10

861 150 48
                                    

"Sedang memikirkan apa?" Sherman meletakkan cangkir berisi teh hangat di depan Elyana.

Mendengar pertanyaan Sherman membuat Elyana menghela nafas, menopang dagu malas dan menerawang jauh ke dalam hutan.

"Seandainya, gue balik. Lo bakalan kangen gak?"

Alis tebal Sherman bertemu, sepertinya laki-laki itu tidak paham arah pembicaraan Elyana.

"Slamet, gue mau jujur tapi lo gak boleh bilang sama siapa-siapa, ya?" Elyana memutuskan pandangannya ke samping, di mana Sherman berdiri dengan tegapnya.

"Sini duduk." Di balkon kamar Elyana memang ada meja dan kursi, balkon luas yang menyuguhkan hijaunya hutan.

Sherman duduk di kursi samping Elyana, namun sebelum itu dia letakan dahulu pedang panjang yang selalu dia bawa kemana-mana di samping meja.

"Slamet, gue harap lo bisa tutup mulut, dan gue harap dengan gue jujur sama lo, lo gak ngejauhin apalagi sampe gak mau temenan lagi sama gue." Elyana tersenyum melihat wajah masam Sherman, karena bagaimana pun Sherman belum terbiasa dengan perkataan asing yang keluar dari mulut Elyana, terlebih jika Elyana berkata cepat.

"Katakan," pungkas Sherman, kala lelaki itu sudah paham maksud Elyana.

"Slamet." Elyana memandang bola mata Sherman yang berwarna coklat terang. "Sebenarnya, gue bukan Elyana."

Elyana dengan jelas melihat wajah kebingungan Sherman.

"Nama gue yang asli itu Annisa. Dan gue dari masa depan."

Mendengar perkataan tak masuk akal dari mulut Elyana, Sherman terkekeh geli. "Omong kosong apa yang sedang kau bicara Lyana?"

Sherman menduga Elyana sedang berkhayal, terlebih dia tahu bahwa Elyana memang suka berbuat aneh.

"Gue gak lagi boong." Wajah Elyana terlihat serius, gestur wajahnya pun terlihat dia sedang tak ingin bercanda. "Kalo lo gak percaya, lo bisa tanya sama temen gue yang tadi siang kita temuin."

Mendengar perkataan serius Elyana membuat Sherman mencari kebohongan di dalam mata jernih Ratunya.

Tidak ada.

"Kau bersungguh-sungguh?"

Elyana mengangguk.

"Tapi, bagaimana bisa?" Sherman terlihat frustasi atau lebih tepatnya dia sedang berusaha yakin tapi hatinya menolak.

"Gue juga gak tau, tiba-tiba aja gue udah di sini."

"Apa maksudmu, semenjak kau membuka mata setelah tidur panjang itu?"

Elyana mengangguk, perempuan berkerudung coklat itu menyesap teh-nya.

"Gue galau, bingung gimana cara buat baliknya."

Elyana kembali menopang dagu, tadi dia duduk di balkon sendirian, dia sedang galau memikirkan gimana dia bisa pulang, tapi karena dia merasa kedinginan dia pun meminta Sherman untuk membuatkannya teh hangat.

"Kau bisa meminta tolong pada Kaisar."

Mendengar usulan Sherman, Elyana menghela nafas kesal. "Gak bakalan bisa gue yakin."

Elyana menoleh pada Sherman. "Gue yakin, ini cuma mimpi gue, dan suatu saat kalo gue kebangun pasti gue bakal pergi juga dari sini."

Sherman melihat tatapan tak berdaya Elyana, Sherman membalas tatapan itu dengan mata tenang.

"Di sini ada aku, aku akan menjagamu hingga kau dapat kembali ke Dunia aslimu."

Elyana mengernyit. "Lo lupa, kita ada kontrak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ratu GaulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang