【 03/10 】

766 169 6
                                    

Perez menghela nafas, dia bosan karena terus menerus berurusan dengan pelajaran dan Alkitab. Dia ingin merasakan sesuatu yang baru. (Name) yang tengah menyajikan teh di cangkir Perez menoleh ketika mendengar suara Perez.

"(Name). "

"Ya, Pangeran? " (Name) menatap Perez bingung.

"Kau terlihat menikmati menjadi maid, apa kau tidak bosan? " (Name) mengerjapkan matanya dan terkekeh canggung.

"Hehe. Begini ... Kalau saya bosan, saya biasanya menghabiskan waktu dengan kabur ke tengah kota dan membeli makanan. "

Perez agak terkejut, sungguh, dia kira (Name) selalu berada di Istana sama seperti dirinya. Ternyata (Name) adalah tipikal orang yang tidak suka di kekang atau gampang bosan.

"Pangeran, anda bosan? " Perez dengan ragu-ragu mengangguk, (Name) tersenyum jahil.

"Mau kabur bersama saya? "

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Perez menatap cengo ke depannya. Dimana (Name) dan dirinya berhasil kabur tanpa ketahuan dengan para Ksatria. (Name) menemukan sebuah jalan keluar yang menghubungkan antara Istana dan kota.

"Hehe, Pangeran. Bagaimana? " (Name) datang dan memakaikan tudung ke Perez, "jangan bergerak, pangeran. Saya pasangkan dulu. "

Perez mengangguk, dia membiarkan (Name) memasangkannya tudung tersebut. Sekilas dia dapat menghirup aroma vanila bercampur coklat dari rambut (Name), namun di tepis nya secara langsung karena tidak sopan.

"Sudah selesai, " (Name) tersenyum puas, dia berjalan di depan Perez dan tersenyum kearahnya, "ayo kita jalan-jalan sejenak, Pangeran. "

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Perez menatap ke kanan dan kiri, dia menatap bingung. Dia takut kehilangan (Name) yang selalu aktif ke sana sini, jadi dia memutuskan untuk mengingatkan tangan mereka berdua dengan sapu tangannya.

(Sapu tangan Perez serba guna geys)

"Untuk apa ini, Pangeran? " (Name) bertanya bingung dengan tangannya yang di ikat dengan sapu tangan Perez.

"Aku takut kehilanganmu. " Perez menjawab dengan datar dan singkat, (Name) mengangguk mengerti.

"Aduh, lucunya~! " Tanpa di sadari, ternyata mereka menjadi sorotan. Apalagi saat mendengar kalimat Perez yang membuat mereka salah paham. (Name) yang mengerti arti kalimat Perez mengangguk saja.

Yang di tangkap otak (Name), Perez takut kehilangan dirinya karena ini baru pertama kalinya Perez ke ibu kota sendiri. Perez tidak mau kesasar.

"Kita mau kemana? " Perez bertanya. (Name) berpikir sejenak.

"Bagaimana dengan membeli itu? " Jari telunjuk (Name) mengarah ke sebuah toko. Toko manisan, Perez menggeleng. Dia tidak suka yang manis-manis, (Name) memasang muka memelas. Perez menghela nafas dan mengangguk.

"Kau tau banyak kue manis, ya. " Perez berkomen menatap kearah kue manis yang di bawa (Name), (Name) terkekeh.

"Karena saya menyukai kue! " Perez terdiam menatap sosok di depannya. Sosok di depannya terlihat sangat ... Cantik dan hangat.

Perez mengusap matanya, 'apa barusan aku salah lihat? '

"Ah, Pangeran! Lihat ke sana! "

'Aku seperti melihat ... Malaikat ... '

BE MINE ? ꒰ Perez Brivachau Durelli ꒱ [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang