Ruby #10

1.9K 207 8
                                    

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Sudah sebulan lebih, dan sepertinya tidak ada tanda + tanda jika Jeno akan segera menemukan jawabannya atau menemui Jaemin sama sekali.

Apalagi sekarang keduanya sibuk dengan urusan masing-masing.

Jeno dengan jabatan barunya di Kepolisian sebagai Inspektur, dan Jaemin yang membangun beberapa Coffeeshop kecil yang jauh jaraknya dari Cafe nya dulu.

RubyZ masih akan mencuri, tapi Jeno tidak begitu antusias seperti dulu jika mendengar berita kelompok itu.

Kenapa? Alasannya karena dia masih berusaha mengumpulkan jawaban walau masih berada di titik 0.

Jaemin juga hanya diam saja seakan dia sudah tahu jawabannya, dan yang hanya bisa dia lakukan adalah mengurus panti asuhan dan juga Coffeeshop miliknya saja.




















"Kalian akan belanja ya? Aku titip beberapa barang, boleh?" tanya Jaemin pada Chenle dan Soobin yang hendak masuk ke dalam mobil.

"Boleh, Kak. Mau titip apa?" Jaemin menyerahkan kertas dimana dia mencatat apa saja yang dia perlukan untuk panti asuhannya.

"Selesai belanja langsung ke Panti saja, aku akan ada disana."
Chenle mengangguk, kemudian menyusul Soobin masuk ke dalam mobil. Begitu pintu mobil ditutup, Soobin segera memundurkan mobilnya dan menjauh dari rumah yang mereka tempati.

Jaemin masih diam di tempat sampai mobil yang dikendarai pasangan itu menghilang dari pandangannya.

Entah kenapa kepalanya tiba-tiba terpikirkan tentang Jeno.
Jaemin hanya tersenyum.

Kami bisa bertemu dimana saja.

"Ini sudah semua, Sayang?" tanya Soobin sambil memasukkan kardus kedua ke dalam bagasi mobil. Chenle mengecek barang - barang yang tertulis di kertas.

"Astaga, ternyata aku lupa beli kue. Kak Jaemin minta dibelikan cookies."
Soobin tersenyum.

"Aku tahu toko cookies yang enak."

"Punya Felix?" Soobin menggeleng.

"Tokonya Felix kan udah pindah tempat dan kalo dari sini jauh banget. Nah, toko yang ini, deket banget dari sini kok."

"Oh ya? Kok kamu gak ngasih tahu kalo ada toko cookies baru, sih?"

"Masih enakan Felix, gratis soalnya."

"Yeuuu dasar."
Chenle menggeleng pelan, tapi dalam hati dia setuju dengan ucapan Soobin barusan.

Soobin menutup pintu bagasi setelah memastikan semua kardus sudah masuk ke dalam mobil.
Dia segera berjalan ke samping mobil guna membukakan pintu untuk kekasihnya.

"Ayo masuk, Princess. Kita harus pulang sebelum jam 2 loh."
Chenle langsung masuk dan duduk di kursinya, setelah itu Soobin menutup pintu dan masuk ke mobil lewat sisi lain.

𝚁𝚞𝚋𝚢 [ NoMin ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang