Musim Dingin Seoul

268 56 9
                                    

"Kau baik-baik saja, 'kan?"

Kyungsoo memundurkan tubuhnya, mencoba meraih meja, dan meringis saat tubuhnya telah sepenuhnya berdiri. Jongin terlihat panik, kemudian mendekatinya.

"A-aku.. aku akan mengembalikan uang itu."

Jongin menghela napas, lalu dengan pelan membawa bahu Kyungsoo berada di telapak tangannya, menggiring mereka untuk duduk di sofa yang sama sekali tak memberinya kenyamanan.

Ponselnya berdering. Pasti soal pekerjaan yang telah ditinggalnya seharian. Dia dengan cepat mengangkat panggilan itu dan mulai mengomel.

"Ravi, stop di situ. Aku ada urusan sangat penting."

"Maaf, Bos. Ini soal laporan yang tiba-tiba aku dapat, ada apa dengan lima puluh juta won yang hilang dari rekening Anda?"

"Berhenti mengawasiku, sekarang tutup."

Jongin melempar pelan ponselnya di meja, lalu beralih menatap Kyungsoo yang berusaha mengusap air mata yang membasahi seluruh wajahnya.

"Aku minta maaf soal kemarin dan pemberitaan itu. Aku tidak bermaksud.."

"Pemberitaan? Pemberitaan apa, Tuan?"

Gila. Kyungsoo membuatnya gila. Dia sudah sangat tergesa-gesa ingin menjelaska n keadaan mereka yang tak bisa dihindari dan wanita ini tidak tahu mengenai pemberitaan heboh itu. Bahkan wajahnya sudah tersebar dimana-mana dan dia tidak tahu. Hebat sekali.

"Lupakan tentang itu, apa yang sebenarnya kaulakukan dengan hutang sebanyak itu? Maksudku, aku tak bermaksud menyinggungㅡ"

"Itu hutang mendiang Ayahku."

Kyungsoo seperti hampir kehilangan suara, menatap kosong ke depan, dan melupakan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Dia tak ingin menjelaskan apapun, namun menangani masalah itu sendiri akan benar-benar membunuhnya. Dia sudah tak mampu lagi memikirkan solusi lain, dia sangat berterima kasih Tuhan masih menyelamatkannya melalui pria ini.

"Aku bisa membantumu."

Kyungsoo mengalihkan pandangannya, mata itu kembali bertemu.

"Anda sudah membantu saya, terima kasih, Tuan."

"Panggil aku Jongin saja, panggilan Tuan itu terdengar aneh."

Kyungsoo tiba-tiba saja berdiri, meninggalkan Jongin di sofa itu, roknya bergerak halus, membuat Jongin memerhatikan kaki-kaki kecil itu beringsut menjauhinya. Terdengar suara laci terbuka, kemudian gemericik terdengar, dan Kyungsoo kembali membawa toples yang penuh berisi uang kertas juga koin.

Jongin mengerjap tak memahami situasi ini dan sebelum dapat melihat ekspresi itu, Kyungsoo dengan pelan meletakkan uang itu di meja, tepat di hadapan Jongin, kemudian sebuah tabungan yang terlihat lusuh.

"Saya hanya memiliki itu, jumlahnya ada sepuluh juta dan di sana," ucapnya menunjuk toples tak terlalu besar di hadapan mereka, melanjutkan, "Sekitar satu juta."

Jongin merasa tersinggung, kemudian berdiri untuk sama-sama menyelesaikan masalah yang kebetulan mengikat mereka.

"Kyungsoo, aku tidak memintamu untuk mengembalikan uang itu, kau bisa memilikinya. Lagi pula itu sama sekali tak merugikanku."

"Saya hanya tak ingin berhutang lagi. Saya akan mengembalikannya perlahan, saya minta maafㅡ"

Jongin menghela napas dan memotong kalimat itu.

"Aku menemuimu bukan untuk terlibat dengan masalahmu, aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa, kejadian tadi mengejutkanku, apalagi mereka mengancam untuk membawamu, oke? Jadi, aku ingin membicarakan hal lain. Ini soal masalah, ini tentang.."

Mr. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang