Catatan Rasya : mulai baca cerita ini pake lagu lagu yang udah di saranin ya bestie~
"SEBENTAR lagi Pangeran Perez berulang tahun. " Perez mengangguk mendengar kalimat yang di lontarkan sang ayah, Kaisar Lehmbruk Empire. Jovanes Durelli.
"Pangeran akan bertambah dewasa, dan menemukan cinta sejati nya sendiri! Fufufu~" Yang Mulia Ratu ikut menambahkan, tersenyum senang seolah membayangkan hal tersebut. Lavini Angenas Durelli.
"... Saya belum berpikiran tentang cinta sejati saya. " Perez Brivachau Durelli, Pangeran kedua dari Kekaisaran Lehmbruk.
"Tapi aku dengar kau sangat dekat dengan pelayan pribadimu, si (Name) Cage itu. " Pangeran pertama, Astana Nerempe Brivachau menimpali dengan muka meledek. Perez melirik tajam kearah Astana, saudara tirinya.
"Astaga. Apakah itu benar? Sayang sekali, tapi kalian tidak akan bisa bersatu. " Lavini berujar agak bersedih, "anda adalah seorang Pangeran. Dan (Name) adalah maid yang berstatus rakyat jelata. "
"Benar." Jovanes menyahuti, "mungkin kau akan cocok dengan salah satu Putri Duke Lombardi? Florentia Lombardi? Kudengar dia sangat pintar. "
"Atau mungkin dengan Putri Count Weinberg! Putri Charlotte. " Lavini menambahkan dengan semangat. Perez hanya diam, membiarkan mereka berbicara dengan siapa dia harus berpasangan.
Perez sudah tau dan sadar. Bahwa sedalam apapun cintanya kepada maid pribadinya sendiri, (Name) Cage. Mereka tidak mungkin bisa bersatu di Dunia yang penuh akan 'Gelar' ini. Perez tidak menyalahkan (Name) sama sekali, ini bukan salahnya. Melainkan salah dirinya sendiri, (Name) hanya maid yang si perintahkan untuk merawatnya.
Bukan menjadi pendamping hidupnya.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
"Apa anda menyukai Pangeran Perez? "
"Maaf? " (Name) mengulangi kalimat Caessa, (Name) tersenyum kikuk dan menaikkan bahunya seolah tidak tau.
"Saya rasa ... mungkin saya ... sedikit, menyukai Pangeran? " (Name) tersenyum lembut, menyembunyikan anak rambutnya ke belakang daun telinganya dengan gugup.
"Sa, saya hanya sedikit menyukai Pangeran! Saya tau saya sudah lancang kalau menyukai Pangeran! " (Name) berujar cepat, dia menatap kearah sapu tangan Perez yang kini sedang berada di tangannya.
Tatapannya berubah menjadi sendu, namun senyumnya tak pernah absen dari muka cantik nya. "Saya sadar diri, kalau saya tidak akan pernah bisa bersama Pangeran karena saya hanya lah rakyat jelata. " (Name) menghirup sejenak sapu tangan tersebut.
"Bukankah begitu, Yang Mulia? " (Name) tersenyum kearah Caessa, angin bertiup menerbangkan surai blonde miliknya. Caessa yang seolah terhipnotis hanya diam.
Tapi, Caessa langsung tersadar. "Benar. Tidak akan bisa, ya. "
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Malamnya, (Name) yang berjalan menyusuri lorong Istana jadi terdiam memikirkan perkataannya siang tadi. Dia tidak berbohong jika dia memang menyukai Perez. Pangeran yang dia rawat.
(Name) menangkap kehadiran Lavini, dia menunduk hormat memberi salam kepada sang Permaisuri alias Ratu. Lavini hanya menatapnya dari atas hingga bawah, seolah-olah menilainya.
"Jadi itu kau. Penyihir yang tak tau malu yang menyamar menjadi Maid? "
Deg!
Jantung (Name) berdegup begitu keras. Saking kerasnya, (Name) sampai mengalami serangan panik. Namun dia berusaha menetralkan semua itu.
"Apa maksud anda, Yang Mulia? " (Name) menatap kearah Lavini. Lavini hanya tersenyum merendahkan.
"Aku tau kau memiliki sihir, bukan? Heh. Merendahkan sekali. " Lavini menyenggol (Name) dan berjalan menjauh. Meninggalkan (Name) sendirian di lorong yang gelap itu.
(Name) menghela nafas dan berjalan menjauh. Tujuannya adalah kamar sang Pangeran, untuk memastikan bahwa Pangeran sudah tidur atau belum.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Tok tok tok
"Pangeran, ini saya. Apa anda sudah tidur? " (Name) berujar pelan, tidak mendapati jawaban, dia membuka pelan pintu dan mendapati Pangerannya sedang duduk di atas kasur sembari menenggelamkan mukanya di sela-sela lengannya.
(Name) masuk dan menutup pintu, dia berjalan dengan pelan dan berdiri si samping Perez.
"Yang Mulia. Anda terluka. " (Name) menjulurkan tangannya sejenak, rasa ragu menyelimuti dirinya. Namun dia mengusap pelan surai hitam milik sang Pangeran.
Perez hanya diam. Berusaha menahan isak tangisnya, dan (Name) menyadari hal tersebut.
"Pangeran... "
"(Name). Apa suatu saat nanti kau akan meninggalkanku? " Suara (Name) terhenti dengan suara serak milik Perez.
"Apa kau akan meninggalkan ku seperti ibuku? " Nafas (Name) tercekat saat itu juga. Dia tidak tau bagaimana caranya membalas kalimat Perez, dia hanya bisa diam diam mengelus surai hitam milik Perez.
".. Aku tak mau kehilangan mu. Sama sekali tidak mau ... "
Usapan di kepala Perez terhenti, (Name) membiarkan Perez melanjutkan kalimatnya
"Berjanjilah agar tidak meninggalkanku. " Suara Perez terdengar lirih, masih tidak ingin menarik mukanya keatas, menghadap ke muka (Name).
"... Tidak perlu berjanji, Pangeran. " Kalimat itu keluar dengan kaku, "sekarang saya sedang bersama Pangeran. Jadi, tidak usah berjanji soal itu. "
Perez diam, "tidak perlu kau tempati juga tidak apa-apa. "
(Name) tertegun, "janji itu hanya untuk membuat keduanya merasa baik, walaupun hanya sebuah kebohongan manis. "
Hatinya serasa di remas dengan begitu kuatnya, (Name) mendekat secara perlahan dan merengkuh tubuh Perez yang terlihat rapuh. (Name) menaruh muka Perez di pundaknya, sementara (Name) mengelus punggung Perez.
"Ukhhhh." Perez berusaha menahan semuanya, dia memeluk balik tubuh (Name) dan menumpahkan emosi miliknya.
Mungkin Perez tidak sadar, tapi (Name) sendiri meneteskan air matanya.
Seekor kucing putih menatap mereka berdua dalam diam, dia meringkuk di depan jendela yang dingin dan memejamkan matanya. Berupaya untuk tidur, dan mengabaikan kejadian di depannya.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Yey, chapter depan tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/307766887-288-k906322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE ? ꒰ Perez Brivachau Durelli ꒱ [ ✔ ]
Fanfiction❝𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐑𝐨𝐦𝐞𝐨 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐉𝐮𝐥𝐢𝐞𝐭 ? ❞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ -ˋˏ✄┈┈┈┈ Romeo dan Juliet adalah dua orang yang kisah cintanya bisa membuat orang-orang me...