【 06/10 】

619 162 1
                                    

HARI berganti, sudah hampir satu minggu setelah kejadian dimana Perez yang terbengong menyadari kalau ternyata (Name) memiliki kekuatan sihir.

Itu berbahaya, karena Kekaisaran ini sangat memusuhi bangsa Penyihir. Perez jadi ketakutan sendiri membayangkan bagaimana jika (Name) ketauan bisa menggunakan sihir. Dia tidak mau (Name) kenapa-kenapa. Dia sungguh tidak mau.

Hubungan mereka awkward. Hingga akhirnya, Perez yang sudah tak tahan bertanya. "(Name), sejak kapan? "

(Name) yang mengerti arah pertanyaan tersebut menjawab, "saya sudah bisa semenjak saya kecil, Pangeran. "

'Bakat dari lahir .. ' Perez mengangguk mengerti, ini susah. "Tidak ada yang tau? "

"Um,,, sejauh ini, hanya Pangeran saja yang mengetahuinya. " (Name) tersenyum menyakinkan, "tenang saja, Pangeran! Saya akan baik-baik saja! "

"Aku pernah mendengar dari maid pribadiku dulu, dan dia di hukum mati setelahnya. " Perkataan Perez membuat (Name) merinding seketika. Dia bisa sihir, dan itu berbahaya.

Dia bisa saja di bakar hidup-hidup! Bagaimana nih?

"Sudahlah. Hari ini ada pesta Kekaisaran, bisa bantu aku? " (Name) mengangguk. Palingan dia hanya membantu memasangkan kancing, menyisir rambut Perez, merapikan bagian lain. Itu gampang!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Hadap sini, Pangeran. " (Name) berujar, Perez memutar tubuhnya dan menghadap (Name) yang tengah bergulat dengan kancing jas Perez. (Name) menjongkok-kan dirinya karena perbedaan tinggi mereka, (Name) lebih tinggi.

Lagi, Perez tidak sengaja mencium aroma vanila bercampur coklat. "(Name). "

"Iya, Pangeran? " (Name) menjawab tanpa menolehkan kepalanya. Dia masih sibuk.

"Kau suka aroma vanila? "

"Pangeran sadar? Saya menyukainya. Apalagi kalau di campur aroma coklat! Itu sungguh merilekskan diri saya, kenapa Pangeran? Apa itu mengganggu anda? " (Name) bertanya khawatir.

Perez menggelengkan kepalanya pelan, "tidak. Aku menyukainya. "

"Ya? Apa anda bilang sesuatu? " (Name) mendongak menatap iris merah milik Perez.

Deg!

Netra mereka berdua bertemu, sangat jelas dan dekat. Mereka berdua sama-sama terdiam dalam posisi ini hingga (Name) berdehem dan menjauh.

"Y-ya, anda sudah siap. Pangeran. " Perez mengangguk.

Perez berjalan, "(Name)."

"Ya? "

"Kau akan bagaimana? " (Name) berpikir sejenak, lalu dia tersenyum. "Saya akan menunggu anda di taman? "

Perez menarik alisnya keatas, namun dia mengangguk mengerti. "Tunggu aku. "

(Name) tersenyum dan melambaikan kedua tangannya. "saya mengerti, Pangeran! "

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

(Name) berjalan di taman Kekaisaran. (Name) duduk di bangku taman dan menatap ke kanan kiri. Namun pandangannya terhenti ke seekor kucing berbulu putih.

(Name) mendekati kucing itu dan dengan perlahan mengelus nya. Kucing itu agak ketakutan, namun (Name) membisikkan pelan bahwa tidak apa-apa. Kucing itu akhirnya tenang, namun (Name) dapat melihat ada luka di sana, (Name) melihat ke kanan dan kiri lalu menyembuhkan lukanya.

Kucing itu sempat terkejut. Dan (Name) hanya memeluknya, berupaya agar kucing itu merasakan kehangatan walau hanya sebentar.

"Kau manis sekali, " (Name) berucap dengan senyuman merekah. Kucing itu mendongakkan kepalanya dan hal pertama yang dia lihat adalah, senyuman yang sangat hangat. "apa aku bisa membawamu pulang? "

Kucing itu menunjukkan mata memelas, (Name) yang tak tahan langsung memeluknya erat.

"(Name). " (Name) menolehkan kepalanya dan tersenyum lebar.

"Pangeran! Anda langsung bisa mengenali saya! " (Name) tertawa sendiri, dia menunjukkan kucing yang berada di gendongannya.

Perez menatap kucing itu, entah kenapa kucing itu mengingatkannya dengan seseorang. "Dimana kau menemukan kucing ini? "

(Name) mengerjapkan matanya,"saya menemukannya di semak-semak, Pangeran. "

Perez menjulurkan tangannya, mau mengusap kepala kucing tersebut. Namun kucing itu langsung mencakarnya, (Name) panik.

"Anda baik-baik saja, Pangeran???? " (Name) langsung menjulurkan tangannya dan mengobati bekas cakaran tersebut.

"Untuk sementara waktu, lukanya akan membekas. Tidak apa-apa bukan, Pangeran? "

"Ya." Perez menjawabnya. (Name) terkekeh kecil.

"Miaw? "

(Name) menatap ke kucingnya, dia hanya mengelus nya. "Saya ingin merawat kucing ini .. "

"Tidak boleh. " Perez langsung memotong perkataan tersebut. (Name) ber-ee ria.

You got it!

"Kenapa, Yang Mulia!? "

"Itu akan mengganggu waktu kerjamu nanti. "

"Tidak akan! Saya berjanji! " Perez tetap tidak memperbolehkannya. (Name) cemberut tidak suka.

"Pangeran pelit! "

BE MINE ? ꒰ Perez Brivachau Durelli ꒱ [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang