Kisah ini bukan tentang putri raja dengan kehidupan sempurna nya. Ini hanya kisah tentang Alodie dengan seluruh penderitaan nya. '𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛' adalah julukan nya.Tangis Luka dan cacian mengiringi setiap langkah nya. Hanya kekoso...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cantik, anggun dan menawan. Itu yang tengah menggambarkan Alodie saat ini.
Bahkan para pelayan yang Ikut mendandani Alodie berani bersumpah. Kalau mereka belum pernah menemui, gadis kecil secantik dan se-menawan ini dalam hidupnya.
Pelayan-pelayan itu menarik nafas dingin. Tidak berani membayangkan secantik dan sekuat apa pesona Alodie saat sudah tumbuh dewasa.
Mereka sangat amat menyayangkan, Nona mereka tidak sedari dulu berdandan yang cocok dan sesuai dengan umur gadis itu.
Jika saja nona mereka tidak berdandan seperti badut dijalanan, mungkin Tuan Duke dan tuan muda tidak akan bertambah jijik dengan nona mereka.
Para pelayan seketika meringis ngeri saat melihat dandanan Nona mereka dulu.
Entah dari mana, Nona mereka belajar berpakaian dan berdandan seperti itu, yang pasti penampilan Alodie dulu sangat tidak enak untuk dipandang.
Alodie mengalihkan perhatian pada jendela kamar. Disana salju tampak mulai mereda, musim dingin memang sebentar lagi akan berakhir.
"Nona salju belum benar-benar reda. Apa nona ingin memakai jubah saja? Setidak nya untuk menghalau salju yang akan mengenai nona nantinya." Saran Ella.
Alodie mengangguk singkat tanda menyetujui. Ella dengan cepat mengambil jubah berwarna biru gelap, untuk dipakai Nona nya.
"Nona ingin memakai nya sekarang atau nanti saja?"
"Nanti saja saat di depan"
Akan sedikit aneh jika Alodie berjalan dengan memakai jubah. Alodie akan memakai nya saat sudah sampai di depan mansion saja.
"Baik lah. Mari nona"
Alodie berdehem, lalu berjalan terlebih dahulu diikuti Ella dan dua pelayan lainnya.
Perjalanan Alodie diiringi dengan tatapan dan bisikan kaget, kagum , terpesona dan sedikit banyak juga ada yang menatap sinis Alodie.
Sampai di depan mansion Alodie, kusir menundukkan kepala dan membuka pintu kereta untuk nya.