9

67 4 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁Sano hanya membutuhkan

Aku tersenyum lalu melipat kedua tanganku saat ada seorang pria yang menantangku bertarung.

"Begini lho paman aku ini malas berurusan dengan siapapun." Ucapku.

"Ck aku masih sma bocah!" Kesal Pria tersebut.

"Souka apa aku terlihat peduli soal itu." Ucapku santai.

Pria tersebut menyerangku namun aku menghindarinya membuat pria tersebut mengenai tiang jalanan dan jatuh seketika.

"Yah tumbang." Ucapku.

Aku pergi ke kelasku lagi untuk melanjutkan pelajaran hari ini entah gosip darimana banyak orang dewasa yang mencariku namun tanpa mengeluarkan tenaga aku bisa mengalahkan tentu saja dengan taktik.

"Oh iya sano hari ini ada ulangan." Ucap temanku bernama michi miyano.

"Ulangan apa?" Tanyaku.

"Soal faktorisasi." Ucap Michi.

"Mudah sih bagiku." Ucapku.

"Kasih kode nanti pas ulangan." Ucap Michi.

"Siap." Ucapku.

Di sekolahku saat ini yang mau mendekatiku hanya michi karena kebetulan rumahnya tidak jauh dariku sementara anak-anak lain memandang kasta semata.

"Manusia memang sampah." Ucapku.

"Kau juga manusia sano." Ucap Michi.

"Aku lupa." Ucapku.

"Nanti aku bermain dengan adik-adikmu boleh tidak?" Tanya Michi.

"Boleh saja." Ucapku.

Yah aku sudah mengganggap kalau semua anak jalanan yang kujaga selama ini adalah adikku sendiri karena aku bungsu jadi tidak mungkin memiliki adik lagi.

"Lihat para manusia miskin sedang bercengkrama."

"Daripada kau bersembunyi dibawah nama besar ayahmu saja dasar lemah!" Ledekku.

"Kau ingin berkelahi denganku hah!"

"Ayo saja lapangan sekolah luas tuh disana yuk baku hantam yang duluan mati yang menang." Ucapku.

Siswa tersebut langsung duduk karena hal tersebut membuat aku tertawa akan hal tersebut.

"Ayolah kau ini aku bercanda tahu." Ucapku.

"Ck diamlah kau miskin!"

Aku hanya tersenyum dan guru masuk untuk memulai pelajaran jadi aku fokus mendengarkan penjelasan guru.

Pulang sekolah aku sendirian karena sabo ada sedikit urusannya soal keperluan sekolah yang kami berdua dirikan.

Tiba di depan sekolah yang kubangun disana ada dadan bersama anak-anak yang lain sedang bermain bersama-sama.

"Kaasan memasak apa hari ini?" Tanyaku.

"Hanya sup tomat dan onigiri saja." Ucap Dadan.

"Aku makan dulu ya kaasan." Ucapku.

"Iya makan yang banyak." Ucap Dadan.

"Tentu saja kaasan." Ucapku.

Aku berlari ke rumah untuk makan karena kelaparan menu nya memang sederhana tapi aku senang sekali saat memakannya.

"Tidur dulu lha aku lelah sekali hari ini karena harus bolak-balik ke luar kelas beberapa kali karena ada menantangku terus-menerus." Ucapku.

Aku tertidur namun aku merasakan ada yang mengelus surai rambutku membuat aku menikmati hal ini.

"Tidur yang nyenyak ya putra kaasan." Ucap Dadan.

"Kaasan aku pulang!" Pekik Sabo.

"Darimana sabo kok baru pulang?" Tanya Dadan.

"Nih aku membelikan etto lipstik untuk kaasan." Ucap Sabo.

"Padahal tidak perlu lho." Ucap Dadan.

"Hanya ucapan terimakasih dan sano saja karena sudah menyayangi kami berdua seperti anakmu sendiri." Ucap Sabo.

Dadan tersenyum akan ucapan sabo barusan lalu mengelus surai rambut sabo dan mencium keningnya sabo.

"Makan dulu sana dan selesai makan istirahat ya." Ucap Dadan.

"Tentu kaasan." Ucap Sabo.

Sabo makan dengan cepat setelah selesai langsung tidur di sampingku begitu saja lalu malah menarik tubuhku untuk memeluknya.

"Hm niisan." Gumamku.

"Maaf mengganggumu tidur otouto." Ucap Sabo.

Aku kembali tertidur namun aku merasakan kalau sabo memelukku sangat erat sekali.

Aku terbangun dan melihat sabo masih tertidur dengan nyenyak jadi perlahan-lahan aku melepaskan pelukan lalu pergi keluar kamarku.

"Kaasan!" Panggilku.

"Ada apa nak?" Tanya Dadan.

"Jam berapa sekarang?" Tanyaku.

"Jam delapan malam." Ucap Dadan.

"Eh aku telat!" Pekikku.

"Kaasan sudah memberitahu semuanya kalau sekolah libur dulu dan besok masuk seperti biasanya." Ucap Dadan.

"Oh baiklah." Ucapku.

Aku duduk di samping dadan dan memeluknya sangat erat lalu kulihat sabo terbangun melihat kearahku sejenak mengikuti tindakanku memeluk dadan.

"Liburan musim panas kita camping yuk!" Ajakku.

"Yang lain diajak kan lebih menyenangkan kalau banyak orang." Ucapku.

"Ide bagus tuh." Ucap Sabo.

"Kaasan tidak kuat berjalan jauh sano." Ucap Dadan.

"Tenang nanti aku sewa motor kaasan sementara kita semua jalan kaki saja biar sehat." Ucapku.

"Jangan ke kawasan angker nanti ada bahaya kan gawat." Ucap Sabo.

"Soal itu bisa diatur aku cari tempat camping yang sering dikunjungi banyak orang dengan rating terbaik kok." Ucapku.

"Jangan ke luar negeri pokoknya lebih baik di negara sendiri saja." Ucap Sabo.

"Malas ke luar negeri kita jelajahi negara sendiri dulu baru deh ke luar negeri." Ucapku.

Aku dan sabo membicarakan soal liburan musim panas yang akan tiba sebentar lagi sementara dadan mengelus surai rambut kita berdua.

🍁 Waktu bersama orang yang disayanginya

Gegabah

~ 04 September 2022 ~

Lebih cepat update soalnya kouta habis

✔️ Sabo Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang