Penantian Panjang di Edinburgh

219 38 4
                                    


So, I wait for you like a lonely house
'Til you will see me again
Live in me again
'Til then my windows ache

Waktu benar-benar tidak nyata. Demi melihat matahari bersinar di siang hari, pada tahun baru, yang mencairkan semua es pada bulan Mei yang menunjukkan luka-luka cintanya.

Kyungsoo duduk di taman dan melihat orang-orang lewat seolah itu kereta yang membangkitkan ingatannya lagi. Mereka bergegas, pemuda berkumpul dengan rekan-rekannya di satu helaian kain di atas rerumputan, sementara ingatannya kembali membuka luka-luka itu, di mana terakhir kali dia didorong pergi.

Mantel tebal berada di pangkuannya dan Kyungsoo tersenyum.

"Apa menulis itu sulit?"

"Tidak, menulis hanya butuh memerhatikan semua ini, memandangi pemuda-pemuda itu bisa memberiku satu ide untuk meluncurkan buku lagi."

"Kau menikmati itu semua?"

Kyungsoo mengangguk, itu satu-satunya hal untuk menemukan jawaban.

"Aku senang mendengarnya, tiap pagi, aku senang mendengarnya menangis karena harus bangun."

"Terima kasih, Alexa."

"No, problem. Bagaimanapun aku sudah menganggapnya anakku juga."

"Sehun harus meninggalkan Edinburgh."

Alexa melipat lengannya dan duduk di sebelah Kyungsoo sambil menyalakan pemantik.

"Cara kita mencarinya berbeda, aku lebih suka menunggu, karena bagaimanapun, setelah tahun lalu yang begitu menyakitkan kalian berdua, dia tak akan tega mengabaikan putranya."

Kyungsoo berkeringat di jemarinya.

Mereka berada di kota Edinburgh untuk menghabiskan sisa tahun itu, Kyungsoo berhasil melewati mimpi-mimpi buruk yang mengisi malamnya berkat Alexa dan Sehun. Dia lebih memilih menghabiskan waktu dengan menulis jurnal, menerbitkan buku tentang kesehariannya yang diminati warga lokal, dan itu sedikit menyembuhkan luka yang masih belum juga diobati dengan benar.

Tidak ada Jongin lagi di hidup Kyungsoo.

Dia menjaga kandungannya tanpa ada pria itu, segala hal yang ingin dilakukannya bersama sang suami telah benar-benar hilang, dan mimpinya tentang bagaimana pria itu akan menangis melihat putra mereka lahir telah sirna.

Dia lelah. Mengingat semua hal itu membuatnya ingin lenyap. Namun, suara tawa anaknya yang berada di gendongan Sehun menyadarkan sikap bodoh itu, dan dia menerima putra kecilnya untuk segera kembali ke mobil.

"Berjalan-jalan di sini sangat menyenangkan, apalagi Kai benar-benar tertawa bersamaku."

Kyungsoo tersenyum, selagi Sehun berada di kursi belakang, membiarkan Alexa menyetir untuk kembali ke rumah mereka.

"Aku membaca blogmu, kurasa dalam beberapa minggu, tulisan itu akan gempar di seluruh Skotlandia."

"Jangan memujiku begitu, Oh Sehun."

"Lihat," kata Sehun, mengambil jemari kecil milik Kai yang masih tersenyum, "Ibumu benar-benar akan menjadi penulis terhebat tahun ini."

Setiap not meninggalkan kenangan dalam jiwa-jiwa manusia yang merindukan waktu yang mereka jalani. Dalam doa dan juga harapan-harapan, tak ada yang dapat dipastikan, semua usaha, semua sikap, semua keputusan, akan menjadi pintu penentu, tapi Tuhan akan mengejutkan manusia dengan hal-hal indah yang tak terduga.

Seperti kehidupan yang mulai perlahan berputar lambat, membangkitkan memori yang telah dikunci rapat, dan malam-malam yang dijalani menjadi pengingat untuk hari esok agar lebih baik.

Mr. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang