8

77 4 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🎩 Sabo senang saat sano

Sudah sebulan dadan berada di rumah kami berdua bahkan anak-anak lain sangat akrab dengannya membuat aku tersenyum mengingat hal tersebut.

"Niisan!" Panggil Sano.

"Ada apa sano?" Tanyaku.

"Bibi baik kenapa anaknya malah membuangnya ya?" Tanya Sano.

"Aku tidak tahu alasan pastinya sano." Ucapku.

"Kenapa ibu kita tidak seperti bibi sih kan kalau begitu aku akan senang sekali." Ucap Sano.

Kami berdua memang kekurangan kasih sayang seorang ibu karena ibu kandung kami berdua lebih sering menemani touchan pergi yah namun aku bersyukur saja akan hal tersebut kalau kaachan tidak sibuk maka akan memperhatikan kami berdua tapi semenjak kehadiran sterry itu semua hilang begitu saja.

"Sano mau peluk sosok ibu lagi." Ucap Sano sedih.

Aku memeluk tubuh sano yah sekuat apapun seorang anak kecil pasti dia menginginkan hal kecil yang sangat bermakna untuknya.

"Niisan lebih erat." Ucap Sano.

"Sano adiknya niisan itu hebat ya jangan cengeng ya kan kita laki-laki harus kuat." Ucapku.

"Hm." Gumam Sano.

"Lho kalian berdua kenapa?" Tanya Dadan.

Sano melepaskan pelukannya dan menghampiri sambil menarik tangan kananku.

"Hm bibi boleh kami memelukmu?" Tanyaku.

"Boleh saja ayo peluk." Ucap Dadan.

Aku dan sano memeluk dadan dengan erat lalu aku merasakan kalau dadaku menghangat akan hal ini.

"Aku senang bibi." Ucap Sano.

"Boleh memanggil bibi, kaasan?" Tanyaku dan sano bersamaan.

"Eh?!" Kagetku dan sano.

"Insting kalian hebat sekali ya." Ucap Dadan.

"Boleh saja aku tidak keberatan kok." Ucap Dadan.

"Yeah punya kaasan!" Pekik Sano senang.

"Ayo kita makan siang dulu tadi aku ingin memanggil kalian berdua untuk makan siang." Ucap Dadan.

"Ada makanan kesukaanmu sabo." Ucap Dadan.

"Wah terimakasih bibi!" Pekikku senang.

"Sama-sama." Ucap Dadan.

Kami bertiga makan siang dengan canda tawa bahkan kulihat sano menyuapi dadan dengan kentang rebus miliknya menu makan siang kami memang sederhana tapi suasananya hangat.

Selesai makan siang kami berdua tiduran di paha dadan karena mengantuk sekali apalagi dadan mengelus surai rambutku dan sano.

Perlahan-lahan mataku tertutup karena mengantuk dan membuka mataku karena sudah cukup beristirahat.

Kulihat sano masih beristirahat dengan tenang setelah mandi aku keluar untuk mengajar tidak lupa berpamitan kepada dadan.

Aku dan sano memutuskan mengajar secara bergantian setiap harinya karena kadang diantara kami ada yang lelah jadi menggunakan sistem seperti ini.

Aku mengajarkan perkalian kepada yang lebih tua sementara yang lebih muda aku ajarkan menulis nama mereka dulu perlahan-lahan.

Selesai mengajar aku pulang dan ternyata sano sedang menonton tv dengan tenang masalah uang keseharian kami berdua mengandalkan uang kejuaraan kami lagipula itu sangat banyak sekali ditambah sano melakukan bisnis jual beli di platform online.

"Bosan sabo jalan-jalan yuk!" Ajak Sano.

"Ajak kaasan juga." Ucapku.

"Baiklah sebentar!" Pekik Sano.

Sano berlari dan malah menarik tangan dadan membuat aku terkekeh geli melihat hal tersebut.

"Memang mau kemana?" Tanya Dadan.

"Entahlah sano mengajak jalan-jalan." Ucapku.

"Ayo kaasan kita jalan-jalan saja bosan tahu di rumah tahu kan mumpung malam minggu." Ucap Sano.

"Apa hubungannya?" Tanyaku.

"Kan biasanya remaja seumuran kita itu ngedate gitu sama pacarnya." Ucap Sano.

"Aku tahu arah pembicaraanmu sano." Ucapku.

"Niisan izinkan aku memiliki pacar dong!" Rengek Sano.

"Tidak aku masih ragu akan hal tersebut." Ucapku.

"Sekali saja!" Rengek Sano menarik-narik tangan kananku.

"Gara-gara mantan terakhirmu itu kau sering bolos sekolah bahkan terancam tinggal kelas karena hal tersebut." Ucapku datar.

"Itu kan karena aku sendiri." Ucap Sano.

"Tidak ada pacaran untukmu lebih baik fokus belajar!" Tegasku.

"Kaasan!" Rengek Sano.

"Ucapan kakakmu benar lho sano jangan pacaran dulu lebih baik fokus belajar." Ucap Dadan.

"Ya sudah ayo lebih baik jalan-jalan saja." Ucap Sano.

Kami bertiga jalan-jalan dan melihat ada festival jadi kesana namun melihat ada keluarga kandung kami bersenang-senang bersama sterry yang tertawa lepas saat dia melihat kami dia meledekku dan sano.

Sano berlari kearahnya lalu menghajar wajah sterry begitu saja karena selalu kesal akan kehadiran sterry.

"Kau masih hidup saja." Ucap Touchan.

"Tentu saja aku tidak mudah mati heh!" Ledek Sano.

Touchan akan menghajar sano namun dengan mudah sano menjatuhkan touchan begitu saja.

"Yah sayang sekali tumbang!" Ledek Sano.

"Niisan! Kaasan! ayo bersenang-senang!" Pekik Sano.

Sano dengan wajah tidak berdosa sama sekali langsung meninggalkan sterry dan touchan begitu.

Kami bertiga bersenang-senang di pasar malam bahkan melakukan foto box untuk bersenang-senang.

Selesai bersenang-senang kami pulang karena kelelahan apalagi sano sangat hiperaktif sekali tadi di festival bahkan sekarang malah tertidur begitu saja sambil memeluk leherku.

"Sepertinya sano kelelahan sekali." Ucap Dadan.

"Sano kan hiperaktif sekali kalau melihat ada festival begitu." Ucapku.

"Kaasan istirahat dan sabo juga istirahat ya." Ucap Dadan.

"Iya kaasan." Ucapku.

Dadan masuk ke kamarnya dan aku langsung menggendong sano ke kamarnya melepaskan sepatunya lalu tertidur di sebelahnya namun sano malah memelukku sangat erat.

🎩 Kalau melihat sano senang

Gegabah

~ 02 September 2022 ~

✔️ Sabo Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang