ARJEKA[6] Pinky Gabriella

793 109 22
                                    

°°Pinky Gabriella°°
.
.
🧸🧸🧸

Andreaz berjalan memasuki kelas sambil senyum-senyum gak jelas. Dia mendudukan dirinya di samping Bima kemudian menumpukan wajahnya pada telapak tangan.

Bima yang melihat pemuda di sampingnya ini bertingkah aneh sontak memegang dahi Andreaz yang mana membuat sang pemilik dahi menatap kesal kearah Bima yang menurutnya sangat mengganggu.

"Gak panas." ucap Bima.

"Lo kenapa sih!"kesal andreaz kepada Bima.

"Lo yang kenapa! senyum-senyum kek orang gila."

Andreaz kembali tersenyum senang. Mendengar ucapan Bima membuat nya kembali teringat kejadian kemarin. Dimana dirinya duduk berdua dengan Lisa sambil mengusap-usap punggung gadis itu.

Mengingatnya saja sudah membuat kedua pipi Andreaz bersemu merah.

"Lo tau? Kemaren gue duduk berdua sama Lisa. Gue usap-usap punggung dia,kan dia lagi ketakutan tuh gara-gara si Chelsea, gue tenangin dia. Gue ngerasa berguna banget kemarin" Andreaz berujar dengan penuh antusias. Bima menatap malas kearah pemuda di sampingnya itu.

"Kemarin si salma juga hampir tubir, kalo gak ada gue, kantin udah amburadul di rusuh Salma. Dan Lo malah pergi ninggalin kita gitu aja."

"Kan ada Lo yang bisa nenangin tu cewek."

"Itu juga untungnya si Jeka gak kepancing. Kalo sampe Jeka ikutan emosi karena salma bentak² dia. Udah gue gak bisa turun tangan."

"Yang penting enggak kan." setelah mengatakan itu Andrez kembali melakukan hal yang sedang ia lakukan di awal,yaitu senyum-senyum sambil memangku wajahnya.

"Lo suka ya sama Lisa?"

Andreaz berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk.

"Kayaknya iya deh,gue udah mulai tertarik sama dia."

"Keliatan sih."

°°°

"Pinky!!!"

Gadis bersuray coklat itu menoleh kala mendengar suara yang memanggil dirinya.

Dia melihat Raisa yang tengah berlari kearahnya sambil membawa headphone yang kemarin di pinjamnya.

"Nih gue balikin." Raisya menyodorkan headphone milik pinky dan langsung diterima gadis itu.

Pinky kadang suka kesal dengan Raisya, pasalnya gadis itu suka sekali meminjam barang-barang miliknya termasuk headphone kesayangannya ini.

Pinky sudah sering menyuruh Raisya untuk membeli sendiri headphone yang sama seperti miliknya,namun gadis itu malah bilang "kalo bisa pinjem kanapa harus beli,lagian ky duit gue terlalu berharga kalo buat dipake beli headphone,mending pake beli sepatu basket." pinky bahkan sudah sangat hapal alasan Raisya itu.

"Abis dari mana Lo?"tanya Raisya penasaran karena pinky berada di jajaran kelas yang ditempati Jeka dan kawan-kawan.

"Jalan-jalan"

Raisya memdengus malas kala mode cuek pinky kambuh.

"Lo abis liat si Andreaz ya?"tanya Raisya sambil menggoda pinky.

Pinky tak memberi ekspresi apapun kala Raisya menggoda nya. Dia kembali teringat ucapan Andreaz yang tak sengaja ia dengan barusan.

"Lo tau? Kemaren gue duduk berdua sama Lisa. Gue usap-usap punggung dia,kan dia lagi ketakutan tuh gara-gara si Chelsea, gue tenangin dia. Gue ngerasa berguna banget kemarin."

ArjekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang