04. Yang Tak Bertaut

1.7K 238 8
                                    

8 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8 bulan kemudian...

"Lo yakin mau dateng ke acara pernikahannya cowok itu?" tanya Kio yang saat ini tepat berada di kursi kemudi mobilnya. Di sampingnya sudah ada Giya dengan tampilan elegan yang siap memberikan ucapan selamat menempuh hidup baru.

"Kalau gue nggak yakin, gue nggak mungkin dandan cantik-cantik kayak gini."

Kio melirik perut Giya yang sudah seperti balon. Sedikit ngeri kalau tiba-tiba Giya mengeluh sakit karena kontraksi. Sekarang tujuan mereka adalah sebuah hotel mewah yang sedang menyelenggarakan acara pernikahan dari seorang Jian dan kekasihnya. Giya memang sudah lama tidak bekerja di perusahaan milik pria itu. Tapi Jian tidak lupa untuk mengundangnya.

Giya yang tidak ingin datang seorang diri-lagipula tidak memungkinkan kalau ia datang sendirian-akhirnya ia meminta Kio untuk mengantarkannya. Kio, Giya dan Awinta, sebenernya mereka sudah bersahabat semenjak menunduduki bangku perkuliahan. Bahkan Giya lebih dulu mengenal Kio daripada Awinta. Jadi wajar saja sebenarnya kalau mereka terlihat akrab.

Mobil bergerak menjauhi lokasi apartemen Giya. Kio menjalankan mobilnya dengan tenang. Ingat waktu Giya meminta Awinta menanyakan apakah ada lowongan di perusahaan Kio? Iya, Awinta benar-benar menanyakannya kepada Kio, dan pria itu langsung menghubungi Giya untuk segera mengirimkan CV-nya. Meskipun bukan sebagai sekretaris pribadi, tapi setidaknya staff keuangan cukup membantunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Lo marah sama Awinta?" Di persimpangan jalan, Giya menanyakan hal yang akhir-akhir ini sangat dihindari Kio.

"Menurut lo?"

"Ki, lo tau kan alasan dia nolak lamaran lo karena apa?"

"Tau, dari dulu, kan, alasannya selalu sama."

"Lo-"

"Kenapa? Lo nyuruh gue buat ngertiin dia lagi? Gi, ini udah kesekian kalinya gue ngelamar dia, tapi ujungnya apa? Penolakan yang selalu gue terima. Iya, gue tau. Dia masih ada tanggungan adeknya yang masih kuliah. Tapi apa dia lupa, gue ini lebih dari cukup buat biayain dia sama keluarganya. Sampe kadang gue mikir, apa gue nggak sepantas itu buat jadi suaminya? Hubungan gue sama dia udah berapa tahun sih, Gi? Bukan sebulan-enam bulan kan?"

"Dia cuma nggak mau ngerepotin lo. Apapun yang terjadi nantinya, tolong jangan pernah tinggalin Awinta. Dia sayang banget sama lo. Lo juga masih mau berjuang lagi, kan?"

Setelah Giya mempertanyakan hal tersebut, Kio masih tampak diam di sampingnya. Terlihat pria itu tidak akan memberikan balasan atas apa yang dipertanyakan oleh Giya. Bahkan setelah 10 menit berlalu. Giya sebenernya juga tidak mau ikut campur lebih jauh. Ia hanya orang luar untuk hubungan mereka.

Suasana ballroom hotel yang menjadi tempat acara pernikahan Jian dan kekasihnya terlihat cukup ramai. Meski undangan tidak sebanyak pada hajatan yang lainnya, tapi hal ini cukup membuat Giya sedikit gerah. Karena jujur, Giya tidak mengenal siapapun selain Kio dan pegawai Jian.

Not Yours ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang