada untuk Nona, jika anda membutuhkan. Karena.... seluruh hidup saya sudah menjadi milik anda. Jadi saya mohon..,"

Ella tidak tau entah sejak kapan air mata nya turun. Hati nya seperti teriris mendengar isakan pilu penuh luka Alodie. Akan Ella lakukan Apapun agar tubuh rapuh yang di pelukan nya ini tidak mengeluarkan tangis pilu lagi.

" Saya mohon... Untuk tidak menangis lagi."

Tangis Alodie pecah mendengar penuturan tulus Ella. Kenapa? Kenapa orang sebaik dan setulus Ella harus bertemu dengan gadis iblis seperti dirinya?

Seharus nya orang sebaik Ella dikelilingi orang baik juga. Bukan seperti nya. Dahulu banyak yang sudah dikorbankan Ella untuk dirinya. Tapi seakan buta, Alodie memilih abai, berpikir kalau itu memang sudah seharusnya tugas seorang pelayan. Hal yang paling disesali Alodie.

Teruma kejadian saat hari di mana dia harus kehilangan Ella. Membangkitkan rasa trauma dalam diri Alodie. Alodie kala itu sudah menangis meraung-raung, memohon pada Duke agar mengeluarkan Ella dari kandang binatang laknat itu.

Tapi Duke abai. Membiarkan permohonan Alodie seperti angin lalu.

Mengingat itu, kebencian dalam dirinya membuncah. Mata nya kini memancarkan kebencian yang mengerikan.

Ella yang merasakan hawa tidak mengenakan Alodie tanpa sadar bergetar. Dia mulai ketakutan.

Sadar bahwa Ella ketakutan pun, merubah raut wajah nya menjadi datar. "Terima kasih sudah menenangkan ku. Aku.." Alodie diam. Tidak tau ingin memilah kata yang pas untuk Mlmenjelaskan situasi dan keadaan hati nya saat ini.

Alodie ingin menceritakan semua yang dialaminya. Tentang bagaimana hancur nya diri nya saat kehilangan satu satunya orang yang begitu peduli padanya. Bagaimana kekosongan lagi lagi merayapi dirinya. Tapi itu hanya akan membuat Ella atau orang yang mendengar, mempertanyakan kewarasannya.

Kau Ella kan? Sudah berapa lama kau menjadi pelayan ku?" Tanya Alodie memilih mengalihkan suasana. Untuk saat ini, biarlah dia menyimpan nya sendiri.

" S-saya benar Ella Nona, saya Menjadi pelayan nona mulai dari hari ini" Jawab Ella dengan takut-takut.

"Oh ya? Berarti selamat menjadi pelayan ku Ella. Jangan sungkan jika kau mempunyai keluhan terhadap ku. Katakanlah, dan jika kau kesusahan katakan padaku siapa tau aku bisa membantu." Kata Alodie








_____

*Terimakasih sudah mampir🖤

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐋𝐢𝐟𝐞 𝐀𝐥𝐨𝐝𝐢𝐞 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang