ARJEKA[10] Khawatir?

387 90 8
                                    

°°Khawatir?°°
.
.
.
.
.
🧸🧸🧸

"Mau kemana lagi kamu Jeka?" Tanya sang bunda kala melihat putra nya sudah rapih dengan setelan Hoodie hitamnya itu.

Jeka tersenyum kearah bundanya seraya menunjukkan skateboard miliknya.

"Seperti biasa Bun."

Wanita paruh baya itu mengangguk mengerti dengan rutinitas putranya. Setiap seminggu tiga kali Jeka akan pergi bermain skateboard bersama ketiga sahabatnya.

"Yaudah hati-hati ya. Tapi tumben Vian sama Aksa gak ke sini dulu,biasanya mereka ada jemput kamu?"

"Mereka udah di sana,kalo gitu Jeka pergi dulu ya."

"Ohh gitu. Yaudah sana, eh nanti pulangnya beliin bunda martabak yang ada di Deket minimarket depan ya. Bunda lagi pengen banget martabak."

"Loh kan Ayah ada Bun, kenapa gak suruh dia aja yang beli?"

Bundanya hanya mengehela nafas kasar. "Ayah kamu mana mau jek. Lagi nonton bola dia, gak bisa di ganggu."

Jeka tertawa melihat respon bundanya itu. "Yaudah nanti pas pulang Jeka beliin deh."

"Iya jangan lupa ya!" Teriaknya saat melihat Jeka sudah berjalan keluar dari pintu utama rumah mereka. Jeka mengacungkan jempolnya sebagai balasan dari teriakan bundanya itu.

----

Saat ini Alisa tengah berjalan dengan membawa beberapa belanjaan yang baru saja ia beli di minimarket untuk kebutuhannya selama beberapa hari kedepan.

Dia sengaja tidak membawa sepeda nya dengan alasan ingin menikmati udara pagi yang katanya menyehatkan. Dia berjalan dengan santai sambil sesekali bersenandung seraya memperhatikan jalan raya yang cukup ramai.

Hingga netra tajamnya tak sengaja melihat seekor anak kucing yang berada di tengah-tengah jalanan ramai itu.

"Sayang banget kalo sampai ketabrak." Lisa berinsiatif untuk mengambil kucing tersebut daripada nanti si kucing mati sia-sia karena tertabrak. Mending dia rawat saja, begitu kira-kira pikirnya.

Lisa melihat kanan kiri setelah dirasa sepi dirinya berjalan ketengah kemudian berjongkok dan mengambil kucing tersebut.

Saat akan melangkah bunyi klakson mobil dari  arah samping sukses membuat Lisa terkejut. Dia terdiam mematung kala mobil sedan putih itu terus melaju mendekatinya dengan klakson mobil yang masih terus dibunyikan.

"AAAAAA!!!!"

Brukk!!

Lisa terlempar kesisi jalan saat merasakan ada yang menariknya tadi. Dia menoleh saat merasakan seseorang memeluk nya dari belakang.

Dia terkejut saat mendapati jika orang tersebut Arjeka. Pemuda itu kini tengah memeluk tubuh Lisa agar gadis itu tidak terbentur pinggiran trotoar. Alhasil punggung pemuda itu yang menjadi korban.

"A-arjeka.."

Jeka membuka matanya saat suara lirih itu masuk kedalam pendengaran nya. Dia menatap dalam wajah ketakutan itu.

"A-arjeka k-kamu gapapa?" Tanya Lisa seraya melepaskan pelukannya pemuda itu dan mengecek tubuh Arjeka. Dia membulatkan matanya seraya menutup mulut kala melihat jika siku tangan Arjeka terluka parah.

"Ya ampun Ar!!tangan kamu luka!!" Pekiknya khawatir. Dia meraih tangan Arjeka bermaksud mengecek luka tersebut namun Arjeka sudah lebih dulu menghempaskan tangannya kasar. Dia menatap tajam kearah Lisa.

ArjekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang