5.

712 161 11
                                    

Perayaan Nyepi kurang 3 hari lagi, dan hari ini berbondong-bondong warga desa pergi ke sungai untuk penyucian diri.

"Tetapi, bukankah Ratu tidak merayakan hari raya ini, kenapa datang dan ikut memeriahkan?" tanya salah seorang warga pada Sherman.

Sherman dengan wajah datarnya menoleh pada Elyana yang tengah memakan bakaran singkong di saung dekat sungai.

"Karena dia tak bisa diam di istana," jawab Sherman ketus.

Orang yang tadi bertanya melirik heran, merasa kurang yakin dengan jawaban pengawal Ratunya itu.

"Sepertinya kau tidak menyukai Ratu."

"Memang."

Orang itu terkejut, bola matanya hampir keluar karena mendengar jawaban jujur dari Sherman. "Kau sangat tidak sopan, akan ku beritahukan pada Ratu yang baik hati itu."

Orang itu berlalu mendekati Elyana, Sherman berdecak karena dia yakin sekali pun orang itu berkata bahwa dirinya sudah menjelekkan Elyana dia tak akan dikeluarkan dari istana.

"Yang Mulai Ratu?" Elyana yeng tengah memakan singkong bersama remaja desa menoleh ke sumber suara.

"Ya, kenapa Brayan?"

"Pengawalmu mengatakan tak menyukaimu dan itu sangat tidak sopan, sepertinya dia perlu dihukum."

Elyana melirik Sherman yang tengah membakar singkong dengan tersenyum manis. "Ah, dia sebenarnya orang yang sangat baik, tetapi jika katamu dia berkata tidak menyukaiku, akan aku hukum nanti jika sudah kembali ke istana."

Brayan mengangguk. "Ya, dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal Ratu!"

"Hm, baiklah nanti akan ku hukum dia sampai jera dan meminta maaf padaku, Terima kasih Brayan, sudah memberitahukan padaku."

"Dengan senang hati Yang Mulai Ratu." Brayan menunduk, lalu pamit pergi bergabung dengan teman-temannya.

Elyana pamit pada remaja desa yang tadi berceloteh bersamanya. Perempuan dengan gamis hitam yang menyapu tanah itu mendekati Sherman.

"Apa kau tidak bisa menyembunyikan raut wajahmu untuk berpura-pura menyukaiku?"

Sherman menggeleng dengan terus mengipasi api.

"Kau sepertinya menginginkan sebuah hukuman."

"Aku menginginkan kau melepasku." Sherman mengangkat wajahnya, balas menatap wajah ayu Elyana. "Biarkan aku mengabdi pada Yang Mulia Raja."

"Tapi aku menginginkanmu, mengabdi padaku."

Sherman tidak membalas.

"Ah, bagaimana dengan kontrak?"

"Kontrak?"

"Ya, kita bisa membuat kontrak. Kau mengabdi padaku sampai 3 bulan ke depan, lalu setelah itu kau bisa kembali mengabdi pada Rajamu itu."

"Itu suamimu."

"Aku tidak memiliki suami untuk saat ini."

"Kau mencintainya."

"Tidak."

"Kau pernah mengejar-ngejarnya."

"Tidak lagi sekarang."

"Kau per-"

"Ck, mengapa kau mengajakku berdebat. Iya atau tidak?"

"Ya, aku terima tawaran itu."

"Sip!"

Elyana menepuk bahu Sherman sekali, lalu beranjak mendekati sungai.

Sherman tersenyum, baru kali ini dia mengagumi Ratu karena sitat dewasanya.

Ratu GaulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang