ARJEKA[9] Rumah Jeka

488 108 17
                                    

°°Rumah Jeka°°
.
.
.
.
🧸🧸🧸

Seperti kata Jeka semalam, hari ini Alisa tengah berada di depan sebuah rumah mewah bergaya modern. Semasa Alisa bertanya lokasi tempat mereka mengerjakan tugas pada Arjeka, pemuda itu langsung memberinya alamat rumah yang Lisa ketahui merupakan kediaman pemuda itu.

Lisa masih saja terpukau melihat bentuk serta ukuran dari rumah yang ada di hadapannya itu. Pantas saja Jeka sering berganti-ganti mobil saat datang ke sekolah setiap harinya. Terlihat dari bentuk rumahnya pun sudah dipastikan bahwa Arjeka memang benar-benar orang kaya.

"Mau sampe kapan Lo berdiri di situ?"

Alisa menoleh kearah pintu gerbang yang entah kapan telah terbuka, disana ada Jeka yang tengah berdiri dengan dibaluti kaos oversize berwarna hitam, dipadukan dengan celana jeans pendek. Simpel memang, namun Lisa akuin Jeka memang seganteng itu dengan setelah sederhana kayak gini.

"Ternyata hobi Lo ngelamun ya? Cocok sih jadi keliatan banget bego nya."

Alisa seakan tersadar akan ucapan Jeka yang mengatainya bego itu. Dia segera menormalkan ekspresi wajahnya, berusaha bersikap tenang agar Jeka tidak berkata hal-hal yang tidak mau ia dengar seperti tadi contohnya.

Alisa dan juga Jeka berjalan memasuki area rumah pemuda itu. Lisa berjalan di belakang Jeka karena pemuda itu tidak mau Lisa berjalan di sampingnya, oke gapapa!

Lisa melirik kesana kemari melihat beberapa tanaman bunga dan tumbuhan lainnya yang terlihat indah dan juga estetik. Sepertinya mereka dirawat dengan sangat baik sampai bisa tumbuh sebagus itu,begitu pikirnya.

"Ehh ada tamu."

Lisa mengalihkan pandangannya dari area taman kalah suara wanita menguar memasuki Indera pendengaran Lisa.

Disana terdapat seorang wanita paruh baya yang tengah tersenyum lembut kearahnya. Dia berjalan menghampiri Lisa dan merangkul pundak gadis itu.

"Kamu pacarnya Jeka ya?"

Lisa sontak menggeleng sambil mengibaskan tangannya.

"B-bukan Tante, saya cuman temen sekelasnya." Jelasnya. Wanita itu tersenyum mengerti dia mengangguk dan beralih menatap Jeka yang sedari tadi hanya diam melihat kelakuan ibunya itu.

"Kok kamu diem aja?sana bikin minum buat temen kamu ini."

Jeka berdecak malas akan hal itu. Dia menatap Lisa seolah menyiratkan bahwa mereka disini bukan untuk bermain atau mendekati ibunya Jeka.

"Enggak usah repot-repot Tante. Saya kesini mau bikin tugas kelompok bareng Arjeka."

Wanita itu kembali mengangguk mengerti.

"Yaudah deh gak apa-apa, kalian mau ngerjain tugas di mana?"

"Di ruang musik." Kata Jeka singkat. Ibunya hanya ber oh ria.

"Yaudah nanti bunda bawain kalian biskuit ya. Lumayan kan buat ngemil sambil nugas nanti."

"Terserah bunda aja." Setelah mengatakan itu Jeka meraih tangan Lisa dan membawanya memasuki rumah mewah pemuda itu.

"Cocok." Ucap wanita itu sambil tersenyum menatap punggung sang anak yang tengah menggandeng tangan dari gadis yang ia ketahui merupakan teman sekelas anaknya itu.

•••

Saat ini Lisa dibuat kesulitan dengan alat musik bernama gitar ini. Jeka menyuruhnya untuk bermain alat musik, sedangkan pemuda itu akan bernyanyi.

ArjekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang